1

1.5K 29 3
                                    

"Fa, kenapa kemarin kamu nggak masuk ?",tanya Zahra. "Maaf Ra, aku nggak ngasih surat izin. Kemarin sih aku ada acara keluarga. Ada tugas atau kabar dari sekolah nggak ?",jawab Shafa yang juga bertanya kepada Zahra.

"Kalau tugas sih nggak ada, tapi kalau kabar ada. Kemarin anak anak semua gempar, soalnya ada pengajar baru ganteng lagi, dan yang bikin kaget umurnya masih muda.", jawab Zahra dengan antusias

"Sebegitunya ya, emang namanya siapa dan berapa umurnya ?, aku jadi penasaran.", tanya Shafa yang mulai tertarik akan topik pembicaraan pagi ini.

"Namanya Kahfi, umurnya masih 22 tahun. Dan sekarang dia jadi guru sejarah kita gantiin Bu killer", jawab Zahra sambil kegirangan.

"Oh, jadi bu Dina udah pindah to. Syukur kalau begitu, hari ini bebas dari hukuman kebetulan tugas dari bu Dina belum aku kerjain", ucap Shafa yang merasa lega jikalau nantinya tidak akan mendapatkan hukuman.

Tet..tteett..ttteeett, bel tanda masuk berbunyi. Tidak seperti biasanya, di kelas Shafa banyak murid perempuan berebut tempat duduk paling depan, kecuali dengan ke empat sahabat yang masih bertahan pada tempat duduk mereka setiap hari. Mereka adalah Shafa, Zahra, Mala, dan Adel.

"Ya Allah ini anak semua kenapa sih, Del. Nggak biasanya berebut tempat duduk, apalagi dipelajaran sejarah. Sesuatu yang langka", tanya Mala yang terkejut akan suasana kelas pagi ini.

"Hah, kamu tau sendirikan kalau bu Dina udah dipindah tugaskan dan diganti sama guru ganteng. Ya, jelaslah mereka berebut tempat duduk cari perhatian paling", jawab Adel yang juga kagum dengan 'sesuatu yang langka' pagi ini.

Di lorong kelas seorang laki laki berperawakan tinggi tengah berjalan dengan santainya. Dia tidak menggubris sekelilingnya yang memang banyak pasang mata memperhatikannya dengan kagum.

Berjalan dengan santai, memakai setelan seragam rapi, rambutnya yang klimis alami tanpa pomade, juga ketampanan wajahnya lah yang mampu membuat banyak orang kagum dengan laki laki itu, pagi ini juga. Setelah melihat jam yang terpasang di pergelangan tangannya, ia segera melangkah lebih cepat daripada langkah santainya tadi. Laki laki itu takut jika harus telat ke kelas pada hari pertama kerjanya, segera ia memasuki kelas yang ditujunya, kelas 12 IPS.

Suasana kelas yang tadinya gaduh kini kembali ke keadaannya semula, senyap dan sepi setelah laki laki tadi memasuki ruangan itu. Senyap bukan karena takut pada laki laki itu, tapi senyap karena semua orang yang berada di kelas itu terkagum kagum melihat siapa yang kini tengah berdiri didepan kelas.

Tanpa ada sedikit canggung segera laki laki itu angkat bicara untuk mengawali pagi hari ini. "Assalamu'alaikum, selamat pagi semua", ucap laki laki itu dengan memasang senyumnya yang terlihat manis.

Segera histeris seisi ruangan tersebut, yang perempuan menatap tak percaya sedangkan siswa laki laki menatap heran semua perempuan yang berada di kelas ini sekarang. Termasuk juga Shafa, Mala, Adel, dan Zahra mereka tercengang dengan guru barunya itu. Mereka kira dia akan dingin atau lebih galak ternyata diluar ekspetasi ternyata guru itu lebih ramah dan bersahabat.

Segera saja seisi ruangan tersebut menjawab sapaan laki laki tersebut. "Waalaikumsalam, selamat pagi Pak", jawab mereka bersemangat.

"Perkenalkan nama saya Kahfi, saya akan menggantikan bu Dina sebagai guru sejarah kalian. Ada yang mau ditanyakan ?", kenal laki laki itu yang bernama Kahfi. Salah seorang siswi bertanya pada Kahfi, "Nama lengkap sama alamatnya, Pak ?"

"Nama lengkap saya Kahfi Putra Dhirgantara, kalau alamat tanyakan ke kantor guru sana ya. Ada yang mu bertanya lagi" Jawab Kahfi dengan sedikit jahil. "Yaah, pak Kahfi gitu sih", gerutu siswi tadi yang sebal

"Pak, status saat ini apa Pak ?, jomblo atau udah ada yang punya ?", tanya Deni ketua kelas. "Status saya masih jomblo, belum ada yang mau kayak nya", jawab Kahfi dengan candaan. Sontak para siswa perempuan berteriak kegirangan setelah mendengar jawaban Kahfi.

Dibarisan belakang paling pojok ke empat sahabat tersebut hanya menanggapi kedatangan guru baru tersebut dengan biasa. Mereka memilih biasa agar tidak dijuluki murid kurang sopan, tapi di dalam pikiran masing masing pasti mereka berteriak teriak kegirangan.

"Fa, pak Kahfi ganteng juga ya. Mau lah aku kalau jadi murid kesayangannya." Ucap Zahra yang duduk tepat disamping Shafa. "Iya, bener juga katamu", jawab Shafa dengan ekspresi biasa saja.

Pelajaran sejarah hari ini tidak ada kata serius, semua berisi tentang perkenalan guru baru itu dan sharing sharing juga pengalaman demi pengalaman dari pak Kahfi.

Kahfi sendiri dulunya adalah alumni dari SMA itu, yang menempuh kuliah dengan beasiswa sepenuhnya dalam waktu 2 tahun dan lulus dengan camlaude, setelah lulus dari perkuliahannya di Indonesia ia melanjutkan lagi 1 tahun kuliah di Australia dan meraih IPK tertinggi ke dua disana.

Sekarang selain bekerja sebagai guru ia juga yang akan memiliki Dhirgantara Corp nantinya menggantikan sang ayah, Wangsa Dhirgantara. Dalam usia 22 tahun, Kahfi sudah menyandang banyak gelar dan prestasi juga sebagai pengusaha muda yang mapan.

~~

Tett...tteettt...teetttt

Bel pulqng sekolah telah berakhir banyak siswa siswa yang bersorak gembira dan bergegas segera pulang. Para guru akhirnya bisa bernafas lega sekarang, tidak ada murid murid nakal lagi sekarang dan bisa beristirahat atau mengobrol sejenak bersama guru lainnya di kantor.

"Pak Kahfi, gimana ngajar hari ini ? anak anak pada bandel nggak ?", tanya Syila salah satu guru ekonomi di SMA itu. "Seru kok Bu, kalau bandel sih biasa anak SMA jaman sekarang", jawab sumringah Kahfi yang baru saja duduk dimeja kerjanya.

"Duh, jangan panggil 'Bu', saya masih muda. Masih kuliah juga di panggil bu, paling beda sedikit umurnya sama 'bapak'. Panggil aja nama saya", ucap syila yang merasa risih kalau dipanggil bu oleh Kahfi.

"Oh iya maaf, Bu..eeh Syila maksut saya. Kalau gitu juga jangan manggil saya 'Pak', panggil saja Kahfi", jawab Kahfi ramah. Sejenak handphone Kahfi bordering tanda ada panggilan masuk, dilihatnya layar handphone nya tertera nama ayahnya. Langsung saja Kahfi meminta permisi untuk mengangkat panggilan masuk tersebut.

"Halo, Assalamu'alaikum Fi. Gimana ngajarnya udah selesai ?", ucap ayahnya dari seberang.

"Waalaikumsalam, Alhamdulillah yah. Udah selesai kok ngajarnya, ada apa yah telfon Kahfi ?", tanya Kahfi langsung.

"Gini nak, kamu cepat pulang ya. Ayah mau ajak kamu sama bunda buat makan malam sama sahabat lama Ayah. Nggak ada penolakan, ayah tunggu habis maghrib nanti ya", tutur Wangsa, ayah Kahfi dari seberang sana

"Iya Yah, Kahfi juga nggak akan nolak, nanti Husein di ajak nggak Yah ?", jawab Kahfi sopan pada ayahnya.

"Husein katanya nggak bisa datang, masih sibuk paling masalah kantornya", jawab ayahnya kecewa. "Ya sudah gitu aja ya nak, ayah masih ada pekerjaan. Assalamu'alaikum", sambung Wangsa.

"Waalaikumsalam", jawab singkat Kahfi. Segera saja ia langsung masuk kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaan nya sambil mengobrol dengan guru lainnya.

~~

"Temen temen, aku pulang dulu ya", pamit Shafa pada ke tiga sahabatnya.

Tadi sempat Shafa menerima panggilan masuk dari Ummi nya. Dia disuruh cepat pulang, kata Ummi nya Shafa akan di ajak makan malam dengan sahabat Aabi nya waktu kecil.

"Mau kemana Fa, kok buru buru ?", tanya Adel. "Nggak tau, katanya Ummi ada urusan sama sahabatnya Aabi waktu kecil. Udah ya aku pulang dulu, Assalamu'alaikum", segera Shafa pamit pada ketiga sahabatnya.

"Waalaikumsalam, hati hati Fa", jawab ketiganya kompak.

Gantikanku UntuknyaWhere stories live. Discover now