BLANC

Prolog

    Jika ada sesuatu Nathalia cintai setengah mati di dunia ini, itu pasti ranjangnya. Ukurannya yang besar membuat Nathalia bebas berguling kesana kemari tanpa harus takut jatuh. Walaupun terkadang sekali atau duakali dia harus menggerang kesakitan, karena cara tidur nya yang hiperaktif. Ranjang Nathalia juga berdekatan dengan jendela, dimana Nathalia bisa menghirup aroma petrichor setiap hujan turun, atau merasakan hangatnya matahari membakar wajahnya.

   Seperti saat ini.
EH TUNGGU. Apa tadi?. Panas matahari?!

   Secepat kilat, kedua mata Nathalia yang tadinya terpejam langsung terbuka. Dari sela gorden, matahari sudah meninggi.

   Ini sudah jam 6:30 Pagi.
   TUNGGU BERARTI!?

   Nathalia dengan histeris berlari keluar kamar. Dan berhenti. Di depan Nathalia, terdapat 3 pintu. Pintu pertama yaitu kamar Sena. Abang tertuanya. Sena terkenal dingin oleh banyak orang. Tapi nanti kalian akan tau sikap asli dari Sena. Sena emang sulit bergaul. Tapi dia banyak di puja kaum hawa. Pintu Sena di hiasi foto-foto alam. Dan foto-foto alam itu Sena sendiri yang memotret. Sampai keluar negeri. Pintu kedua, Sevan. Sevan kebalikan dari sikap Sena, hanya, Sevan manusia 'penjilat'. Walaupun Sevan begitu, kaum hawa juga tergoda oleh genitannya Sevan. Pintu Sevan hanya tertempel stiker-stiker yang sedang hitz. Dan terakhir Satya. Satya, paling pinter. Kebanyakan ia berteman dengan orang pinter. Dan tidak akan terlepas dari tumpukan buku. Satya juga banyak disukai dan nge hitz banget di Instagram. Pintu Satya bersih. Hanya ada satu tanda tergantung dengan huruf kapital yang bertulisan 'DILARANG MASUK TANPA IZIN KECUALI NATHALIA'.

   Dan Nathalia memutuskan mendorong pintu Sevan. "ABANG... KENAPA GA BANGUNIN" Ucapan Nathalia mengalahkan toa masjid. Sevan tersentak kaget yang tadi nya tertidur didepan komputernya, langsung duduk tegap sambil menatap Nathalia yang di ambang pintu Sevan. "E-eh maaf Abang semalem lembur" Ucap Sevan. "ABANG EGOIS" Ucap Nathalia mengakhiri dengan bantingan pintu.

   Saat Nathalia mendorong pintu Satya ga ada orang. Hanya ada makhluk lain. "kenapa bebebku perginya pagi-pagi" ucap makhluk itu. Nathalia ditemani oleh makhluk itu dari sejak Nathalia SD. Nathalia menamai hantu itu Suti. Makhluk itu lahir di tahun 80-an. Jadi fashion-nya bisa dibilang kuno. Dan dia sangat menyukai Kak Satya.

   Nathalia akhirnya membuka pintu terakhir. Pintu Sena. Saat Nathalia membuka pintu Sena juga terbuka.

   "MAAF BGT LI.. GUA LUPA KALO LIA SEKOLAH" Ucap Sena lalu berlutut pada Nathalia. Nathalia tida mendapat kesempatan untung ngomong ke Abang nya yang tertua ini. Karena dari tadi membungkuk dan memeluk Nathalia dari belakang sampai Nathalia hampir tidak bisa bernafas.

  "KAAA AKU GA BISA NAFAS" Ucap Nathalia meledak. Sevan pun juga ikut keluar menyaksikan Nathalia yang habis meledak.

"Udah bolos aja ya?" Ucap Sevan.

Nathalia diam.

   "Na.. bujuk adek lo" Ucap Sevan. "Adek lo juga ogeb" Ucap Sena gak mau kalah. "Lo kan paling tua" Ucap Kak Sevan. "KALIAN EGOIS" Ucap Nathalia pergi kembali ke kamarnya dan mengecek ponselnya.

   Jam menunjukan pukul 6:40. baginya kesekolah 20 menit ga cukup. Dan ada pesan dari sahabatnya, Netta.

  'Tha, lo udah belajar belum buat ulangan mtk?'

   Seketika guru matematika terbayang di benak Nathalia. Disertai oleh guru BK nya. "LIA.." Sengaja Sevan memakai nada versi imutnya.

   Nathalia menjawab dari lantai atas. "apa?!"

"Kamu bolos aja ya, hari ini?"

"BODO"

"Abang anggep itu jawaban 'iya' "

   Nathalia mendengus keras, berusaha mati-matian untuk tak melemparkan diri dari atas balkon. Dari tiga abangnya yang bisa sebuas raja hutan jika diperlukan, satu-satunya yang hanya bisa di andalkan adalah hanya Satya. Tapi Satya sedang tidak ada dirumah. Nathalia menghela nafas panjang untuk menenangkan diri. Oke, bolos sehari tidak akan mengubahnya menjadi anak bodoh. Karena sebetulnya, Nathalia bukan murid yang pintar-pintar amat.

-----------------------------------------------------------------