Chapter 022

12 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eps 022

.

Ari sudah pergi menjauh dari alun-alun, sekarang cuma ada Rey sama Ian. Rey sama Ian nyoba nyabut pedang yang lagi nancep di tanah, tapi gak satupun dari mereka yang bisa nyabut tuh pedang.

"Sial, susah banget nyabut nih pedang." umpat Rey yang masih berusaha buat nyabut tuh pedang.

"Kayaknya cuma Ari yang bisa nyabut nih pedang Rey. Tapi Ari udah pergi pake helicopter tadi."

"Gue pasti bisa, gak cuma Ari doang yang bisa nyabut pedang ini. Gue pasti bisa."

Ian hanya bisa duduk santai selagi Rey masih terus nyoba nyabut tuh pedang. Hari mulai siang, namun Rey masih belum juga bisa nyabut tuh pedang.

Pukul 12.21 WIB.

"Gue nyerah dah, gue bener bener gak bisa nyabut nih pedang." Rey akhirnya menyerah, dan tidur telentang di samping pedang itu.

"Udah Rey? Kalo udah, istirahat dulu, cuaca lagi panas." ucap Ian santai.

Rey berdiri, dan berpindah tempat ke kursi panjang yang ada di samping Ian. Rey duduk di sana dan meluruskan kakinya. Mereka berdua menatap langit, dan melihat beberapa helicopter terbang tinggi di atas mereka.

"Ian, menurut lu, gue tadi udah keterlaluan ya ke Ari?" tanya Rey ke Ian, tapi Ian gak ngejawab, ternyata Ian udah tertidur.

"Wah, nih orang udah tidur aja. Eh narator, lu dari tadi diem aja, biasanya lu ngajak kita ngobrol." Rey manggil-manggil gue, tapi sengaja gue gak ngomong, gue cuma ngejatuhin kertas.

"Males." tulisan di kertas yang gue jatuhin.

"Wah, lu marah karena gue tadi marah ke Ari?"

"Menurut lu?" gue ngejatuhin kertas yang lain.

"Yaudah, gue minta maaf. Gue tadi lagi terbawa emosi."

"Minta maaf sana sama si Ari." kertas ketiga dijatuhkan.

"Lah, sekarang Ari di mana? Dia udah pergi jauh."

"Bukan urusan gue. Dan gue gak bakalan ngasih bantuan selama kalian belum saling minta maaf."

"Yaudah, gue bakalan nyari Ari buat minta maaf. Ian bangun, kita cari Ari."

Rey langsung ngedorong Ian sampe jatuh dari kursinya, karena terlalu kagetnya, Ian langsung merangkak menjauh. Setelah sadar bahwa itu ulah Rey, Ian langsung mengikuti Rey pergi. Mereka bertiga mengambil beberapa senjata seperti shotgun, sniper, revolver, M16, MP5 dan beberapa dinamit dan granat.

Setelah itu mereka memasukkan semua senjata itu ke dalam mobil jeep tentara, dan mereka pergi menggunakan jeep itu. Mereka berdua tidak tau ke mana mereka harus pergi, tapi mereka yakin bisa menemukan Ari.

Di sisi lain, Ari sedang berada di alun-alun Rambipuji, di sana juga ada pos pengungsian yang dikelilingi pagar kawat berduri. Hanya ada beberapa tentara yang berjaga-jaga di alun-alun Rambipuji, mungkin sekitar sepuluh tentara, tidak lebih. Melihat kurangnya perlindungan dan pertahanan di tempat itu, Ari mengeluarkan semua senjata yang ada di helicopter, dan membagikan semua senjata itu kepada semua pengungsi yang ada di sana.

"Jangan berebut, semua orang pasti akan mendapat senjata masing-masing. Masih ada banyak senjata di dalam helicopter ini."

Ari membagi-bagikan senjata itu dibantu beberapa tentara yang ada di situ, semua orang sudah mendapatkan senjata masing-masing, dan ternyata sisa senjata di helicopter masih cukup banyak. Semua senjata yang tersisa dipindahkan ke dalam tenda militer untuk persediaan jika suatu ketika mereka kekurangan senjata.

"Aku mau senjata seperti punya kakak." teriak anak perempuan berusia sekitar sembilan tahun sambil menunjuk perisai yang ada di punggung Ari.

"Perisai ini?" Ari lalu mengambil perisai di punggungnya, dan menunjukkannya kepada semua orang yang ada di tempat itu.

"Ibu lihat! Kakak itu seperti Captain America." teriak gadis kecil itu lagi.

"Tidak Fira, Captain America itu ada di Amerika, kalo di Indonesia itu namanya Captain Indonesia." jawab ibu gadis kecil itu.

Semua orang tertawa mendengar percakapan anak dan ibu itu, Ari jadi teringat pada ibunya yang sedang bekerja di luar kota, dia berharap infeksi tidak menyebar ke kota lainnya, agar mereka yang ada di luar kota Jember tidak merasakan ketakutan yang mereka alami saat ini.

Pukul 14.06 WIB.

Hari menjelang sore, dan saat itu sedang mendung, sepertinya tidak lama lagi akan turun hujan, untuk mengisi waktu senggang saat itu, Ari mengajak anak-anak, remaja bahkan orang tua untuk bermain bola. Tindakannya itu bukan tanpa alasa, dia ingin menghilangkan rasa takut di antara mereka semua.

.

Next to Eps 023

.

#A.J.

J.R.T Jones Response TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang