Chapter 04

306 16 0
                                    

Ika-nee datang dengan chapter baruuuu.... *teriak pake toa*

Len: Nee-chaaann.. berisik.. *muncul sambil nuntup telinga*

Hehehehe.. gomen, Husbandoku yang keren namun shota ^-^

Len: Cih.. sejak kapan aku Shota *kesal*

Sejak mereka mencipatkanmu າ(ಡយಡ)ງ

Len: grrrr... awas kau.. *marah*

Hehehe.. kalau kau marah, chapter ini tidak ada Romance loh..

Len: ehh.. kenapa gitu.. *heran* harus ada pokoknyaaa..

Baik-baik tapi pakai ini dulu ya? *memberikan kostum the lost memory ke Len*

Len: *melihat kostum yang di berikan* ini kan...???? *lihat ke arah Author* -_-

Hahahaha.. kita lihat di akhir chapter ini, saat Len memakai kostum itu *dalam hati tertawa nistan*

.

.

Kalau gitu......
.

.

Happy Reading???????

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

.

.

.

.

Len sedang berjalan bersama dengan Rin, mereka berjalan diam tak ada yang berbicara saat mereka mulai pergi ke markas hunter. Sementara mereka melewati pusat kota yang lumayan rame. Apa lagi pandangan semua orang tertuju pada gadis berpita putih yang kini menuduk kepala.

Ya, wajar aja pemuda yang berjalan di sampingnya ini sang terkenal dan banyak sekali fans grilsnya dan tak suka kehadiraanya. Sementara Len hanya diam tenang tak perduli tatapan semua perempuan yang menatap kagum dirinya. Tapi ia cemas sebagian besar ada yang tak suka dengan gadis disampingnya ini.

Tentang?

Rin yang di benci semua orang....

Len menghelang nafas lelah apa lagi mengingat jeritan yang akan mulai terdengar..

"Kyaaaa....."

"Itu Aoba-kunn.."

"Iya.. dia itu Hunter yang hebatkan.."

"Astaga.. mimpi apa aku semalam sampai bertemu dengannya.."

"Kakoiiii.."

"Aoba-kunn.. lihat sini.."

"Aoba-kun.. menikahlah denganku.."

"Aoba-kun jadi pacarku ya.."

"Aoba-kun.."

Twict..

Perempetan siku-siku menghiasi kepalanya, Len  yang mendengar itu mendengus kesal atas ucapan mereka yang membuat telinganya sakit. Sungguh ia ingin sekali membantai mereka satu persatu sama seperti orang-orang yang membully Rin dulu.

Sementara, Rin hanya menatapannya cemas dengan kondisi pemuda itu yang kini agak menyeramkan. Dengan wajah datar dengan alis mengkerut tajam nampun tetap natrual.

"Len.. apa kau baik-baik saja..?"tanya Rin dengan cemas

Len menoleh ke arah gadis itu lalu mengangguk pelan. "Tentu.. tapi telingaku sakit?"jawab Len pelan

Namun ucapan Len terhenti saat ada dua gadis yang menghampiri mereka berdua, gadis berambut bor dan gadis berambut putih menatapnya dengan mengoda.

Promise, Vampire Prince [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang