"Sejujurnya tadi saya sedikit terkejut mendengar mengenai pertunangan ini"
"Itu sudah menjadi tradisi keluarga. Kalau kamu ingin lebih mengenal tentang keluarga kami kamu harus lebih sering membaca hikayat yang tertulis di dalam buku buku disana itu"
"Itu benar ris"ujar Olivia"Oh ya nak Haris, setelah ini kamu mau kemana ?"
"Sepertinya aku akan pulang selepas dari sini"
"Kalau begitu apa aku boleh ikut aku ingin bertemu dengan orang tuamu"ujar Olivia."Wah... Itu ide bagus kau harus menyampaikan kabar gembira ini untuk orang tuamu"tukas ayahnya.
"Boleh saja tapi..."
"Benarkah ? Aku akan siap - siap dulu"Olivia lansung berlari pergi ke kamarnya."Lho ? Ada tamu rupanya ?"
"Frenica dari mana saja kamu ?"
"Maaf papah, aku tadi ada kerja kelompok dengan teman"jawabnya lemah."Ah... Perkenalkan adik Via, Frenica Szeski Fransisca"ucap ibunya.
"Papah, siapa lelaki ini ?"tanya Frenica penasaran.
"Dia... Tunangan dari kakakmu"
"Hah... Dilihat dari manapun dia tidak pantas dengan kakak. Apa yang papah pikirkan ?""Ayah sudah menyetujuinya, lagi pula kakakmu yang memintanya apa boleh buat"
"Huh... Pokoknya aku belum menerimanya"ucap Frenica keras, kemudian dengan cepat dia pergi ke kamarnya.Tak berapa lama Olivia datang dan lansung mengajak Haris pergi.
"Maaf ya, atas kelakuan adikku tadi"
"Oh... kamu mendengarnya ya ? Tidak apa - apa, itu sudah wajar sebelum kita menikah nanti aku harus bisa membuatnya menerimaku"
"Heh... Begitu ya, Aku mengerti"
.
.
.
.
"Disini rumahmu ?"tanya Olivia heran.
"Yah... Memang sih agak sedikit sepi disekitar sini jadi kami jarang keluar""Aku pulang, ibu kamu ada dirumah ?"tanya Haris sambil membuka pintu depan.
Tak berapa lama terdengar sebuah suara dari arah dapur."Lho... Haris!, tumben tidak biasanya. Hah ? Siapa itu nak ? wanita dibelakangmu ?"
"Senang bertemu dengan anda. Nama saya Olivia Fransisca, saya tunangannya Haris"ujar Olivia dengan wajah yang sedikit memerah."Ooh... Sungguh hari yang membahagiakan. Masuklah!"
"Terima kasih tante"
"Ibu saja jangan tante"dijawab dengan anggukan dari Via tanda mengerti."Bu, diatas berisik sekali ada apa disana ?"tanya Haris.
"Sebentar..."ucap ibunya yang lalu pergi keatas."Siapa ini ?"ibunya tetap diam saja, lalu si lelaki itu pun berkata.
"Kau sudah besar ya sekarang anakku"
"Anakku ? Apa kau ayah ?"tanya Haris terkejut.
"Ya. Dia calon istrimu ? Kalian terlihat serasi"
"Tunggu! Ada banyak hal yang ingin kutanyakan"
"Tanyakan pada ibumu ayah harus segera pergi""Pergi ? Ayah mau kemana lagi. Akhirnya setelah sekian lama ayah datang tapi..."
"Maafkan ayah. Tapi bagaimanapun kamu tetap berhak untuk tidak memaafkan ayah"menutup pintu dan pergi kembali entah kemana.****
"Jadi beliau itu ayahnya ?"tanya Olivia
"Ya"jawab ibu Haris singkat.
"Ngomong - ngomong Olivia, kalau ibu boleh tau kapan kalian akan menikahnya ?"lanjutnya."Menikah ? Mungkin tahun depan kalau menurut keluarga saya"
"Keluarga ? Maksudnya apa ya ?"tanya ibu Haris kembali."Ibu mungkin belum tau kalau Olivia ini putri bangsawan. Dengan kata lain anggota kerajaan"ujar Haris.
"Huh... Benarkah itu Olivia ?"tanya ibu yang kembali terkejut.
"Ya, begitulah. Tapi itu dulu sebelum kerajaan hancur, sekarang ini saya sama derajatnya dengan yang lain""Owh... Kamu baik dan rendah hati pula, ibu senang Haris memilih dirimu"ujar ibu Haris yang tersenyum bahagia.
Mereka mengobrol lumayan lama hingga sore hari. Karena tidak membawa mobilnya, Olivia lalu diantarkan Haris pulang sampai rumahnya.
*Semakin berlanjut ceritanya, ya.
Mungkin readers pasti merasa kalau kata - kata yang kugunakan agak cenderung dipaksakan. Apa boleh buat karena semakin berlanjut saya semakin pusing memilih kata yang tepat untuk setiap adeganJadi reader saya minta maaf kalau kalian bingung dengan cerita, alur atau yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Crystal II : To The Rescue (Ongoing)
Roman d'amourFantasy - romance Setelah pertarungan melawan sahabatnya sendiri Haris dan kawan - kawannya berhasil menyelamatkan dunia. tapi ancaman lainnya masih akan datang. Yamori, seorang manusia dari luar bumi. dia datang untuk mencari seseorang...