Vague Hope

204 33 22
                                    

Bulir-bulir air membasahi kaca dari tempat di mana [fullname] berteduh, menghangatkan diri dengan secangkir coklat panas.

Memandangi seberang jalan sana sambil berharap hujan cepat mereda adalah hal yang bisa dilakukan untuk saat ini. Pulang ke rumah, berendam di ofuro, setelah itu bergulung di balik selimut tebalnya merupakan daftar kegiatan mengakhiri hari.

[name] mengangkat cangkirnya dengan dua tangan, meniup-niup sebelum menyesapnya perlahan.

Telinganya menangkap suara dari jepretan kamera DSLR, perlahan menoleh mencari sumber suara. Di sana, baris meja kedua yang dibatasi satu meja di antara tempatnya dan asal suara, pemuda berambut coklat, mengarahkan lensa kamera ke arahnya tepat saat [name] menatap sang pria tersebut.

Sadar bahwa ia dipergoki, pemuda itu menurunkan kameranya, mengibaskan tangan sambil tertawa canggung. Terlihat ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju [name].

"Maaf sudah memotretmu tanpa izin, kau punya aura yang membuatku ingin memotretmu." Pemuda tersebut mengeluarkan kartu nama, menggesernya ke hadapan [name].

Huruf dari namanya bercetak tebal di selembar kartu nama. Ia mengangkat topinya sambil tersenyum ramah.

"Izawa Kaminaga, seorang fotografer freelancer. Salam kenal!"

Written by AoiKitahara

Joker Game belongs to Koji Yanagi

(Now playing Demi Lovato - Skyscraper available on mulmed)

'All the memories come back. But, he never does...'
.
.

Aku benar-benar tak tahu dari mana semua ini bermula

Mungkin pertemuan kami saat itu merupakan kesalahan

Tapi apa benar aku tetap bisa menolaknya sekalipun pertemuan tersebut adalah hal yang salah?

Kaminaga...

Dari kecil, Kaminaga gemar memotret. Kamera adalah sahabat karibnya yang tak pernah absen menemani. Puluhan bahkan ratusan foto ia cetak dan tempel pada dinding kamar, rutinitas ini telah dilakoni sejak kelas 5 sekolah dasar.

Dunia fotografer adalah penyelamat sekaligus takdir, jalan kehidupan yang telah ia pilih secara sukarela. Dan dunia fotografer inilah yang mempertemukannya dengan sang kekasih pujaan hati, [name].

Pertemuan mereka tidaklah semanis yang dibayangkan, hubungan awal mereka pun tak sejalan dengan baik sebab belum cukup beradaptasi. [name] akan selalu menjadi model terbaik Kaminaga, tak terhitung banyaknya jumlah foto sang kekasih yang acap kali diabadikan di balik lensanya.

"Kaminaga, kau benar-benar harus pergi?" tanya [name] yang tengah membantu mengepak pakaian Kaminaga ke dalam koper.

Senyum Kaminaga mengembang. "Oh? [name]-chan rindu nantinya? Padahal aku belum berangkat loh~."

"Tch, mati sana." Kaos kaki dilempar ke arah Kaminaga.

Tawaan Kaminaga memenuhi kamar, ia memeluk [name] dari belakang sambil tersenyum seraya memejamkan mata, menaruh dagunya pada bahu sang kekasih.

"Maaf ya, aku benar-benar harus pergi. Setelah sekian lama aku memimpikan memotret banyak hal di dunia ini, aku tidak ingin membuang kesempatan emas yang datang padaku," ucapnya sembari tangannya mengelus puncak kepala [name].

"Kau akan pulang kan?" bisik [name].

Tubuh [name] diputar menghadap Kaminaga, ia menggenggam tangan gadis tersebut sambil menyatukan kedua kening mereka. Di mata [name] sendiri, Kaminaga sangat memesona sekarang dengan senyuman hangat yang ia cintai.

Vague HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang