BAB 9

90 6 2
                                    

Mobil Iqbaal memasuki area parkir, kali ini tidak ada hambatan gerbang yang tertutup. Talitha turun dari mobil dan dirinya langsung menjadi pusat perhatian siswa-siswi yang ada di koridor sekolah, karena area parkir yang langsung berhadapan dengan koridor.

Banyak yang berbisik-bisik ketika melihat Talitha turun dari mobil seorang Iqbaal. Karena satu sekolah juga tahu kalau Iqbaal ini pacar dari ketua club mading yaitu Zidny. Namun yang mereka lihat, hari ini ada perempuan cantik berparas bule bersamanya.

"Cantik banget gila, jauh sih dari Zidny, tapi Iqbaal kok tega ya!"

"Ori semua anjay barangnya, dari sepatu, tas, jam tangan. Anjay, Iqbaal dapet anak konglomerat?"

"Wajahnya kalem-kalem adem gitu lagi!"

"Wah si Zidny kedepak ini!"

"Tapi nggak deh, lihat roknya kelewat pendek tuh, mana seragamnya ketat banget lagi,"

"Rambutnya juga disemir, tapi bagus sih!"

Talitha yang melangkah di samping Iqbaal tentu saja mendengar bisikan itu. Dan Iqbaal sempat khawatir bahwa Talitha akan drop lalu tidak mau sekolah. Namun, ketika melihat tampang Talitha yang kalem-kalem aja dia sedikit lega.

"Tal, nggak usah lo dengerin omongan mereka, ya!" ucap Iqbaal ketika mereka sampai di koridor yang sepi.

"Tapi kedengeran tuh, gimana dong?" ucap Talitha santai.

"Lo nggak apa-apa, kan?" tanya Iqbaal.

Talitha menatap Iqbaal dengan alis yang terangkat satu, lalu tersenyum sinis.

"Sejak lo pergi ninggalin gue waktu kecil, gue udah biasa jadi bahan bisikan orang kayak tadi!" ujar Talitha lalu berjalan mendahului Iqbaal.

Lagi-lagi kenangan masa lalu menelusupi Iqbaal dan membuatnya sesak.

Talitha menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Iqbaal.

"Kenapa lo diem? Ayo, anterin gue ke ruang guru!"

Iqbaal mengerjap lalu berjalan bersama Talitha.

***

"Oh jadi ini anak dari Pak Kaesang? Cantik sekali. Ya sudah, Talitha kamu masuk di kelas X.1 ya. Iqbaal kamu antar Talitha ke kelasnya ya!" ucap Bu Eka—Kepala Sekolah—pada Iqbaal yang duduk di samping Talitha.

Talitha tersenyum, "Nggak usah, Bu. Saya cari kelas saya sendiri saja." ujarnya lembut.

Bu Eka menatap Talitha dengan alis yang tertaut, "Kamu yakin? Kamu 'kan belum tahu sekolah ini, biar diantar Iqbaal, ya?"

"Nggak usah, Bu. Nggak apa-apa, kok. Talitha ke kelas sendiri aja, makasih, Bu. Permisi!" ujar Talitha kalem lalu bangkit dari hadapan Bu Eka.

Iqbaal yang tersadar lalu ikut bangkit dan mengikuti Talitha keluar.

"Permisi, Bu!" pamitnya.

"Tal, yakin nggak mau gue anter?" tanya Iqbaal mencekal tangan Talitha.

Talitha menghela napas, "Lo urusin aja cewek lo, gue yakin udah ada yang ngadu sama dia," jawab Talitha lalu pergi.

Dan Iqbaal tak mengejar, ia berbalik arah. Mencari Zidny tentunya.

***

Talitha mengedarkan pandangannya mulai mencari kelas yang katanya ada di lantai 3 itu. Sekolah baru Talitha ini memiliki 4. Dan kelas 10 ada di lantai 3. Untung ada lift, kalau tidak mungkin kaki Talitha akan membesar bila setiap hari harus menaiki tangga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Late ❌IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang