Tepat pukul 06.30 Carol telah sampai di halte bis dekat sekolah, hari ini ia memilih untuk naik bis menuju ke sekolah daripada naik gojek atau diantarkan oleh ayah karena memang hari masih pagi dan masih cukup waktu jika menggunakan bis. Tepat setelah Carol turun bis dan mulai berjalan ke arah sekolah ia melihat sesosok laki-laki yang sempat membuatnya kesal tetapi tak enak hati karena mengganggu waktu tidur siangnya. Laki-laki itu saat ini sedang berjalan ke arahnya, berjalan menjauh dari gerbang sekolah saat sudah semakin dekat Carol memberanikan menatap matanya dan menyapanya walau terdengar seperti cicitan serta dapat dipastikan orang itu tidak dapat mendengar suara Carol akhirnya karena merasa terabaikan Carol berbalik dan menarik tangan laki-laki itu
"heh lo bukannya satu sekolah sama gua?" tanya Carol
"lo siapa?gak sopan banget ketemu langsung main hahhehhahheh" ucap laki-laki itu
"ahh, lo yang waktu itu teriak di rooftop dan ganggu tidur gua ya?ngapa lo?" tebak laki-laki itu dan membuat Carol menundukkan kepala tetapi tidak berlangsung lama karena orang yang di depannya sudah berjalan lagi
"heh, tunggu" teriak Carol dan suaranya berhasil menghentikan langkah orang yang dipanggilnya
"ngapa?" jawab laki-laki itu dan menoleh ke arah Carol
"lo satu sekolah kan sama gua?lo mau kemana?kok gak sekolah?" tanya Carol
"peduli banget lo, lagian masih jam segini, masih terlalu pagi gua sampe sekolah" ucap laki-laki itu
"terus lo mau kemana?bolos ya lo?" tanya Carol lagi
"lo berisik deh masih pagi, kepo lagi, kalo kepo mending ikut gua aja" ajak laki-laki yang belum di kenal oleh Carol itu dan membuat Carol bengong karena ajakan tersebut
"Caroline Ega" ucap laki-laki itu yang spontan membuat Carol bertanya
"tau darimana lo nama gua?"
"itu dari name tag lo" ucap laki-laki itu sambil berjalan santai yang kali ini benar-benar meninggalkan Carol
"ehhh, tunggu siapa nama lo?" teriak Carol
"Gua? Nanti aja taunya, cepat atau lambat lo tau, tapi bukan sekarang" ucap laki-laki itu sambil berjalan tenang tanpa menoleh ke Carol tapi jawaban itu cukup terdengar oleh Carol.
Carol bengong dengan jawaban yang ia terima, dan ntah kenapa bibirnya tertarik ke atas, tersenyum. Dan tanpa disadari percakapan itu tertangkap oleh sepasang mata penuh emosi dengan tangan terkepal dibalik helm yang digunakan."BRENGSEK" satu kata yang terucap dari mulut Alex yang melihat gadisnya sedang bercakapan dengan orang yang cukup dekat dengannya bahkan saat ini ia melihat gadisnya tersenyum, senyum yang tak pernah ia lihat dan terima. Hati, pikiran dan fisiknya tiba-tiba saja lelah sehingga membuat Alex langsung menancap gas pergi meninggalkan tempat biasanya dimana ia mengawasi gadisnya di pagi hari.
Brakkk
Alex masuk ke kelas penuh emosi, bahkan membanting pintu kelas dan membuat beberapa anak di kelas menatapnya horor termasuk Jun
"Lo kenapa?" Tanya Jun saat Alex sudah duduk di kursinya
"Berisik" hanya itu tanggapan Alex mendengar pertanyaan Jun. Akhirnya Jun pergi meninggalkan Alex begitu saja karena tau sahabatnya ini dalam mode sedang tidak ingin di ganggu tanpa ada alasan yang jelas. Alex langsung saja meletakkan kepalanya di atas meja, memasang headset dan memutar lagu dengan volume cukup kecang. Ia hanya tidak ingin diganggu sampai moodnya benar-benar baik.."Lo bisa senyum manis ke orang lain, bahkan ke orang yang baru lo kenal, sahabat gua, tapi untuk sekedar noleh ke arah gua pun lo gak pernah" sekelibat pikiran itu muncul begitu saja di pikiran Alex mengingat adegan-adegan di dekat halte bis tadi. Tidak terima. Jelas ia tidak terima. Cenderung tidak ikhlas.
"Harus gimana Lin, lo liat ke arah gua dan kasih senyum itu, senyum manis lo, gua iri, dan baru kali ini gua punya pikiran seiri ini bahkan ke sahabat gua sendiri" gumam Alex yang tanpa sadar membuat ia mengusap mukanya secara kasar dan membuang napas berat lalu berjalan meninggalkan kelas tanpa menghiraukan panggilan Jun."Lo kenapa lex?" Gumam Jun, bingung melihat sikap sahabatnya.
Alex berjalan tegap dan dengan langkah cepat ke arah deretan kelas XI belakang. Dan saat inilah dia berdiri saat ini, di depan kelas XI A 4. Ia juga bingung apa yang membawanya sampai sini, bahkan sudah berdiri di depan kelas ini membuat semua perhatian beberapa anak yang sudah di kelas mengarah ke arahnya.
Alex langsung berjalan ke kursi yang terletak 3 dari belakang dimana ada 3 orang sedang asik berbicara tanpa menyadari kehadirannya
"Lo. Ikut gua" ucap Alex dan menarik tangan Carol, dan yang ditarik bingung bahkan mencoba untuk memberontak
"Lo paan sih. Lepasin gua gak" ucap Carol cenderung teriak tapi Alex mengabaikan semua teriakan Carol dan tetap menarik Carol ke arah sekre OSIS sehingga membuat mereka menjadi pusat perhatian anak-anak yang sudah memenuhi koridor sekolah karena ya memang sekarang sudah mau masuk jam sekolah.
Alex langsung membuka ruang sekre dan memaksa Carol masuk ke dalamnya, Carol yang takut akan tatapan mata Alex yang seolah dapat membunuhnya hanya dari tatapan langsung menuruti perkataan Alex
"Lo mengabaikan omongan gua hah?"
"Lo main-main sama gua?"
"Mau lo apa?"
Sederet perkataan itu keluar begitu saja dari mulut Alex dan perkataan terakhir ini berhas membuat Carol melotot mendengarnya"Kalo lo niat main-main, gua ikutin permainan lo. Dengan senang hati, bendera peperangan yang tadinya setengah tiang akan berkibar sepenuhnya. Selamat datang. Selamat menikmati" ucap Alex sinis ditambah senyuman sinis dan tatapan yang sulit diartikan, kecewa, marah, dan lainnya.
Ucapan Alex tadi di ruang OSIS sukses terngiang di otak dan pikiran Carol. Setelah bel berbunyi tadi, Alex langsung meninggalkan Carol yang masih terbengong di sekre OSIS ditambah lagi setelah Alex meninggalkannya seorang pria yang ia ketahui bernaman Jun masuk dan mengucapkan "cuekin aja omongan Alex, jangan dimasukin ke hati ataupun pikiran, biasa tadi pagi dia lupa minum obat".
"Maksudnya apaan?kenapa dia gitu banget?salah gua apa?" Gumam Carol yang sukses membuat Tya menoleh ke arah sahabatnya ini
"Lo kenapa?" Tanya Tya
"Ehhhh... hmmm... gak papa" ucap Carol sedikit tergagapAlex berhasil, iya dia berhasil membuat Carol memikirkannya sepanjang pelajaran pertama hingga menjelang istirahat kedua tanpa ia ketahui bahwa sesuatu yang cukup membuatnya ketarketir telah menunggu di depannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Novela JuvenilMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...