Wish You Were Here

512 79 49
                                    

JAKARTA, 17 Desember 2017

"Aku kangen sama kamu." ujar wanita berambut sebahu itu di telepon dengan suara bergetar.

"Aku juga kangen kamu. Kamu jaga diri baik-baik disitu." jawab pria di seberang telepon dengan suara berusaha menenangkan.

Perempuan berambut sebahu yang bernama Elsa itu mengangguk walaupun dia sadar bahwa pria yang sedang bertelepon dengannya tidak melihat anggukannya.

Berusaha meredam suara tangisannya, Elsa berucap kembali. "Kalau kamu uda ketemu sama yang lebih baik dari aku, kamu kasih tau aku ya. Seenggaknya nanti aku gak terkejut lagi."

Pria yang bernama Raja itu langsung mendecakkan lidahnya. "Kamu ngomong apasih? Aku sayang kamu. Titik."

"Aku juga sayang sama kamu. Banget malah. Aku cuman takut aja kalau..."

"Itu gak bakalan terjadi, aku yakin itu. Kamu harus percaya sama aku. Udah dulu ya, aku capek baru pulang ngampus. I love you."

"Kamu jaga kesehatan disana. I love you too."

Elsa langsung terduduk di pinggiran kasurnya saat sambungan sudah terputus.

Saat ini, Elsa sudah merasa takut. Takut akan segala kemungkinan yang mungkin akan terjadi.

Menghela nafas sebentar, Elsa beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia ada jadwal diskusi dengan kelompoknya di salah satu cafe.

Ryan: Gue jemput 15 menit lagi;)

Elsa: Oke.

Kalau dari dulu perasaan bisa kita tunjuk dengan sendirinya, tanpa berpikir dua kali, Elsa pasti langsung menunjuk Ryan.

Laki-laki dengan seribu satu cara yang dapat membuatnya tidak merasa kesepian. Laki-laki yang dapat membuatnya melupakan sejenak tentang hubungannya dengan Raja yang sudah 4 bulan tidak bertemu karena hubungan jarak jauh.

Tapi kita kembali ke fakta. Kalau perasaan dapat kita tunjuk ingin berlabuh dimana, pasti tidak akan ada yang dinamakan dengan korban PHP-lah, cinta bertepuk sebelah tanganlah, dan lainnya.

Selesai dengan pakaiannya, Elsa langsung bergegas keluar dari kamarnya.

"Mah, Pah, Elsa pamit dulu. Mau diskusi kelompok sama temen," ucapnya sambil mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

"Hati-hati sayang. Kamu berangkat sama Ryan?" tanya mamanya.

"Iya mah. Kayaknya itu klakson dia deh. Aku langsung pergi ya."

Elsa langsung memasuki mobil Ryan yang sudah terparkir rapi di depan rumahnya.

"Lah? Kok lo langsung masuk sih? Gue harus pamit ke bonyok lo dulu." ujar Ryan tidak terima.

"Gak usah. Mama sama papa uda tau kalo gue bareng lo. Langsung cabut aja, nanti yang lain nungguin."

Ryan menyayangi Elsa. Sejak awal mereka memasuki perkuliahan dan itu berlangsung sampai sekarang.

Ryan mengenal Elsa pertama sekali saat MOS sedang berlangsung. Elsa dihukum lari lapangan 10 kali sementara Ryan 20 kali karena mereka sama-sama terlambat.

Wish You Were HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang