–Pelangi itu indah, tapi hadirnya hanya sesaat. Jadi apakah itu sebuah bukti jika hal yang indah hanya akan bersifat sementara?–
Desember, 2017.
🌈🌈🌈
Rintik suara air dari atas genting sisa hujan semalam berpadukan dengan kicauan burung camar menjadi penyambut di pagi yang cerah ini. Gadis yang baru saja bangun tidur itu berjalan ke arah jendela, menyibakan tirainya lalu mendorong jendela itu keluar. Udara pagi yang segar langsung menggelitik indra penciumannya. Dia mendongak dan mendapati benda melengkung indah dengan berbagai warna di atas sana.
Pelangi.
Senyumnya melebar begitu benda itu kembali menyambut paginya. Sudah beberapa hari ini setiap pagi, selalu saja ada pelangi.
Saat matanya melihat ke arah jam dinding di kamar, ia langsung bergegas mandi untuk berangkat sekolah. Seusai sarapan bersama keluarganya gadis itu langsung masuk ke mobil ayahnya yang akan mengantar ke sekolah. Sambil menunggu sang ayah yang masih bercakap dengan bundanya, dia mengeluarkan ponsel. Membuka beberapa aplikasi sosial media yang ia punya.
Di tengah keasikannya memainkan ponsel, sebuah mobil sedan berwarna silver datang dari depan, diikuti oleh truk besar yang membawa berbagai macam barang di belakangnya. Mobil itu berhenti tepat di depan rumah kosong yang posisinya berhadapan dengan rumah gadis ini. Sedang asik memperhatikan kegiatan itu, mobil yang saat ini didudukinya bergerak. Ternyata ayahnya telah masuk ke dalam.
Setelah tersenyum pada sang ayah, ia kembali menatap ke arah rumah di depannya ini. Ayahnya sudah menyalakan mesin mobil dan siap menjalankannya. Pintu penumpang mobil silver itu terbuka, mata gadis ini menyipit memperhatikan seorang anak laki-laki sebaya dengannya keluar dari sana. Ia tak bisa melihat dengan jelas rupa pria itu karena ayahnya telah lebih dulu melajukan mobilnya.
Meskipun hanya sekilas, bisa ia pastikan kalau dirinya telah jatuh cinta pada lelaki itu.
🌈🌈🌈
Sambil bersenandung kecil mengikuti alunan musik dari earphone yang menggantung pada telinganya, gadis itu berjalan di trotoar untuk mencapai rumahnya. Tidak perlu menaiki angkutan umum, karena jarak dari rumahnya ke sekolah cukup dekat.
Saat tiba di gerbang rumahnya, seorang anak laki-laki terlihat sedang berdiri di sana. Gadis bermata hazel itu berjalan mendekat lalu menepuk bahu pemuda itu. Dia terkekeh geli begitu melihat wajah terkejut dari pria itu.
"Nyari siapa?" tanyanya.
Pria itu berdehem pelan. "Lo yang tinggal di sini kan?"
"Iya, kenapa?"
Pria itu menyodorkan sebuah piring berisikan kue bolu yang sudah dipotong-potong. "Dari mama gue, sampein ke mama lo. Katanya salam kenal."
Pria itu langsung pergi setelah mengucapkannya. Sementara di tempatnya, senyuman gadis itu merekah dengan pipi yang merona.
🌈🌈🌈
Di bawah langit malam yang bertabur bintang, gadis ini tak berhenti tersenyum. Dia terus menatap ke rumah di seberang sana dengan senyuman yang merekah. Posisi balkon kamarnya yang tepat berhadapan dengan balkon kamar pria itu membuatnya dengan mudah mengamati rumah tetangga barunya. Pergerakan sekecil apa pun yang terjadi di sana akan ditangkapnya dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Short Story[Event LUCIFEROUS @wattpdSQUAD] Pelangi itu indah, tapi hadirnya hanya sesaat. Jadi apakah itu sebuah bukti jika hal yang indah hanya akan bersifat sementara? Oneshoot story. Desember, 2017. Copyright by mayldads.