Senyuman

74 16 4
                                    

"Senyuman yang kau berikan saat itu, seakan memberi arti lain yang sulit ku artikan"

°°°

Terlalu pagi bagi seorang Zidan untuk bangun dan berdiri di bandara seperti saat ini, apalagi jika bukan untuk Aurin yang akan kembali ke Indonesia. Dengan dibaluti jaket tebalnya, ia duduk di samping Aurin yang menunggu keberangkatannya, ia juga harus menunggu seminggu lagi untuk kembali bertemu dengan sahabatnya di sana. Tepatnya ia akan kembali tepat pada hari ulang tahunnya.

"Kado buat gue, udah lo siapin? " tanya Zidan bersemangat.

"Buat apa? " jawab Aurin dengan santainya tanpa menoleh.

"Ultah gue, kan? " ujar Zidan.

"Lah, emang lo ada ultah? " kata Aurin membuat cowok di sampingnya kesal.

"Siapa yang ngajar lo gituin gue? Adam lagi? " kesal Zidan.

"Kok lo marah? Toh, gue kan gak inget ultah lo kapan." jawab Aurin menyayat hati Zidan.

Baru saja Aurin ingin melanjutkan perkataannya, pesawat yang di naiki Aurin akan segera berangkat, membuat pembicaraan mereka berakhir begitu saja.

"Daahhh! Jangan ngambek mulu." kata Aurin sambil melambaikan tangannya.

"Cepat balik yah, salam sama keluarga kamu" kata Fajar ayah Aurin pada Zidan.

"Iya, om. Jaga Aurin sampai Zidan balik yah, nanti kalau Zidan sudah di sana dia pasti bakalan diet penuh. Liat aja kan, om." kata Zidan tersenyum menang.

"Denger tuh Rin, kamu harus diet supaya ringan kalau di boncengin sama Zidan." kata Fajar.

"Apaan sih, udah ayo,pa." kata Aurin menarik ayahnya meninggalkan Zidan.

"Aurin! "

Ia berbalik dan mendapati Zidan tersenyum ke arahnya, ia membalas senyuman itu dengan senyuman yang sangat manis.

Kok ada yang beda? Batin Zidan melihat Aurin yang tersenyum sangat cantik namun memberikan arti lain, entahlah apa yang ia fikirkan akhir-akhir ini sudah terlalu jauh.

...

Gadis itu tak hentinya tertawa, mengingat saat Zidan menekukkan wajahnya hanya karena ia berpura-pura lupa akan hari ulang tahunnya.

Ia memasuki kamar yang ia rindukan selama di Austria, kamar yang penuh dengan nuansa biru dengan rangkaian frame foto dan miniatur di kelilingi oleh lampu-lampu tumblr, membuatnya selalu betah dan tidak ingin keluar dari kamarnya, ia menjatuhkan dirinya pada tempat tidur ukuran kecil itu dan mengambil ponselnya.

Permen karet

Welcome indonesia~

Lauren: darimana nih, bule kesasar.

Lena: kirain udah lupa sama yang di sini.

Lauren: karena keasyikan sama yang di sana.

Hehehe

Lauren: lah malah cengar cengir nih anak.

Lena: lu masuk sekolah kapan?

Besok aja deh
Gue mau istirahat dulu seharian

Lena: Ren, jalan jalan yuk.

AURINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang