"Perkenalkan nama saya Nandhita Shofie. Bisa dipanggil Shofie. Saya dari SMP Nusa Bangsa 1. Alasan saya memilih bersekolah di SMA Garuda, karena termasuk sekolah terfavorit yang memiliki banyak prestasi. Dan saya berharap dapat membanggakan sekolah ini. Terimakasih." Setelah berkenalan di depan kelas, Shofie kembali duduk. Seluruh murid M-5 memberi tepuk tangan semata-mata sebagai formalitas menghargai setiap murid yang maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri. Karena hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru, perkenalan di depan kelas merupakan rutinitas yang selalu dilakukan murid baru setiap tahunnya.
"Lanjut.... " Ucap Galuh selaku OSIS pengampu kelas M-5.
Tidak ada respons dari murid M-5, mereka saling tatap bertanya-tanya dengan sorot matanya siapa yang belum maju?
"Woy! Gue ngomong sama siapa?" sentak Galuh tiba-tiba membuat kelas yang tadinya hening semakin hening. Gimana mau ada yang menjawab, melihat wajah Galuh yang sangar saja sudah tidak berani apalagi menjawab.
"Masih ngga ada yang mau jawab?" tanya Galuh yang sekarang sudah berdiri di depan kelas. Mata Galuh mengintimidasi satu persatu murid M-5, dan satu persatu pula murid M-5 tidak punya nyali untuk menatapnya.
"Yang cowok mana? Ngga ada yang mau jawab? " alis Galuh terangkat satu, seolah menantang setiap cowok yang ada dikelas ini.
"Ngga ada yang merespons berarti kalian sekelas gue hukum. "
"Eh kak! " terdengar ucapan seorang gadis sambil mengangkat tangan kanannya. Galuh langsung menoleh kearah sumber suara.
"Ya kamu, kenapa? "
Gadis itu langsung menurunkan tangannya dan langsung berkata. "Sebenarnya sudah maju semua kak, saya absen terakhir yang maju."
"Nama kamu siapa? " tanya Galuh.
"Shofie kak. " Ucap Shofie cepat.
Galuh langsung tersenyum miring dan kembali dengan wajah garangnya. "Cuma satu. " Mendengar ucapan Galuh murid M-5 tidak paham maksud omongannya.
"Shofie lo keluar!" teriak Galuh.
Kaget namanya dipanggil dan disuruh keluar, Shofie bingung. Dia sudah berani menjawab kenapa malah disuruh keluar. Ia langsung mengangkat tangan kanannya meminta izin bicara. Galuh yang melihat respons Shofie hanya mengangkat dagunya dengan maksud bertanya apa?
"Maaf kak, kenapa saya disuruh keluar? Saya salah apa?" tanya Shofie tidak terima, namun masih dengan nada sopan.
"Maju kedepan!" bukannya menjawab pertanyaan Shofie, Galuh malah menyuruhnya lagi.
Shofie tidak paham dengan OSIS pengampu kelasnya saat ini. Karena malas bertanya lagi kenapa dia sekarang malah disuruh kedepan, dengan berat hati ia menurutinya. Shofie mulai beranjak dari bangkunya dan berdiri disamping Galuh.
"Karena cuma satu yang mau jawab, cewek lagi. Kalian semua tetep gue hukum. " Mendengar ucapan Galuh semua murid M-5 gaduh, merasa tidak terima dengan apa yang diucapkan Galuh.
"Diam! " teriak Galuh dan seketika kelas kembali hening.
"Yang cewek bersihin kelas sama halaman depan kelas. Karena cowok kelas ini ngga punya nyali buat jawab, kalian bersihin toilet cowok deket gudang belakang. " Setelah mengetahui hukumannya semua murid semakin mengeluh. Terutama anak cowok, harus membersihkan toilet gudang belakang yang terkenal jorok membuat mereka jijik sendiri.
"Gue ngga mau dengar keluhan. Hukuman bisa dilakuin dari sekarang dan harus udah selesai sampai bel istirahat pertama bunyi. "
"Argggghhh.... " Geram semua murid M-5 yang satu persatu mulai beranjak dari tempat duduknya. Yang cewek mulai mengambil alat kebersihan dan yang cowok dengan wajah super lesu, mereka berjalan gontai menuju toilet gudang belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Here
Teen FictionTidak akan ada yang tahu bagaimana masa SMA kita yang terjadi dengan waktu yang cepat, tapi memiliki begitu banyak cerita di dalamnya. 🕊🕊🕊