02. Xekinóntas

147 15 13
                                    



Kepadatan kota Seoul tak perlu diragukan lagi, orang - orang berlalu lalang dengan kesibukan masing - masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepadatan kota Seoul tak perlu diragukan lagi, orang - orang berlalu lalang dengan kesibukan masing - masing. Jalanan tak kalah sepi, kendaraan berlalu lalang meramaikan jalanan itu. Tak terkecuali sebuah mercy hitam yang melintas dengan kecepatan rata - rata.

Di kursi penumpang belankang duduklah seorang gadis dan seorang pemuda, sedangkan di kemudi ada seorang pria paruh baya yang berperan sebagai sopir. Pemuda dan gadis itu nampak akrab berbincang satu sama lain. Seakan pemandangan kota Seoul sudah membosankan bagi mereka.

"Aku benar - benar tidak percaya Eun - ya, kau kabur ke Korea hanya untuk bekerja di Seo Gyu. Sudah kubilang aku tidak memaksamu dan kau sangat keras kepala sekali." Oceh pemuda itu pada gadis di sebelahnya.

"Tapi itu adalah impianku Luhan sunbae - nim. Aku tidak mau menyia - nyiakan kesempatan emas seperti ini."

"Bagaimana dengan ibumu?" Tanya pemuda yang tak lain Luhan itu.

"Dia akan mengerti nanti. Sebenarnya aku tidak tega, tapi aku benar - benar sedikit kesal pada ibu karena dia tidak mengijinkanku bekerja pada Seo Gyu tanpa alasan yang jelas."

"Kau seharusnya tidak begitu. Tapi semuanya sudah terjadi mau bagaimana lagi?" Luhan nampak menyerah untuk berdebat.

"Sunbae - nim aku benar - benar sangat berterima kasih padamu, karena aku bisa mendapat posisi itu berkatmu nantinya." Gadis yang bernama Ye Eun menarik sudut bibirnya membentuk senyuman.

"Pesanku semoga kau betah saja bekerja pada Sehun." Ejek Luhan dengan nada remeh.

Ye Eun tertawa kecil.

"Doakan saja." Ye Eun mengedipkan sebelah matanya lalu memgarahkan pandangannya ke kota Seoul melalu kaca mobil.

Kesunyian kini menemani Luhan dan Ye Eun tatkala berjalan melewati lorong yang cukup sepi itu. Sampai pada akhirnya mereka berhenti di depan sebuah pintu yang tak lain akses masuk ke apartemen Luhan.

Segera ditekannya angka - angka itu membentuk sebuah password yang berfungsi sebagai kunci pada apartemen itu.

Segera ditekannya angka - angka itu membentuk sebuah password yang berfungsi sebagai kunci pada apartemen itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ECHASE -OSH [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang