4. mantan

936 105 0
                                    

"jadi hari minggu kemarin lo beneran dianterin sm ka Dikha?" Tanya Aysila kaget.

Dara mengangguk mengiyakan.

"Kok bisa?" Tanya Dila heboh.

"Iya bisa"

"Ceritain kek kronologisnya gitu, temen lo penasaran Dar"

"Males".

Tiga perempuan itu sedang duduk di salah satu bangku yang ada di kantin. Dara meminta Dila dan Aysila untuk menemaninya sarapan.

"Ah elah Dar, lo tega apa liat temen lo mati penasaran" oke kali ini Dila udah kelewat lebay.

"Kepo amat dah, cerita gua gak semenarik di novel - novel"

"Ya gapapa"

"Iya elah"
"Nih ya gua kan minggu ke tempat kerja nyokap gue terus pulangnya ke kedai es krim depan sekul. Nah keadaan disitu tuh penuh gitu tinggal satu meja doang yaudah gua buru - buru tempatin"

"Terus - terus.."

"Ih ya lo diem, gausah hebring begitu"
"Terus pas gua udh duduk gak lama ada cowok ijin duduk semeja sama gue dan ternyata itu ka Dikha bawa ade nya. Yaudah gua duduk semeja, eh pas gua mau balik duluan dia nahan gua katanya nanti dianterin. Awalnya gua nolak, mati gua lama - lama kalo di deket dia jantung gua udh kyk mau lompat. Terusnya dia maksa, apalagi adenya" setelahnya Dila dan Aysila memasang senyum penuh misteri.

"Gila seberuntung itu lo Dar, gue mau kayak lo" jerit Aysila.

"Cie cie, gue gak ngebayangin mukanya Dara pas itu" kata Dila.

"iya pasti muka gua jelek bgt deh nahan gugup, tangan gue sampe keringetan. Lebay banget gue sumpah" ujar Dara membayangkan kejadian kemarin.

~~~

               Dara menatap lapangan futsal di hadapannya. Sekarang, dia sedang duduk seorang diri di bangku semen yang disediakan di sepanjang koridor kelas.

Sekumpulan siswa yang kini sedang bermain futsal adalah kelas dua belas IPS karena disana ada Dikha yang ikut bermain bersama teman - temannya.

Dara tak ada niatan menonton Dikha bermain futsal dia hanya bosan di kelas karena semua guru sedang rapat dan akhirnya memutuskan duduk di koridor yang ternyata kelas Dikha yang sedang bermain disana.

Sedang asik menikmati pemandangan menarik di lapangan tiba - tiba punggungnya tersenggol. Dara mengumpat kesal, ia segera membalikan badannya melihat siapa yang sengaja menyenggol punggungnya, untung aja Dara enggak nyungsep.
3 perempuan dengan seragam ketat juga rok yang sengaja dibuat span dan Dara yakin mereka adalah kakak kelasnya. Tapi Dara tidak takut.

"sengaja banget nyenggol bahu gue kak? Perasaan koridor masih luas" ujar Dara kesal.

Perempuan dengan rambut curly dibagian ujungnya membulatkan matanya.

"Iya gue emang sengaja, kenapa?" Tanya perempuan itu sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Lah salah gue apaan kak? Gaada kerjaan ya sampe bikin orang emosi gini"

"eh songong lo ya sama senior"

"Lo duluan yang mulai dan tadi lo bilang sengaja, jadi ngapain gue takut"

Kini semua siswa - siswi yang ada di koridor menatap mereka berempat penuh penasaran.

"Lo siapa sih, berani banget?"

"Gue? Nih nama gue Vidara" jawab Dara sambil menunjuk badge name yang ada di seragamnya.

"Eh lo adek kelas songong jangan berani - berani yaa deketin Dhika cowok gue" suara perempuan itu sangat kencang sampai Dhika menoleh mendengar namanya disebut.

"Dhika siapa sih? Gue gak pernah kenal sama yang namanya Dhika"

"Alah sok bego. Gue tau lo ketemuan sama cowok gue di kedai depan sekolah" oh jadi Dhika cowok yang dia maksud itu ka Dhika.

Dikha mendecak kesal. Anggi ngapain sih? Caper aja.

Dikha berlari meninggalkan lapangan dan teman - temannya.

"Anggi, lo ngapain sih teriak - teriak di koridor, nyari sensasi aja" kata Dhika kesal.

"Ya gue mau peringatin sama adek kelas yang songong ini supaya gak deket - deket sama lo lagi Dikha" jawab Anggi dengan mata yang melirik sinis ke arah Dara.

"Apa hak lo ngelarang - larang dia buat deketin lo? Inget ya nggi, gue sama lo itu udah jadi mantan. Jadi gaada wewenang lo lagi di kehidupan gue!" Ujar Dhika emosi.

Anggi merangkul lengan Dhika manja.

"Kapan kita putus sih? Gue gak pernah ngeiyain permintaan putus lo"

Dhika malas menanggapi sikap Angga. Dhika menepis tangan Anggi dan langsung melangkahkan kakinya keluar dari kerumunan.
Untung saja saat ini semua guru sedang rapat.

"Awas aja lo ya!" Setelahnya Anggi beserta dua dayang - dayangnya pergi meninggalkan Dara.

Dara mengangkat kedua bahunya acuh, ia tetap tak peduli. Toh ternyata senior ganjen itu hanyalah mantan Dhika.

Dara berjalan menuju kantin, ia butuh air segar. Sekitar 3 meter di depannya ada Dhika yang juga berjalan menuju kantin.

Dara terkesiap kala melihat Dhika sedikit menundukan tubuhnya dan tangannya menjambak rambutnya. Dara menggigit bibjr bawahnya takut. Dara tak berani menghampiri Dhika, dia masih memperhatikan Dhika dari belakang, sampai tiba - tiba tubuh Dhika hampir saja limbung dan Dara langsung berlari menahan beban tubuh seniornya itu. Dara kewalahan ia tak kuat menahan Dhika yang tubuhnya lebih berat dan tinggi darinya alhasil mereka jatuh terduduk. Dhika masih memejamkan matanya sambil mencengkram lengan Dara sampai Dara merasa kesakitan.

"Ka Dhika"
"Kak kenapa kak? Kepala kakak sakit? Kakak tunggu sini dulu ya gue mau panggil temen kakak biar bisa bawa kakak ke UKS, gue gak kuat kalo bawa kakak sendiri"

Namun Dhika tetap menahan lengan Dara dan menggelengkan kepalanya.

"Jangan" ujarnya pelan dan terdengar lirih.
Bahkan warna bibirnya sudah menyerupai warna kulitnya.

"tapi ka Dhika berdiri dlu ya, gue gak kuat nahan ka Dhika. Gue mau bawa ka Dhika ke UKS" Dhika mengangguk dan memaksakan kakinya untuk berdiri.

Beberapa siswa - siswi yang ada di koridor menatap mereka dengan berbagai ekspresi. Ada yang tersenyum gemas, ada yang iri dan menyumpahi Dara dan ada juga yang blak - blakkan mengatai Dara. Dara tak perduli dengan suara - suara tak jelas yang ia fikirkan sekarang adalah cepat - cepat untuk sampai di UKS.

____

              Dara duduk di sofa yang berhadapan dengan ranjang. Ia menatap Dhika yang berbaring sambil memejamkan matanya.

Dokter sudah memeriksa keadaanya tadi dan menyarankan Dhika untuk beristirahat juga makan.

             Tiba - tiba mata yang tadi terpejam itu terbuka dan tubuhnya bergerak memaksa untuk duduk. Dara langsung bangkit dan menahan bahu Dhika.

"Mau ngapain sih? Orang masih sakit juga"

"Gue mau balik ke kelas"

"Ya tapi kan belom pulih"

"Pasti temen - temen gue khawatir gue gak balik - balik"

"Emang beneran udah bisa jalan?"
"Yaudah terserah lo aja kak, kalo gitu Dara balik duluan" Dara melangkahkan kakinya mendekati pintu UKS namun sebuah tangan menahan pergelangan tangannya.

"makasih hm..
Dara"
"Btw soal anggi tadi, gausah lo dengerin apa yang dia omongin" Dara tersenyum dan mengangguk lalu melanjutkan niatnya untuk balik ke kelas.

____

 vomment guys:)

TraumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang