Bagi seorang Choi Seunghyun, tidak pernah ada yang abadi di dunia ini. Dalam hidupnya dia pernah mengenal arti persahabatan. Ketika duduk di bangku sekolah menengah, dia mengenal Kwon Jiyong—salah satu murid yang dikenal suka memberontak dan melanggar aturan. Latar belakang keduanya jauh berbeda, tetapi entah kenapa keduanya sangat cocok satu sama lain. Seolah mereka saling melengkapi kekurangan masing-masing.
Walaupun sempat dipisahkan oleh jarak dan waktu—dimana Jiyong pindah ke Jepang sebelum lulus sekolah karena perintah ayahnya. Mereka kembali bertemu di Korea beberapa tahun silam. Dengan kondisi yang jauh berbeda—Jiyong meneruskan bisnis ayahnya sedangkan Seunghyun menjadi seorang agen mata-mata dibawah organisasi NIS.
Dua gelas wiski itu berdenting. Keduanya menghabiskan malam untuk bernostalgia, bersenda gurau, saling berbagi cerita perjalanan hidup masing-masing setelah berpisah.
"Pintar memecahkan soal kecepatan momentum dan tumbukan atom, kau memang cocok jadi agen yang menuntut kecerdasan di bidang sains," puji Jiyong.
Seunghyun tersenyum tipis mendengarnya. "Sekarang gaya bicaramu jadi mirip seorang bos."
Jiyong tersenyum menyeringai. "Aku memang sudah jadi seorang bos, berkat ayahku."
Pembicaraan mereka pun menjadi semakin sensitif ke tingkat asmara. Jiyong mengaku sedang menjalin kasih dengan seorang model Jepang yang bernama Aiko.
Seunghyun yang memang pada dasarnya kurang suka mengumbar kehidupan pribadinya pun berani berbicara karena Jiyong sendiri adalah sahabatnya.
"Aku sudah menikah."
"Wow, that's incredible! But congratulations, Men." Jiyong menepuk keras bahunya berkali-kali. Kebiasaan memang kalau dia sudah terlalu senang. "Kapan kalian menikah?"
"Pernikahan kami belum genap setahun."
Jiyong mengusap dagunya—mencoba membayangkan fisik wanita yang menjadi pendamping Seunghyun. "Ceritakan padaku, siapa wanita beruntung itu?"
Seunghyun tertawa ringan. "Jangan berlebihan, Kwon!"
"Hey dulu kau selalu dipuja para gadis di sekolah. Kau itu tampan, pintar, jago olahraga. Hanya saja kurang gaul dan cupu. Bertolak belakang sekali denganku ini yang keren ini. Tapi aku bisa apa sih?"
"Kau itu berani tapi sayangnya—bodoh! Beda tipis dengan nekat."
"Temanku ini bengsek sekali ya?"
Keduanya pun kembali tertawa lepas. Sebelum benar-benar menjawab, Seunghyun menuangkan beer ke dalam gelasnya hingga berbuih.
.
.
.
Dengan mengerahkan seluruh tenaganya, Bobby mendorong Jungkook hingga punggung dan kepalanya terperantuk dinding. Bobby menendang ke arahnya namun dengan cekatan Jungkook berguling untuk menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Men
FanfictionSemuanya berawal dari Taehyung yang menjadi saksi pembunuhan. • spy!au • KookV • GD-TOP • Seunghyun centric ⚠️WARNING⚠️ Mention of violence, drugs, smoking and sexual light content (eq. kissing), death chara (maybe). © de uthie Start: November 21th...