BAB XXII

747 57 51
                                    

The different feel,

-------
===

Synchoréste| 22

Guanlin mengemudikan motornya dengan kecepatan penuh, sesekali mendapat klakson dari pengemudi lain, karena hampir menabrak ataupun menyerempet pengemudi yang lain. Mimpi buruk tadi malam, membuatnya tak bisa tenang di pagi hari. Itu adalah alasan kenapa Guanlin sekarang mengemudikan motornya secara tak karuan.

"Pembunuh!"

Pekikan suara dari Wanita yang terasa sangat nyata, membuat Guanlin harus terbangun dari tidurnya. Peluh membasahi hampir seluruh tubuhnya, Ia bahkan tidak bisa kembali tidur karena mimpi tersebut. Dibandingkan sebuah mimpi, mungkin lebih tepatnya, kenangan masa lalu yang kembali teringat olehnya.

Kenangan dimana Ia kehilangan seorang Kakak, untuk selamanya. Kakak yang selalu menjaganya, peduli kepadanya dan menyayanginya melebihi apapun. Guanlin telah kehilangan orang tersebut, untuk ... selamanya.

Bahkan ketika motor itu telah sampai di area Sekolah, Guanlin masih mengemudikannya secara tak karuan. "Woy, bego lo ya!" maki Seorang pelajar yang hampir saja ditabrak olehnya.

Guanlin tak mengindahkannya, Ia mencabut kunci yang masih terhubung di motornya, mencopot helm yang dipakainya lalu meletakannya asal diatas motor. "Woy, lo budeg ya?" tanya Pelajar itu lagi.

Guanlin menoleh, melemparkan tatapan death glarenya tanpa senyuman sedikit pun. "Bodo amat!" jawabnya lalu melangkah menjauh begitu saja.

Tapi saat hendak melangkah masuk, langkahnya terhenti begitu melihat Eunbi yang baru saja hendak turun dari mobil. Ada yang aneh dengan mobil tersebut, itu seperti mobil yang digunakan banyak Idol untuk berpergian, dan—

"Sial!"

—pintu mobil tersebut kembali tertutup bersamaan Eunbi yang kembali duduk dijok mobil. Dan juga ... Orang yang bersama Eunbi tadi, Guanlin seperti pernah melihatnya, bahkan tak asing untuknya. Guanlin menunggu Eunbi keluar dari mobil tersebut, bersandar pada sebuah pohon seraya memainkan ponselnya.

Daehwi make a memo, "Mau nyumbang mainan lagi nggak?"

Jihoon: Abis mainan gue

Woojin: PS4 bisa kan?

Jihoon: Punya gue, Gingsul

Guanlin: Mau nyumbang kemana?

Woojin: Mending gue, Gingsul manis. Lah lo? Gendut

Daehwi: Panti asuhan di distrik Gyechang

"Ya! Sekarang lepasin tangan gue!"

Guanlin menolehkan kepalanya dengan cepat, menatap Eunbi yang kini telah berada cukup jauh didepannya bersama seseorang yang menahan tangannya. Dengan cepat, Guanlin berlari mendekati Eunbi dengan emosinya yang mulai tersulut. Moodnya kembali hancur melihat apa yang terjadi sekarang.

"I won't—"

Guanlin menarik tangan Eunbi, melangkah maju kedepan dan membuat Eunbi berdiri dibelakangnya. "Telinganya masih bisa denger kan? Dia bilang lepas, ya lepas! Nggak ngerti ya, apa beneran bego?"

[7] Synchoréste | J.J.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang