Kargo 06: Disergap Tiba-tiba

67 8 16
                                    

"Jadi, kau bilang tadi ada sekelompok orang yang menyerang tempatmu berlibur di Mars dan kau pun terpaksa dilarikan ke koloni di bulan Europa oleh ajudanmu. Lalu atas idenya juga kau dibekukan di Kapsul Hibernasi, lalu disusupkan sebagai kargo?"

Ruri mengulangi secara singkat cerita yang baru saja diceritakan oleh Phirina, gadis Lundgren yang ternyata adalah isi dari kargo misterius yang bikin masalah itu. Saat ini mereka sedang berada di ruang serbaguna kapal Little Star yang biasa dipakai kru kapal kargo itu untuk bersantai, menonton acara televisi, atau minum-minum. Di ruangan yang lumayan luas itu hanya ada Ruri, Phirina, dan Ylva saja. Oricika dan William saat ini sedang bertugas di anjungan, sedangkan Jagyahan, dan juga Ar-gho-Nakh, memilih untuk kembali ke ruang mesin dan berusaha memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil yang selalu saja muncul di mesin-mesin kapal Little Star ini.

"Kurang lebih begitu," sahut Phirina mengiyakan, dia pun lalu menyeruput minuman hangat yang ditawarkan Ruri barusan. Gadis itu tersentak kaget karena ternyata dia begitu menyukai apa pun isi gelas yang baru saja dia minum itu. "Wah! Ini enak sekali! Apa ini?"

"Coklat panas dan sedikit vodka," jawab Ylva yang sedang membuat secangkir minuman lagi, tapi kali ini dengan lebih banyak vodka. "Kau suka?"

Phirina mengangguk mengiyakan. "Agak membakar leherku sedikit, tapi rasanya unik."

"Ini lebih rumit dari perkiraanku." Ruri menggerutu sambil mengurut dahinya yang mendadak terasa sakit. "Phirina, apa kau tahu siapa yang menyerang tempatmu berlibur itu?"

"Panggil saja aku Phi," sahut Phirina. "Dan ... tidak ... aku tidak tahu. Kami tidak sempat mencari tahu karena orang-orang yang menyerang kami itu terus mengejar tanpa henti. Bahkan saat kami mengira kami sudah lolos waktu kabur ke Europa, ternyata mereka tetap berhasil menemukan jejak kami dan ... cara satu-satunya yang terpikir oleh Gesthorio waktu itu adalah dengan menyelundupkanku sebagai kargo."

"Dan apa dia bilang kenapa dia memilih perusahaanku? Kenapa tidak perusahaan kargo lain?" Ruri kembali bertanya sambil bertopang dagu di depan Phirina. "Yah, dia sempat bilang karena dia tahu soal reputasi kami sih, tapi aku tidak yakin hanya itu alasannya. Soalnya ada lebih banyak perusahaan kargo yang juga punya reputasi baik di sekitar tata surya Sol dan ... kalau boleh jujur ... perusahaan kami ini tidak termasuk dalam kategori 'baik'."

Phirina memandangi dua gadis manusia yang duduk di hadapannya itu satu persatu.

"Maaf kalau aku lancang, tapi apakah kalian berdua ini mantan prajurit?" tanya gadis Lundgren itu pada Ruri dan Ylva. "Veteran perang atau masih aktif?"

"Kenapa memangnya?" sahut Ylva dengan ketus. "Ada masalah dengan itu?"

"Ylva!" tegur Ruri sambil menyikut lengan wanita berotot itu. Dia lalu memandang lurus ke arah Phirina. "Ya. Kurang lebih begitu."

Phirina tersenyum tipis.

"Sekali lagi mohon maaf, tapi aku dan Gesthorio sudah menyelidiki sedikit masa lalu kru kapal ini dengan koneksi yang kami punya. Boleh dibilang ... kami cukup terkejut dan juga kagum dengan pencapaian kalian dulu. Terutama ..." Phirina berhenti sejenak dan balas menatap langsung ke arah mata Ruri, seolah olah gadis mirip naga itu ingin meraih langsung ke dalam jiwa Ruri. "Ruri An-Nisa. Prajurit Elit Batalion Raider Kaizasha dari Perserikatan Bima Sakti. Seorang Valkyrie, kalau boleh kupinjam nama dari cerita kuno di planetmu, sekaligus satu dari dua puluh tiga orang yang selamat dari Tragedi Volkshanti."

Mendengar penuturan Phirina, tanpa sadar Ruri mengeratkan genggaman tangannya dan membuat gelas kristal yang dipegangnya retak seketika. Dia sama sekali tidak menduga kalau gadis misterius di hadapannya itu tahu banyak soal masa lalunya. Terlebih karena Phirina menyebutkan nama pasukan khusus tempat Ruri mengabdikan hidupnya pada era Perang Germinas dulu.

Kurir BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang