Ternyata

60 16 0
                                    

Hari ini, kakeknya berhasil sadar setelah lamanya koma. Ia rasa bahwa keberadaan Aurin membawa keberuntungan bagi kakeknya, namun tidak lupa juga bahwa Tuhan adalah pemeran utama kakeknya dapat melihat dunia kembali.

"Lo gak apa-apa ikutan jagain kakek di sini? " tanya Zidan.

"Nggak kok, bentar lagi gue di jemput sama papa." jawab Aurin tidak keberatan.

"Biarin kita ketemu sama papa kamu yah, sekalian ngucapin terima kasih dan silaturahmi." kata ibunya Zidan.

"Iya,tante." cengirnya.

"Kamu jangan panggil tante lagi, kan enak dengernya kalau kamu panggil bunda seperti Zidan." ucap Selena.

"Iya tan- eh bunda." kata Aurin karena belum terbiasa memanggil nama bunda selain pada ibunya.

Tidak lama setelah itu, masuklah ayah Aurin ke dalam ruangan, meskipun tempatnya tidak mendukung namun tidak ada kata tidak jika hanya ingin bersilaturahmi.

Yang membuat Zidan dan Aurin bingung saat ini, karena baik kedua orang tua Zidan dan ayahnya Aurin hanya saling menatap diam.

"Rio? " panggil ayahnya Aurin.

"Kamu fajar, kan? Wah, aku nggak nyangka banget bakalan ketemu lagi sama kamu dalam keadaan seperti sekarang." kata kata ayahnya Zidan.

"Kamu ayahnya Zidan? Wah, ternyata lebih mirip sama Selena daripada kamu, yah." kata Fajar.

"Awalnya, pas aku tau nama anak kamu, aku rasa kayak familiar gitu. Ternyata namanya Aurina nggak jauh beda sama ibunya." kata Rio.

"Dulu, anak kamu datang ke rumah buat acara ulang tahun Aurin, tapi situ aku belum kenal karena wajahnya nggak mirip sama kamu. Tapi, kayaknya dia warisin sifat kamu." ujar Fajar.

"Kamu urus bisnis terus, dari dulu kamu juga urusannya tugas aja di sekolah, kasihan tuh Aurina kamu tinggal terus." ucap Rio sambil mengelus lembut rambut Aurin.

"Gue nggak perlu cemas lagi, karena calon mertuanya kamu sendiri, yang jeleknya masih sama seperti dulu." kata Fajar membuat kedua remaja itu sedikit canggung karena membahas kata 'mertua'.

"Kenapa lo nggak bilang kalau ayah lo itu temenan sama papa gue." bisik Aurin sambil memukul pelan lengan Zidan.

"Lah, mana gue tau, lo sendiri masa nggak tau juga." jawab Zidan.

"Lo pake nanya lagi, lo kan tau ayah gue sibuknya minta ampun, mana sempat nanyain temen lamanya satu satu." jelas Aurin.

Mereka berdua, terjebak dalam suasana canggung yang entah mengapa mereka harus canggung saat kedua keluarga itu adalah sahabat dari dulu? Bukankah itu bagus.

...

"Pa, emang kita pulangnya harus besok? Gak mau liburan dulu atau gimana gitu? " ucap Aurin berusaha menghasut ayahnya.

"Papa minta maaf yah, tapi papa masih ada bisnis di kantor, kalau kamu masih mau liburan, pulangnya ikut sama keluarga om Rio aja." tawar ayahnya, karena ia tahu bahwa anaknya masih ingin menghabiskan banyak waktu dengan pacarnya itu.

Namun, Aurin tidak tega melihat ayahnya kembali sendirian sedangkan ia malah liburan sendiri di sini, ia yakin bahwa Zidan akan mengerti jika ia harus pulang lebih awal.

"Nggak kok, Aurin ikut sama papa aja" jawab Aurin.

"Yaudah, kamu habisin makanan kamu lalu tidur, besok kita pulang." kata ayahnya.

Sesudah makan malam, ia masuk ke dalam kamarnya lalu mengambil ponselnya.

Zidanalvr_

Besok gue balik

Serius lo

Cepet banget

Proyek papa udah selesai

Padahal gue baliknya seminggu lagi

Nunggu kakek sembuh total

Lo harus nahan rindu
lagi sampe seminggu
Hahaha

Yaudah

Lo jaga diri sampe gue balik

Awas aja kalau lo
masih suka ceroboh

Apaan sih bawel amat

Terus?

Emang lo mau punya cowok gimana?

Seperti Khaesa begitu?

Lihat aja kalau udah sampe

Gue bakal masuk ke kulkas

Biar apa?

Biar lo punya cowok dingin

Wkwkw

Ngantuk nih


Yaudah tidur

Besok lo mau prepare kan?

Good night princess

Udah lama banget
gak di panggil princess


Baper lagi kan

...

AURINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang