1

15 1 0
                                    

"Ooh Sehun, ayolah! Kau adalah satu-satunya orang yang kupercaya,"

"Saya tidak mau. Kenapa bukan ayahnya sendiri yang melindunginya," Tegas Sehun.

Ekspresi wajah William menjadi muram. "Kau tahu, dia itu anak haram," Lalu ia menghela napas dan memijit pelipisnya pelan. "Apa kata orang-orang kalau mereka tahu aku punya anak haram."

"Tapi dia tetap anakmu! Aku tidak akan melakuka--"

William menyeringai, sepertinya dia merencanakan sesuatu. "Jika kau tidak mau, jangan salahkan aku jika keluargamu yang kukorbankan."

"BRENGSEK!"

~

"Kau sudah siap? Pesawatnya akan berangkat sebentar lagi, cepat masuk."
Suara Mary mengejutkan Sehun yang melamun sejak 1 jam yang lalu.

Mary menghela napasnya dan menepuk pundak lelaki itu. "Kau hanya perlu menjaganya. Itu tidak akan sulit."

"Aku tidak ingin menyakiti Natasha, Bu." Sehun menjawab dengan lemah. "Aku.. aku tidak mau ia terluka."

"Aku tahu kau mencintainya." Mary menatap Ethan dengan tatapan datar. "Tapi jangan biarkan perasaanmu itu mengusik impianmu.. menjadi seorang Secret Service."

~

Ethan telah sampai di Shaldives, pulau yang katanya menelan manusia yang lancang masuk ke dalamnya.

Tiba-tiba datang suara-suara aneh yang terdengar seperti manusia yang sedang berjalan, Ethan menajamkan pendengarannya. Ada lima.. sepuluh.. lebih dari dua puluh orang! Ia pun segera bersembunyi di belakang pohon dengan batang yang lebar. Lalu ia mengintip dari belakang pohon tersebut, dan...

"Angkat tangan!"

Ethan spontan mengangkat tangannya. Dua puluh orang menodongkan pistol dan di saku mereka ada.. granat! Siapa mereka sebenarnya? Apa mereka para penelan itu? Ataukah agen yang bertugas melindungi putri William?

"Siapa kalian?" Tanya Ethan sambil melihat orang-orang itu. Barangkali ia mengenal salah satu dari mereka.

"Kau tak perlu tahu." Geram salah satu dari mereka yang menempelkan pistolnya di pelipisku. "Bawa dia!" Perintahnya. Lalu para penodong itu menarik Ethan secara kasar, mengikat tangannya dengan tali, dan orang-orang itu mengangkat lengannya, menusukkan suntikan berisi cairan, dan yap! Ethan terbius.

~

"Nona, kami bawa tawanan."

"Siapa lagi, John? Aku tidak mau menguras energiku untuk mengurus orang yang tidak jelas. Aku masih ingat, kemarin kau menawan seorang nelayan, lalu turis aneh yang ada di sebrang pulau kita." Wanita yang merupakan kepala X Service menghempaskan bokongnya di salah satu sofa berharga 2,5 milyar yang berada di ruang tamu.

John mendengus. "Krystal! Harga sofa itu sebanding dengan gajimu 2 tahun."

Wanita itu pun dengan spontan mengangkat tubuhnya. Menepuk-nepukkan tangannya di sofa tersebut, memastikan bahwa sofa itu tidak ternoda.

Krystal mengambil sebuah benda di lemari besi yang terlihat seperti ponsel nokia. Lalu dia meng-scan wajah lelaki yang telah terbius itu dengan jarak yang lumayan dekat. "Wajahnya lumayan." Lalu ia mengetik sesuatu di benda itu. "Gotcha! Dia Secret Service, John. Kau akan bertanggung jawab jika dia melapor yang iya-iya kepada Mr. Olympus... Steven, bangunkan dia."

~

Chapter 1 - First Met.

ALESSANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang