"nama?"
"min sena."
wanita yang kira-kira berumur akhir 30annya itu memperhatikanku dari atas sampai bawah, meneliti penampilanku. karena diperhatikan seperti itu, refleks aku juga ikut memperhatikan penampilanku. tidak buruk. tidak ada yang aneh.
"ini," ucapnya lalu menyerahkan satu file yang berisi berkas-berkas milikku.
"terima kasih," balasku kemudian tersenyum. aku mengambil berkas yang disodorkan, membungkuk hormat, lalu melenggang pergi.
aku melangkahkan kakiku menuju parkiran, menuju sebuah mobil yang sedari tadi menungguku. tidak mau membuat orang yang di mobil menungguiku terlalu lama, aku berlari kecil dan bergegas masuk.
"bagaimana?" pertanyaan itu yang menyambutku saat bokongku sudah menyentuh kursi penumpang di sebelah pengemudi.
"sudah. aku yang ceroboh karena melupakannya," ujarku lalu menyengir.
"dasar," umpatnya lalu melajukan mobilnya.
aku tidak peduli dengan umpatannya dan malah sibuk membuka file yang ada di tanganku, file yang baru aku ambil barusan.
isinya hanya data diriku, peraturan universitas, jadwal kelas, dan hal-hal mendasar tentang universitas yang akan aku tempati.
seharusnya aku membawa ini pulang, tapi aku tidak sengaja meninggalkannya di meja resepsionis setelah mengisi data diri.
seminggu yang lalu, aku dan keluargaku memutuskan untuk pindah rumah ke seoul karena tuntutan pekerjaan ayah. jadi aku dan kakakku harus bertanggung jawab dalam mengurus kepindahan tempat pendidikan. agak ribet memang, sangat ribet. untung saja ayahku memiliki kenalan yang bisa membantu mengurusi hal ini, dan kami berdua masuk ke universitas itu tanpa beban yang terlalu berat.
"waktu masih lama sampai makan malam. mau jalan-jalan?" tawar yoongi.
aku mengernyitkan keningku. jalan-jalan? tumben sekali. biasanya kalau ada jam kosong dia lebih suka berduaan dengan kasur kesayangannya.
"jangan salah paham. aku hanya ingin mengetahui jalanan seoul," ujar yoongi setelah sekian lama aku tidak merespon ucapannya.
aku tidak menolak tawaran lelaki itu. lagi pula di rumah aku tidak ada kerjaan.
kami berkendara selama 20 menit lamanya, hanya mengitari jalanan seoul. kepalaku sudah pusing sedari tadi karena yoongi memutar lagu hip-hop kesayangannya. entah apa bagusnya hip-hop, aku lebih suka indie atau ballad. kedua genre itu lebih menenangkan pikiran dari pada hip-hop yang isinya tidak jelas.
"aku lelah menyetir. ayo mampir ke sana." tanpa meminta persetujuanku, yoongi memakirkan mobilnya di dekat kafe yang kami tuju.
aku sangat suka suasana kafenya. desainnya minimalis, vintage, sangat style-ku.
setelah kami berdua turun dari mobil, kami langsung masuk ke dalam kafe tersebut. lagu indie langsung menyambut kami. entah kenapa aku menjadi jauh lebih tenang. rasa pusingku akibat mendengar terlalu banyak lagu hip-hop menghilang.
"pesankan aku ice americano. aku akan mencari tempat duduk." yoongi kemudian meninggalkan aku begitu saja.
apa-apaan ini? tsk, dia bahkan tidak memberiku uang.
aku melangkahkan kakiku ke arah kasir, hingga tiba-tiba ...
bruk!
cairan kental hitam panas mengenai bajuku.
"m-maafkan aku. aku tidak sengaja."
lalu sebuah tangan mengusap noda kopi di bajuku, ralat, mengusap dadaku.
"apa yang kau lakukan?!"
a/n: sorry kalau aneh. aku nulis ulang. karena kesalahanku, part yang udah ku tulis hilang semua. mana udah nulis banyak lagi. sekarang aku nulis ulang lagi ㅠㅠ
btw, i know kalau awalnya agak membosankan, tapi kalau kalian terus baca, bakal tambah seru kok^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Perks Of Knowing You; kth | ✔
أدب الهواةi'm just happy to know you. -bahasa indonesia [lower case intended] 30032018 ::bxngtanism- '2018'::