"Vade!" Teriakan itu terdengar cukup lantang dari mulut seorang perempuan yang kini memandang nyalang seseorang yang berada tepat di hadapannya.
🔽V A D E🔼
Malam ini, tak hentinya terdengar suara jeritan, teriakan, maupun rintihan yang tak lain berasal dari seorang perempuan bernama Vena.
Seusai membersihkan badan, Vena berjalan mendekati meja belajarnya. Vena mulai mengaktifkan laptopnya untuk mengerjakan tugas sekolah yang terbilang cukup banyak.
Cukup lama Vena menatap layar laptop, hal itu membuat Vena menghentikan sejenak aktivitasnya dan lebih memilih untuk memejamkan mata.
Vena memilih untuk tidak memejamkan matanya terlalu lama, sebab, jika dia memejamkan matanya terlalu lama, akan muncul sesuatu yang selalu menganggu pikirannya hingga saat ini.
Tidak disangka, tepat ketika Vena membuka matanya, rasa sakit seperti disengat listrik tiba-tiba muncul. Sinar itu masuk tanpa permisi, dan dengan mudahnya mengubah iris mata Vena yang tadinya berwarna cokelat menjadi biru terang yang menyala.
"Awhhh." Rintihnya kesakitan.
Sambil memejamkan mata dengan erat, Vena berjalan tertatih untuk mendekati cermin.
Merasa telah menemukan apa yang dicarinya, dengan segera Vena membuka matanya.
Vena diam menatap pantulan wajahnya di cermin, Vena begitu terkejut, hal itu membuatnya tanpa sadar tercengang.
Tidak hanya sampai di situ, kini, perlahan kuku di kedua tangan Vena berubah menjadi biru, warna itu tampak selaras dengan warna matanya saat ini.
Lagi, dan lagi, hal aneh kembali terjadi, dengan tiba-tiba Vena merasa tertarik ke depan, tidak ada yang tahu, siapakah yang menarik Vena barusan.
Seseorang membawanya ke tempat yang cukup gelap, di mana hanya terdapat hamparan tanah luas yang dikelilingi beberapa pepohonan. Namun, ada satu hal yang cukup membuat Vena penasaran, yaitu, terlihat sebuah danau kecil yang letaknya tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.
Karena telah diselimuti rasa penasaran, Vena pun dengan langkah pasti berjalan menyusuri tanah yang cukup luas ini untuk mendekati satu titik.
Tepat. Kini Vena sudah berdiri tepat di depan danau itu. Vena pun segera mengalihkan pandangannya ke arah bawah untuk melihat genangan air tersebut.
Tanpa disadari, genangan air itu tiba-tiba saja bergetar. Sesuatu pun muncul dari dalam air itu. Seolah terperangkap di dalamnya, sesuatu itu muncul namun tidak keluar dari dalam air itu, melainkan tetap berada di dalam air.
Vena mengernyitkan dahinya, dia begitu bingung, sebab yang tampak di matanya hanyalah sebatas sesuatu yang bentuknya sangat abstrak.
Bisa dibayangkan Vena hanya melihat hal tersebut seperti setitik noda pada kaos putih.
Jelas, namun abstrak.
"Tidak ada yang aneh," batin Vena menyuarakan hal tersebut.
Vena hendak memasukkan tangannya ke dalam air itu untuk memastikan sesuatu, belum sampai tangannya masuk, tiba-tiba keluarlah sebuah tangan yang asalnya dari dalam air tersebut.
"Aaahhh." Vena berteriak sembari menarik kembali tangannya dari air tersebut.
"Vena! Tolong aku, keluarkan aku dari dalam air ini," suara ini berasal dari dalam air.
Vena terkejut, dia seperti merasa familiar dengan suara itu, sial otaknya seakan buntu, dia bahkan tidak bisa mengingat sedikitpun siapakah pemilik suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VADE
Short Story[Event LUCIFEROUS @wattpdsquad] Dia. Gelap. Tak tampak oleh hati.