«11» Awal

19 5 0
                                    

Seakan waktu tak lagi bersedia,
Meluangkannya untuk kebersamaan kita,
Karena kini telah berbeda,
Berada dalam wadah yang sama,
Dengan kesibukan yang merajalela.
»••«


“Gue bikin group chat, ntar kalian gue masukin” ucap Azmia saat tak terlalu fokus pada handphone yang digenggamnya.

Weekend telah kembali dengan senang hati. Dan kini DIAZLYNA memilih untuk menghabiskan harinya berkumpul di danau tempat mereka biasa berkumpul.

“Masukin apanya, Mi?” tanya Azkayra dengan candaanya.

Muncul pikiran jahil pada Edlyn. “Lubangnya gedekan, Mi? Kalo kecil ntar gak masuk lho” timpalnya dengan diiringi cengengesan.

“Tenang aja gede kok, Lyn” sahut Aura yang diangguki Edlyn.

Yasna hanya menggeleng - gelengkan kepalanya. “Astagfirullah” ujarnya. Sementara Adeeva hanya tersenyum melihat kelakuan temannya yang sedang kumat itu.

Azmia menghela napasnya. “Mesumnya njirr” ucapnya tak habis pikir.

“Ilmu sayangg” Edlyn, Azkayra, dan Aura berucap bersamaan dengan cengiran khasnya.

“Emang grup apaan sih, Mi?” tanya Yasna yang penasaran dengan ucapan Azmia.

Azmia tersenyum dengan bangganya. “Ada, lihat aja nanti”.

“Perasaan gue kenal” gumam Edlyn saat menyadari orang yang melewati mereka barusan. “Oh iya. Yasaa” panggilnya sesaat kemudian.

Merasa ada yang memanggil namanya, Yasa pun mencari sumber suara. Ketika yang dicari ditemukan, ia melemparkan senyum seraya mendekati DIAZLYNA. “Lo manggil gue?” tanya Yasa pada Edlyn, karena hanya Edlyn lah yang ia kenal di situ.

Edlyn menghela napas. “Gak, tadi ada kadal yang lewat” jawabnya asal.

“Oh ya udah. Gue balik ya” Yasa pamit dan akan segera melenggang pergi.

Dengan cepat Edlyn memegang tangannya. “Eitss, baperan amat elah”.

“Gue gak mau ganggu lo ngobrol sama kadal itu aja” ucap Yasa yang membuat DIAZLYNA menahan tawanya.

“Ish, ngeselin lo” beberapa saat kemudian Edlyn melanjutkan “Sa, bukannya lo mau kenalan sama teman gue?”.

Yasa menunjukkan tatapan bingungnya. “Kapan gue bilang?”.

“Ya, bilang nggak. Cuma biar kenal aja” Edlyn berbicara dengan cengiran khasnya. “Ya, udah. Kenalan gih”.

Sesuai apa yang disarankan Edlyn. DIAZLYNA memperkenalkan dirinya satu persatu pada Yasa. Awalnya, mereka mengobrol dengan canggung. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu kini mereka dengan mudah beradaptasi. Terbukti oleh cara mengobrol, seperti orang yang sudah lama saling kenal.

Meskipun terlihat kaku dan cuek bagi orang asing, DIAZLYNA sesungguhnya akan sangat menyamankan bila sudah kenal lebih dalam. Seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Untuk itu mengetahui sikap dan sifat asli DIAZLYNA haruslah secara mendalam jika berteman. Dan bilamana cocok dengan senang hati DIAZLYNA akan menjadi teman hati seseorang yang sedang kosong.

»••«

Hari telah berganti. Weekend pun telah lenyap. Hari yang melelahkan telah di depan mata.

“Ntar pulang sekolah, kita kumpul ya” ajak Azkayra pada DIAZLYNA disela waktu istirahatnya.

“Boleh, pusing juga. Butuh refresing, tugas numpuk” jawab Adeeva.

“Kumpul dimana? Danau atau basecamp?” Yasna ikut bertanya.

“Basecamp aja. Danau gak ada makanan” Azkayra menjawab dengan sesekali melirik Aura dengan cengiran khasnya.

Aura menghela napas. “Kebiasaan lo, Kay. DIAZLYNA ikut semua kan?” tanyanya memastikan.

Edlyn mengangguk. “Gue ikut aja”.

“Hmm, kayaknya gue gak bisa deh” Azmia baru saja angkat bicara.

“Lho kenapa, Mi?” tanya Yasna.

Azmia terlihat berpikir sejenak. “Ngantar Bunda ke Rumah Sakit” jawabnya.

“Ya udah, cepat sembuh ya Bunda lo” timpal Adeeva, Azmia mengangguk.

“Gak sohib lo, Mi” ucap Edlyn bercanda.

“Ya, sorry. Lain kali deh, gue janji”

“Kita boleh ikut dong” timpal seseorang yang pasti bukan dari DIAZLYNA.

Edlyn melirik sekilas. “Kalo mau ikut, bayar pajak” ucapnya pada orang yang menimpali perbincangannya dengan DIAZLYNA.

“Berapapun kita bayar. Apalagi pajak cinta, kita jabanin” jawab Arvino dengan senyuman jahilnya.

“Gak waras, fiks” timpal Azkayra.

Arvino tak terima. “Gue gak waras karena sahabat lo juga” matanya melirik Azmia yang masih fokus dengan ponselnya.

“Mia maksud lo?”

»••«

Waktu pulang telah tiba beberapa jam yang lalu. Seperti yang direncanakan, DIAZLYNA berkumpul di rumah Aura. Seakan tak mau ketinggalan, JESIX pun ikut andil dalam acara DIAZLYNA.

“Ya, gak seru. Yayang gue gak ada” ujar Arvino mendramatis.

Satu jitakan pedas mengenai jidat Arvino membuatnya mengiris. “Lebay pea” dan pelakunya adalah Eshall.

“Vin, lo beneran suka Azmia?” tanya Azkayra dengan tatapan yang serius.

Arvino berbalik menatap Azkayra. “Serius amat tuh muka” candanya.

“Vin, jawab pertanyaan Kay” timpal Aura.

“Tanggung jawab lo, Vin” Aulian yang kali ini menimpali.

Seperti buronan yang berhasil ditangkap. Arvino mengangguk pasti.

“Lo boleh suka sama sahabat kita, kalo aja lo berani bikin dia nangis, urusannya sama kita” Edlyn angkat bicara dengan wajah yang serius.

“Kalo gue suka sama lo gimana, Lyn?” tanya Abyan seraya tersenyum penuh ketulusan.

“Gak usah cari kesempatan dalam kesempitan. Gue serius” balas Edlyn.

“Lo pikir gue main - main?”

“Udah ahh, gue pusing”









Tbc..
Jangan Lupa Voment..

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang