Chapter 1

32 9 7
                                    

"Destinyyyyy!!!!! Buruuaannn!!! Lima menit lagi bel nih!!!!"

"Iyyaaa!!! Bentar napa!!"

Destiny, gadis berambut hitam sebahu itu berlari kesana kemari di dalam kamarnya. Bertambah panik saat mendengar teriakan kakaknya di luar kamarnya. Dia sedang mencari kos kaki sekolahnya. Dan sialnya, dia lupa meletakkannya dimana.

"Astaga. Ini kaos kaki ngajak main petak umpet apa?" gerutu Destiny seraya mencari keberadaan kaos kakinya.

Hingga akhirnya matanya berhenti di bawah almari pakaiannya. Disana, kaos kaki putih polos tergeletak tak berdaya. Destinya yang melihatnya langsung berlari mengambil benda itu.

"Gila. Ini kaos kaki kenapa bisa di bawah sana?" Destiny menggerutu sambil memakai kaos kakinya.

Baru saja Destiny ingin mengambil sepatunya untuk dipakai, suara kakaknya kembali terdengar. Kali ini bukannya tambah panik, Destiny malah tambah kesal.

"Bentar elaaah!! Sabar dikit napa!!"

Tidak mau mendengar teriakan kakaknya yang membuatnya harus menahan kesabarannya, Destiny memilih memakai sepatunya sambil berjalan keluar kamar. Sesekali dia harus melompat kecil agar kakinya bisa masuk ke sepatu.

"Duuh, ini kenapa gak bisa masuk sih. Gue ka---Awwww!!"

Sontak Destiny memegang dahinya lalu mengusapnya pelan. "Sialan. Ini tembok juga ngapain sih di depan gue??!!"

Dengan bibir yang mengerucut kesal, Destiny memilih membenarkan sepatunya terlebih dahulu barulah dia kembali berjalan menemui kakaknya yang sudah menunggunya di teras rumah.

"Lo ngapain aja sih? Nyinden dulu di kamar mandi?" sindir seorang gadis berambut sepinggang. Matanya menatap kesal Destiny.

Destiny yang disindir begitu memilih diam. Namun bibirnya komat-kamit mencibir kakak perempuannya itu.

"Udah. Ayo buruan berangkat. Tambah telat nih ntar kita," sahut seorang laki-laki yang sejak tadi diam melihat kedua saudaranya bertengkar.

Destiny akhirya melangkah duluan memasuki mobil. Lalu diikuti kedua kakaknya, Daren dan Dara. Daren yang menyupir, memilih kecepatan penuh karena tidak mau harus parkir di luar sekolah.

Daren Alexandra. Seorang pemuda tampan yang mempuntai rambut hitam kemerahan yang acak-acakan, tinggi, kulit sawo matang, dan mempunyai pribadi yang sangat baik. Jadi tak heran jika kakak laki-laki Destiny itu mempunyai banyak teman.

Dara Alessandra adalah kakak perempuan Destiny. Dara dan Daren adalah saudara kembar dengan Daren yang lebih tua daripada Dara. Mereka mempunyai wajah yang hampir mirip. Rambutnya, matanya, dan bentuk wajahnya. Meski mereka kembar, mereka memiliki pribadi yang berbeda. Dara mempunyai sifat yang agak cerewet sedangkan Daren mempunyai sifat yang kalem meski jika sudah menyangkut adiknya, dia akan berubah menjadi kakak yang over protective.

Dara, Daren dan Destiny bersekolah di sekolah yang sama. Destinya kelas 10, sedangkan Dara dan Daren kelas 12. Perbedaan umur mereka yang tidak terlalu jauh membuat mereka sangat dekat. Meski terkadang ada pertengkaran sepele seperti tadi pagi, pasti beberapa menit kemudian mereka akan berbicara lagi seolah tidak terjadi apa-apa. Mereka tidak pernah bertengkar lebih dari satu hari. Pasti salah satu dari mereka akan meminta maaf dan mereka akan kembali bercanda bersama.

"Aduh mana pelajaran gue Pak Parjo lagi. Alamat gue harus denger ocehannya yang panjangnya kayak rel kereta api deh," keluh Daren saat mereka sudah keluar dari mobil. Cowok itu menatap memelas gedung di depannya yang terlihat sepi. Pertanda bahwa pelajaran sudah dimulai.

Dara, yang ada disampingnya juga melakukan hal yang sama. "Gue pelajaran Bahasa Indonesia. Meski gurunya pendiem, tapi sekali ngasih hukuman bisa bikin tepar orang lain."

MELTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang