Chapter 1

31 2 0
                                    

"Krystal-ah, buka pintunya!" Terdengar teriakan berat seorang namja yang sangat dikenal Krystal. Sahabatnya selama bertahun-tahun, Kim Jong In.

"Jongin-ah, apa yang kau lakukan sepagi ini?" Krystal membuka pintu dan namja manis itu masuk ke rumahnya tanpa permisi, sebenarnya itu bukan rumah karena hanya terdiri dari kamar, dapur, dan kamar mandi.

"Hya!! Siapa yang menyuruhmu masuk?!" Teriak Krystal di belakang tubuh Kai.

"Biarkan aku disini sampai nanti siang!" Ucap Jongin sambil merebahkan badan di satu-satunya ranjang di tempat itu.

"Kau melarikan diri lagi?" Krystal berkacak pinggang. "Oh My God, kau hanya perlu masuk ke ruang ujian dan mengerjakan soal."

"Diamlah!" Jongin memejamkan mata.

"Kalau kau malas menggunakan otakmu, setidaknya kau bisa berpura-pura mengerjakan soalnya. Yang terpenting adalah kau masuk ke ruang ujian." Krystal duduk di samping Jongin.

"Dan Aboji akan mengira aku bodoh."

"Kau bisa bilang bahwa setidaknya kau sudah mencoba yang terbaik." Krystal mengibaskan tangannya.

"Tak semudah itu." Jongin yang sempat membuka mata menggeleng dan menutup matanya lagi.

"Wae? Kau kan pintar mengelak. Selama ini kau mengelak dari ujian yang sudah kau lewatkan lebih dari satu bulan. Jika kau tidak lulus pun Abojimu akan membantumu lulus. Kau harus meneruskan perusahaan Abojimu!" Krystal bicara panjang lebar.

"Sudah selesai?" Jongin duduk di depan Krystal. "Jika nilaiku buruk media akan segera tau bahwa putra tunggal dari pengusaha nomor satu di Korea memiliki otak keledai. Aboji akan sangat malu dan kemudian mengirimku ke luar negeri. Mungkin Inggris atau USA untuk sekolah. Lalu kau akan kehilangan semua tunjangan dariku seperti yang kulakukan selama ini. Kau mau kehilangan kesempatan melanjutkan kuliah?"

"Sireo!! Tapi bagaimana dengan masa depanmu? Seharusnya kau sudah mulai magang sekarang."

"Aku akan tetap dipenuhi uang meskipun aku tak bekerja." Jongin kembali merebahkan tubuhnya.

"Apa bagusnya jika itu bukan uangmu sendiri. Kau benar-benar bukan tipe idealku. Lelaki sejati mencari uang bukan meminta uang. Lagipula..."

"Aku sudah tertidur. Aku tak mendengarmu." Suara Jongin terdengar diantara suara Krystal yang sama sekali tak mengacuhkan Jongin dan tetap berbicara.

Krystal hampir terlambat menghadiri mata kuliahnya karena ia terlalu sibuk menceramahi Jongin yang sudah kebal dengan omelan. Setelah berlari setengah matai karena Jongin menolak mengantar Krystal dengan mobil barunya, akhirnya Krystal tiba di kelasnya. Beberapa saat kemudian nenek sihir bersanggul pengampu mata kuliahnya memasuki ruangan. Napas lega berhembus dari rongga pernapasan Krystal. Hanya saja sejak memasuki ruang kelas tadi Ksristal merasa agak aneh. Ia merasa diperhatikan oleh seseorang. Krystal berusaha memfokuskan diri pada mata kuliahnya meskipun perasaan aneh itu selalu menjalarinya.

Krystal berlari menuju kampus karena Jongin menolak mengantarkannya. Dan sekarang saat ia berharap sahabat dekatnya itu mau menjemputnya, harapannya runtuh untuk kedua kalinya. Akhirnya dengan kaki yang hampir patah, Krystal berjalan perlahan menuju rumahnya. Tak lama sebuah mobil berhenti di samping Krystal dan pengemudinya keluar menyapa Krystal.

"Krystal-sshi? Kau berjalan lagi?" Lelaki tampan itu melepas kacamata hitamnya.

"Ne. Nuguseo?" Krystal merapatkan cardigannya.

"Oh..Annyeong. Seung Hyun imnida. Choi Seung Hyun. Aku di kelas yang sama denganmu tadi. Hanya saja aku semester akhir." Namja itu mengulurkan tangan berototnya.

Because I Love YouWhere stories live. Discover now