December

2.2K 265 66
                                    

Bagaimana jika aku tidak dilahirkan? Apakah semua nya tetap sama atau justru sebaliknya?

-KTH

Aku Kim Taehyung, seorang anak lelaki yang lahir pada penghujung tahun dan saat titik putih berjatuhan.

Seorang anak lelaki yang selalu di lingkupi keseunyian juga hawa dingin yang selalu membayangi.

Aku sebatang kara.

Aku tak punya teman.

Aku hanya dapat mengandalkan diriku sendiri.

Semua terasa lengkap saat monster itu datang.

Monster yang perlahan memakan hal yang berharga di hidupku.

Yaitu waktu.

Jemari yang menggoreskan tinta beberapa saat lalu terhenti.

Senyum kecil mengembang saat maniknya menangkap padang biru langit dengan awan putih sebagai pelengkap.

Atap.

Satu-satunya tempat teraman bagi seorang pecundang seperti dirinya.

Ia yakin jika dirinya berada di bawah sana, berkumpul dengan orang-orang yang hanya tau cara menyenangkan diri sendiri akan ada banyak hal yang menyedihkan untuk dipandang.

Misalnya, ia di lecehkan di depan umum? Haha, lucu bukan?

Sampah masyarakat sudah menjadi titel yang ia sandang.

Tak ada kata sempurna dalam hidupnya. Namun ia mencoba untuk menyempurnakan hidupnya dengan caranya sendiri.

Sosok ibu yang di katakan merupakan malaikat tanpa sayap, tak pernah sekalipun ia jamah. Sebab wanita yang melahirkannya meninggal saat ia dilahirkan.

Ayah? Ayah sosok yang hebat, memiliki pekerjaan mapan juga amat sayang pada dirinya dan ibunya. Namun, hanya karena satu kesalahan yang tak ia perbuat, ayahnya di hukum penjara seumur hidup dan memutuskan mengakhiri hidup tepat di hari ulang tahunnya yang ke 14 atau saat dua tahun masa tahanan.

Semua berpusat pada kelahirannya.

Ia penasaran, apakah jika ia tak di lahirkan semua akan tetap sama? Atau berubah lebih baik?

"Aish! Sial aku sedang kesal sekarang! Di mana Kim Taehyung itu! Aku ingin menghajarnya!"

"Sudahlah, jika bertemu akan kita hajar tenang saja,"

Tap.

Tap.

Sayup ia mendengar suara orang-orang yang tak lagi asing juga derap langkah kaki yang menapaki anak tangga menuju posisi nya saat ini.

Ia kelabakan.

Ia ketakutan.

Tak ada tempat bersembunyi.

Masa bodo dengan tempat, ia meraih note kecilnya dan menyakukan benda itu di saku almamater nya.

Dan berjalan kelabakan ke sudut atap tepatnya di balik tumpukan bangku-bangku yang tak terpakai.

✔ December || VMin FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang