Sean hanya duduk diam di depan meja kerja Miley memandangi gadis itu yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Maggie yang melihat sikap Sean hanya bisa geleng-geleng kepala. Sementara Miley yang terus diperhatikan merasa risih dengan pandangan pria itu, berkali-kali Miley menyuruh Sean pergi tapi tak digubris sama sekali olehnya. Sean akan menunggu hingga jam makan siang dan mengajak Miley makan bersama."Ayolah, Sean. Apa kau tak punya kesibukan? Kuliahmu?" tanya Miley yang sudah mulai lelah dengan tatapan Sean yang tak pernah berhenti kemanapun gadis itu melangkah.
"Aku tak ada kuliah hari ini." jawabnya santai.
"Setidaknya kau bisa melakukan sesuatu, jangan diam berpangku tangan terus seperti itu."
"Kau tak lihat aku sedang melakukan sesuatu. Memandangimu."
Maggie menghampiri Sean dan berdiri di sebelahnya, "Sean, jangan ganggu pekerjaan Miley, nanti dia jadi tak konsentrasi."
"Meg, kau tau aku kan?" Sean melemparkan tatapan yang dapat meluluhkan hati wanita manapun, sayangnya tak berlaku kepada Miley.
"Dasar anak muda." Maggie kembali ke mejanya sambil menggelengkan kepala dan tersenyum dengan tingkah laku kedua manusia itu.
Di awal kedatangan Sean, Miley sempat menyeret pria itu untuk keluar dari ruangannya karna menurutnya Sean adalah orang asing dan tidak diperbolehkan untuk memasuki area khusus karyawan, hingga akhirnya Maggie memberitahu bahwa Sean adalah anak dari Kimberly Smith, pemilik butik KDNY, dan setelah itu Miley tak bisa berbuat apa-apa.
"Miley, tolong cek ke area workshop untuk progress gaun pesanan keluarga Bennington." pinta Maggie.
"Okay."
Miley melangkah keluar dari ruangannya yang diikuti oleh Sean, gadis itu menuju satu lantai di atasnya. Ketika pintu ruangan terbuka yang menampilkan beberapa pekerja yang sedang mengukur dan menjahit, suasana menjadi cukup gaduh. Bukan karna kehadiran Miley, tapi pria di belakangnya yang merupakan pria idaman setiap gadis membuat mereka menjadi kehilangan konsentrasinya.
"Tolong jangan sampai ada kesalahan, silakan lanjutkan pekerjaan kalian." ucap Miley memecah keheningan di dalam ruangan itu.
Miley memandang sebal ke arah Sean yang ada di belakangnya, "Kenapa kau ini senang sekali mengacaukan sesuatu! Kembalilah ke ruanganku, tunggu aku disana." perintah Miley.
"Aku hanya ingin tau pekerjaanmu seperti apa."
"Tapi kau mengacaukan konsentrasi mereka."
Sean maju beberapa langkah hingga ia berdiri di depan Miley, pria itu berkata setengah teriak, "Lanjutkan pekerjaan kalian, kalau sampai ada kesalahan jangan menyesal jika surat pemecatan tiba di hadapan kalian!" gertak Sean dengan nada serius yang membuat Miley terkejut dengan cara pria itu yang berubah seratus delapan puluh derajat dari kebiasaannya. Seluruh pegawai langsung memfokuskan diri pada pekerjaannya masing-masing.
Miley menghampiri bagian finishing dan bertanya kepada PIC mengenai progress pekerjaan mereka sembari mengecek beberapa pakaian, gadis itu lalu menulis sesuatu ke dalam buku laporannya. Setelah selesai dengan pekerjaannya, gadis itu lantas kembali ke ruangannya.
"Kau tak perlu berkata seperti tadi, Sean." ucap Miley di dalam lift.
"Memangnya kenapa? Sudah seharusnya mereka diberi ketegasan seperti tadi, coba kau bayangkan bagaimana jika pekerjaan mereka berantakan karna selalu melihatku?"
"Aku tau tapi tak perlu mengancam, nanti mereka melihatku seperti..."
Sean memotong perkataan Miley sebelum gadis itu menyelesaikannya. "Sudahlah tak perlu berpikir macam-macam." ucapnya santai, ia melirik jam di tangannya. "Sudah waktunya makan siang, ayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBLESSED LOVE (Seq. IWCBT)
RomanceAxel Abraham Smith, pengusaha bertangan dingin namun berpenampilan ketinggalan jaman dengan segala gaya berpakaiannya, berbeda dengan para pengusaha muda lainnya yang tampan, modis dan menjadi incaran banyak wanita, ia justru sama sekali bukan pilih...