四 (Empat)

1.7K 100 7
                                    

Setelah pesta makanan tadi, mereka tertidur di kamar Sarada, saking ngantuknya mereka tidak sempat kembali ke kamar masing-masing.

Namun saat tengah malam, Boruto terbangun karena tertindih tubuh Iwabe

"Dasar Iwabe! Perasaan tadi dia tidak tidur di pinggirku-ttebasa" Boruto menjauh dari Iwabe dan mencari tempat yang cocok untuk tidur dengan tenang, namun saat matanya menyapu seisi ruangan, ia melihat sesuatu yang membuatnya agak jengkel

"Bagaimana bisa Shikadai ada disana? Dia hanya mencari keuntungan-ttebasa!" Boruto melihat Shikadai yang tertidur dengan bersandarkan kasur Sarada, dan disamping Shikadai, kepala Sarada berada di bahu Shikadai

Boruto kemudian mendekati mereka dan mengubah posisi kepala Sarada sehingga posisi kepala nya Sarada kemudian berada di bahu Chocho.

Pagi harinya..

"Hwoaam...aku tidur sangat nyenyak dattebasa!" Boruto bangun dan meregangkan badannya, dilihatnya teman-temannya masih belum bangun, dan Iwabe bahkan masih mendengkur dengan keras

"Dimana dia?" Boruto berbicara pada dirinya sendiri, ya Sarada sudah tidak bertengger eh.. maksudku tidak berada di pinggir Chocho.

Saat itu juga pintu kamar Sarada terbuka, saat dilihat ternyata sesosok makhluk berkacamata masuk kedalam

"Shannaro! Dari tadi kutunggu hanya ada seonggok manusia yang bangun" jengkel Sarada

"Paling tidak jangan memakai kalimat 'seonggok'-ttebasa" Boruto menjawab

Saat itu Sarada dan Boruto membangunkan yang lainnya, setelah sekian lama usaha mereka membuahkan hasil, semuanya sudah bangun dan bergegas mandi, tentunya bergiliran karena kamar mandinya terbatas

"Hei gendut! Cepat sedikit dong mandinya! Aku sudah berdiri disini dari lima belas menit yang lalu, kalau mau makan jangan di kamar mandi!, cepatlah gendut!" Inojin kesal karena Chocho tidak keluar-keluar dari kamar mandi

"Urusai kau Inojin!, kau memang tidak akan peka sama perasaan wanita, dasar mayat!" Balasan dari kamar mandi itu membuatnya semakin kesal, namun apalah dayanya, semua kamar mandi sudah penuh, hanya kamar mandi ini yang penghuninya sudah masuk beberapa menit lebih lama dari yang lain.

Setelah tragedi-tragedi yang tidak mengenakan tadi mereka semua sudah mandi dan sekarang menuju ruang makan.

"Kira-kira kita makan apa ya Iwabe-kun?" Tanya Denki pada Iwabe

"Sepertinya makanan" jawab Iwabe

"Aku menyesal bertanya padanya..beruntung dia sahabatku kalau tidak, aku akan menelfon ayahku untuk meminjamkan kereta apinya untuk menghabisi orang ini.." batin Denki setelah mendapat jawaban dari Iwabe

Saat semuanya berkumpul di meja makan, empat pelayan Sarada menyiapkan makanan yang cukup banyak

"Hei Sarada, kenapa pelayanmu yang memakai banyak pomadic itu bergaya agak aneh?, ditambah simbol kalungnya seperti aliran sesat penyembah dewa Jashin" Namida berbisik pada Sarada, dan disambut cekikikan kecil dari Kakuzu yang mendengar hal itu

"Kan sudah ku bilang untuk tidak percaya pada Jashin lagi, lihatlah anak-anak saja tau kalau itu sesat" bisik Kakuzu pada Hidan

"Diam kau mata duitan! Kau akan dilucknut dewa Jashin!" Balas Hidan tak terima

Setelah menyiapkan semuanya di meja makan, dua pelayan wanita yaitu Matsuri dan Shion mengambilkan susu untuk setiap gelas, sedangkan dua pelayan gesrek lainnya meninggalkan meja makan :v

Arigatou [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang