CS: 7

765 68 25
                                    

🆕💤💝💤🆕
Disclaimer: Masashi Kishimoto

Author: Salmaazizh22

Warning: OOC,Typo,dll

Genre: Romance, Fanfiction

Rate: T✒M

Don't like don't read
.
.
.
.
.
.
.
.

Srekkk - Srekkk

Bunyi kertas sobek yang disebabkan oleh Temari.

Setelah membaca surat perjanjian 'teman tidur' yang sangat konyol baginya itu, tanpa ragu-ragu Temari merobek kertas itu menjadi empat bagian. Dia lalu melemparkan kertas robekan dengan kasar ke atas meja, tanpa peduli tatapan kaget dari pengacara.

Tapi hanya pengacara saja yang kaget, sedangkan Shikamaru melihatnya dengan santai. Bahkan, pria itu justru memandang Temari dengan pandangan mengejek.

"Tidak apa-apa. Itu hanya fotocopy. Yang asli ada di sini," ucap Shikamaru sambil mengangkat beberapa kertas yang digabungkan jadi satu. Temari menduga, kertas itu adalah tiga rangkap surat perjanjian konyol yang dibuatnya sendiri.

Bagaimana tidak jika semua pasal yang tertera di dalamnya memberatkan Temari dan menguntungkan Shikamaru sebagai pihak pertama? Tidak adil! Bahkan perihal gaji yang diminta untuk isi sendiri pun terasa berat bagi Temari. Soalnya dia harus mengganti rugi sebanyak lima kali lipat jika mengakhiri perjanjian kontrak 'tidur' secara sepihak.

Oh tunggu, Temari punya ide. Tapi, dia harus berakting dulu supaya Shikamaru mudah percaya padanya.

"Kemarikan kertas itu!" tegas Temari seraya berdiri menggapai kertas yang dipegang Shikamaru. Namun pria itu dengan gesit menyembunyikan ke belakang tubuhnya.

"Tidak! Nanti kamu sobek lagi," kata Shikamaru tak kalah tegasnya.

"Aku tidak mau tanda tangan, titik! Semua pasalnya cuma menguntungkan anda Pak! Itu tidak adil!" protes Temari kesal.

Pak Yuroi, pengacara yang didatangkan langsung oleh Shikamaru itu hanya menatap sepasang kekasih di depannya dengan heran. Ia tidak tahu awalnya perjanjian ini berkisar tentang tidur. Bahkan menurut pengacara veteran seperti dirinya pun, perjanjian itu sangat konyol. Meskipun begitu, dia harus profesional dan tetap melayani kliennya dengan baik.

"Kamu harus tanda tangan karena kamu sudah berjanji semalam, Tema!"

"Saya tetap tidak mau, Pak Shika!" ujar Temari terus berusaha mengambil kertas perjanjian bermaterai enam ribu itu.

Namun pergulatan mereka hanya berlangsung sebentar karena Shikamaru langsung merangkul bahu Temari sehingga gadis itu jadi tertunduk di dalam pelukannya.

"Akh lepasin!" kata Temari. Dia jadi lupa untuk berbicara kepada atasanya itu.

"Ini Pak." Shikamaru menyerahkan ketiga rangkap surat perjanjian itu kepada Pak Yuroi. "Bapak buka surat itu, nanti saya yang akan arahkan tangan dia untuk tanda tangan," lanjut Shikamaru memaksa jemari Temari untuk memegang bolpoint.

"Akh gak mau!" sekuat tenaga Temari melepaskan kungkungan tubuh Shikamaru yang seperti jeruji besi. Bahkan tanganya pun perlahan-lahan di arahkan ke atas kertas karena paksaan pria tak beperasaan itu. Dia sangat kejam!, batin Temari.

"Oke-oke aku bakal tanda tangan, tapi gak kaya gini!" kata Temari dengan suara keras membuat Shikamaru berhenti menggerakkan paksa tanganya. "Lepas!"

Awalnya Shikamaru ragu, tapi dia kembali merangkul pundak Temari begitu erat. "Kamu janji tidakakan merobek kertas itu?"

"Janji!" jawab Temari mantap. "Udah lepas, Pak."

CAN'T SLEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang