●●42●●

22 2 0
                                    

Bagian dari empatpuluh dua

Bagian dari empatpuluh dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●Metro dan mantan●●

🌹●●L I Q U I D●●🌹

SENANDUNGAN kecil keluar dari mulut Sila. Cewek itu terlihat ceria minggu ini karena Sila, Mama, Papa, kedua abangnya dan Om Metro akan pergi jalan-jalan ke sebuah Mall ternama bersama.

Samar-samar Sila mendengar suara rusuh dari kamar sebelahnya yaitu kamar Arsil yang di tiduri oleh Metro. Karena terlanjur penasaran Sila akhirnya keluar dari kamar.

"Bang bukain, gue kebelet boker --- aduuh! WOY GESENG BUKAIN, KAMPRET!" Arsil menggedor-gedor pintu kamarnya yang memang terkunci.

"Haduuh, gue masih lama nih. Belum juga pakai celana dalam." Suara Metro terdengar begitu menyebalkan dari dalam kamar, tak tahu saja jika keringat dingin sudah bercucuran di wajah Arsil.

Sila menatap abang pertamanya kasihan, "abang, eek nya di kamar aku aja."

"Aduhh-- Cila, dikamar kamu kan nggak ada wc nya!" Seru cowok itu begitu geregetan sambil berjongkok memegangi perutnya.

"Ini kenapa sih pagi-pagi sudah ribut, kita kan mau jelong-jelong harusnya kalian senang dong." Etan tiba-tiba muncul dengan kemeja berwarna abu-abunya yang sangat terlihat keren di badan kekar lelaki itu.

"Aduhhh Papa, perut aku itu sudah siaga tingkat dewa, nggak bisa kompromi --- " wajah Arsil sudah semakin berkeringat, "WOY BANGSAT, BUKAIN. GUE TENDANG NI?!"

Sila tersentak karena Arsil langsung berteriak sambil terus menggedor-gedor pintu kamar yang memang kepunyaannya dengan tidak sabaran.

"Arsil! Papa sama Mama nggak pernah ajarin kamu untuk berbicara kasar seperti itu." Dengan gemas Etan menarik telinga putra tertuanya itu,"bahasamu itu perlu ditata kayaknya ya, hmm."

"Aduhh paa! Ini perut aku tuh masalahnya sakit banget. Plis deh jewernya jangan sekarang karena aku --- MULESSSS!" Teriaknya segera berlari menuruni tangga dan masuk ke dalam kamar mandi pembantu yang berada di bawah.

Selang beberapa detik Arsil pergi pintu kamar Arta terbuka, "itu kenapa sih Bang Asi bersik banget kayak bencong dikejar satpol pp." Arta  bertanya dengan handuk yang berada di kepala.

"Kamu itu bagaimana Arta, abang kamu sudah mules pembukaan 8 bukannya mengalah malah asik-asik konser di kamar mandi." Etan berkacak pinggang menatap anaknya.

Metro juga keluar, "pagi om --- loh keponakan terbesar aku mana nih, kok sudah menghilang?" Tanya Metro dengan wajah polos-polos anjingnya.

LIQUIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang