PROLOG

38.7K 981 20
                                    

•°•Happy reading•°•

***
'Biarkan semua berjalan seperti ini dan jangan pernah melawan takdir'
***

  Mataku terasa berat untuk terbuka, tubuhku terasa lemas untuk digerakkan, lidahku terasa pahit untuk berucap, yang aku rasakan hanyalah lemas dalam diriku dan mungkin saat dalam kondisi seperti ini aku ingin mati saja.

Perlahan aku membuka kedua kelopak mataku. Tapi, mengapa semua terlihat gelap?

Aku menjerapkan kembali kedua kelopak mataku yang terasa berat, tapi tetap sama saja, semua gelap.Apa yang terjadi denganku?

Perlahan aku menggerakan jari tanganku yang terasa kaku dan aku mencoba meraba mataku, mungkin ada sesuatu yang menghalangi penglihatanku. Tapi tidak ada yang menjanggal.

"Alesha....."

Aku mendengar seseorang memanggilku, suaranya seperti seorang pria. Suara maskulin yang bercampur dingin serta nafas mint yang tercium di indra penciumanku saat pria itu berbicara.

Ruangan ini begitu dingin, dan tercium sangat jelas bau obat-obatan yang membuat aku ingin mual. Dan aku sekarang tahu kalau aku sedang berada di rumah sakit saat ini. Tapi, mengapa aku bisa berada disini?

Aku merasakan bahwa dia menggenggam tanganku. "Alesha, kau sudah sadar?" ucap pria itu kembali.

"Alesha ini papa." Ucap suara yang sangat aku kenali, ini adalah ayahku. Aku merasa lega karena mendengar suara dari orang yang aku kenal, mungkin ayahku bisa menjelaskan apa yang terjadi kepadaku.

"Haus.." akhirnya kata ini yang bisa aku ucapkan, dan tenggorokanku memang terasa kering.

Seseorang mengarahkan gelas yang berisi air ke mulutku, lalu membantu ku untuk meminum. Aku meneguk air itu hingga habis.

"Kau baik-baik saja?" Tanya ayahku. Pertanyaan yang aku sangat tunggu-tunggu darinya. Aku tidak baik-baik saja sebelum seseorang menjelaskan semuanya yang terjadi padaku.

"Kenapa semuanya gelap?" Ucapku dengan suara pelan. Akhirnya aku mengungkapkan pertanyaan tentang kondisi yang sekarang aku alami.

Diam, cukup lama aku tidak mendapatkan jawaban dari seseorang. Ada apa sebenarnya? Apa yang mereka berusaha tutupi dariku?

"Papa akan panggilkan dokter." Ucap ayahku, kemudian ia melepaskan genggaman tangannya padaku.

Tak lama kemudian aku merasakan pemeriksaan di mataku serta pemeriksaan menyeluruh pada tubuhku.

"Dokter, bagaimana dengan anak saya?" tanya papaku setelah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter telah usai.

"Bisa kita bicara?"

"Baik dok." aku mendengar kembali suara ayahku, lalu aku mendengar derup langkah beberapa orang menjauhiku.

"Hahaha..." Aku mendengar seseorang sedang tertawa gembira, seolah tidak ada beban dalam hidunya.

"Alesha, kau bodoh. Bahkan sangat bodoh."

Dan aku tersadar, pria asing itu masih bersama ku di ruangan ini. Apa yang dimaksud ucapannya? Kenapa ia bisa berkata seperti itu kepadaku?

Aku membuka suara dengan pelan. "K-kau S-siapa?" tanya ku terbata-bata kepadanya.

"Rafael Ferdinan." ucapnya kembali dengan suara dingin.Tunggu, Rafael Ferdinan? Sepertinya tidak asing bagiku, tapi aku harus membutuhkan ingatan yang cukup kuat untuk mengenal nama ini.

Married With The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang