╰ Tiga ╮

118 13 0
                                    

Waktu berlalu cukup cepat, dan tibalah hari yang kami tunggu-tunggu.. hari Jumat! Hari terakhir ujian kami, dan hari di mana kami akan ditraktir Kyuhyun. Hehe.

Aku pulang ke rumah dengan cepat, kemudian bersiap-siap untuk mandi dan berangkat. Aneh, padahal ini bukan kencan berdua saja dengan Kyuhyun, tapi jantungku berdegup gila. Ah, sudahlah, anggap saja Ryeowook dan Siwon cuma bergabung.

“Min!”

Samar-samar kudengar suara mobil di luar rumahku. Saat mengintip dari balik tirai jendela, aku bisa melihat Kyuhyun turun dari sebuah mobil dan beranjak ke depan pintu rumah. Dengan cepat kubuka pintu dan menatapnya heran.

“Kenapa kau ke sini, Kyu?”

Kyuhyun mengedikkan bahunya dengan santai. “Tidak ada yang bisa mengantarmu, kan? Jadi aku menjemputmu,” jelasnya. Hm?

“Aku kan bisa naik bus seperti yang lainnya, kau tak perlu repot-repot ke sini Kyu,” responku merasa tak enak. Tentu saja, rumahnya cukup jauh dari rumahku. Kyuhyun menelasak masuk ke rumahku dan duduk di sofa. “Sudahlah, aku kan sudah di sini, kau mau menyuruhku pergi duluan ke restoran?”

Aku tersenyum lebar. “Tentu tidak! Aku mau mandi dulu, kalau kau ingin minum sesuatu, cari sendiri di dapur,” seruku, kemudian segera pergi. Aku tidak ingin membuatnya menunggu lama.

Setelah selesai bersiap-siap, aku pergi menghampiri Kyuhyun yang ternyata sedang menyalakan televisi.

“Ayo, Kyu.”

Kyuhyun menatapku dengan pandangan aneh. Apakah ada sesuatu di wajahku? “Kenapa kau pakai baju seperti ini? Kita mau ke restoran bintang lima, lho, bukan ke taman bermain.”

“Apa salahnya dengan jeans dan sweaterku? Memangnya akan ada yang memperhatikan kita?” jawabku tersinggung. Dia menggeleng pelan. “Bukan begitu. Maksudku, akan lebih baik kalau kau setidaknya pakai jas atau kemeja.”

“Omo, Kyu, bukankah kita pergi makan-makan sesama sahabat?” keluhku, tapi tentu saja aku tetap mengganti pakaianku dengan yang sedikit lebih formal. Aku tidak mungkin membuat Kyuhyun malu.

Setelah selesai, kami segera melesat bersama ke restoran tujuan. Keadaan cukup canggung karena Kyuhyun tidak mengatakan sepatah kata pun. Padahal, kami sudah tak pernah ‘hanya berdua’ seperti ini sejak lama. Sesampainya di sana, tepat sekali kami melihat Ryeowook dan Siwon baru turun dari bus.

Setelah Kyuhyun memarkirkan mobilnya, aku turun dari mobilnya dan pergi menghampiri mereka berdua.

“Hai!”

Ryeowook terkejut melihatku. “Lho? Kok kau bisa pergi dengan Kyuhyun?”

“Oh, dia datang menjemputku, hehe..”

Aku nyengir menjawab pertanyaannya. Aku tahu dia iri sekarang, terlihat dari bibirnya yang mengerucut. Entah kenapa bukan Ryeowook saja yang Kyuhyun jemput, tapi ya sudahlah.

“Ayo masuk,” potong Kyuhyun, kemudian pergi mendahului kami. Aku terkekeh melihat Ryeowook dan Siwon membicarakan tentang betapa besar tempat ini. Aku juga cukup minder saat melihat orang-orang dengan pakaian fancy berlalu-lalang di depan restoran.

Kami pergi menuju ke lantai paling atas, dan duduk di meja yang cukup besar. “Aku sudah menyerahkan kuponnya, jadi kalian boleh memesan apapun,” jelas Kyuhyun.

Aku melihat-lihat menunya, dan harganya sangat tidak masuk akal. “Untung saja semua ini memakai kupon, betapa mahalnya makanan-makanan di sini..”

Senyuman langka Kyuhyun keluar. “Aku bisa merekomendasikan makanan penutupnya nanti, kau pesanlah apapun yang terlihat enak.”

Aku mengangguk mendengarnya. Entahlah, semuanya terlihat enak. “Seafood ini terlihat cantik..”

“Kau tidak boleh makan seafood,” potong Kyuhyun.

“Aku tahu..”

Ryeowook dan Siwon memutuskan untuk memesan seafood combo (apa mereka menggodaku?), sementara aku dan Kyuhyun memesan paket Eropa. Sementara menunggu makanan, Ryeowook mendempetkan kursinya padaku.

“Hei, apa kau tahu? Tadi pagi Yesung-hyung meneleponku!” bisiknya dengan senang. Oh iya, Yesung itu alumni sekolah kami, dan aku sangat tahu perasaan Ryeowook padanya. “Apa yang kalian bicarakan?”

“Well, dia menanyakan kabarku dan kalian, kemudian dia menceritakan suasana kampusnya,” jawab Ryeowook.

Haha. Padahal aku yakin sekali Yesung-hyung menelepon Ryeowook karena kesepian. Aku tahu Yesung-hyung juga menyukai Ryeowook, tapi tidak pernah mengatakannya. “Kalau begitu, bagus untukmu.”

“Tentu saja bagus! Yesung-hyung tak pernah meneleponku duluan!” serunya senang. Aku ikut senang kalau begitu— tapi saat ini Kyuhyun melirik kami dengan tatapan tak biasa. Cukup menyakitkan, memang, karena saat ini pasti Kyuhyun sedang cemburu.

Siwon menyentil lengan Ryeowook. “Jangan bergosip. Kalian membuatku malu.”

“Apa sih? Bilang saja kau iri, perjalanan cintamu tidak semulus perjalanan cintaku!” timpal Ryeowook, membuat Siwon tertawa sinis. “Siapa bilang? Kami sering bersama, kok. Iya, kan, Min?”

Aku mengernyitkan dahi. “Lho? Kok aku?”

“Ih, kita kan saling menyayangi!” ujar Siwon, membuatku mendelik. “Bukan kau saja, saranga, aku juga menyayangi Wookie dan Kyunnie!”

Pesanan yang datang menginterupsi pembicaraan kami. Aku menelan liur saat melihat betapa besar nampan yang dibawa pelayan, masing-masing satu untuk kami. Paket Eropa memiliki banyak dish, tapi seafood combo milik Ryeowook dan Siwon lebih menggoda lagi.

Ah, coba saja aku tidak alergi seafood, aku pasti bisa menikmatinya dengan senang hati. “Selamat makan!” seru kami bersamaan.

Kami makan dengan tenang, berusaha menikmati santapan masing-masing. Namun mataku tidak bisa berhenti melirik seafood Ryeowook. Saat menyadarinya, Ryeowook menghalangi pandanganku dengan tangannya.

“Kau tahu bahwa kau tidak boleh memakannya!”

Aku memasang wajah penuh harap. “Coba sedikit saja~”

“Tak boleh, Minnie. Kau tahu apa yang terjadi padamu saat terakhir kali kau memakannya.”

“Itu sudah tiga tahun yang lalu, kan, aku yakin sudah tidak berpengaruh lagi.”

Ryeowook tetap menggeleng keras, kemudian berusaha mengacuhkanku. Ah, pelit sekali. Kulayangkan pandanganku pada Siwon. Ia berpura-pura tidak melihatku balik, tapi wajahnya terlihat gugup.

“Wonnie~”

“Tidak boleh, Sungmin!” sela Kyuhyun menyentakku. Bukan hanya mengagetkanku, tapi Ryeowook dan Siwon juga. Aku menatapnya dengan sedikit ringisan. “Sedikit saja?”

“Tidak.”

“Kuahnya saja?”

“Uh-huh.”

Kukerucutkan bibirku dan menatap Ryeowook dengan pandangan memelas. “Ini seharusnya jadi makan malam yang menyenangkan, kalian terlalu khawatir!”

Ryeowook menghela napasnya. “Baiklah, sediki—t saja!”

“Ryeowook!”

“Tak apa, Kyu,” ujar Ryeowook. Hehe, sudah pasti dia tak akan tahan dengan tatapanku. “Kan ada Siwon sang pelindung, kalau ada apa-apa pada si bocah keras kepala ini, kita akan mengurusnya.”

Aku mencicitkan seruan yes-ku dan mencomot beberapa udang dari piring seafood Ryeowook. Benar tebakanku, rasanya sangat enak.

Kami mulai makan dengan hening lagi, kemudian setelah selesai, pelayan membersihkan meja kami dan memberikan menu makanan penutup.

Kyuhyun menyodorkan menunya padaku dan menunjuk sesuatu. “Kau suka ini?”

“Ah, iya,” jawabku.

“Kau tidak menawari kami juga?” potong Ryeowook.

“Tentu saja kalian juga, pesanlah yang kalian inginkan.”

🌸🌸🌸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Want You MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang