5

776 40 2
                                    

Abel yang masih terpaku mendengar ucapan Dimas barusan. Ia mencoba mengartikan ucapan tersebut, apakah Dimas menerima ajakan Abel atau Dia yang mengajak jalan Abel? Entahlah yang penting ia bisa menyelesaikan tantangannya.

Setelah masuk ke dalam rumah, Abel langsung masuk kamar. Hp Abel pun menyala memunculkan chat dari seseorang. Dia. Masa lalunya kembali menyapanya. Abel yang bimbang harus balas atau tidak. Namun, Abel tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak membalas pesan itu

Abel merebahkan tubuhnya dikasur sambil memainkan handphonenya, hingga akhirnya ia tertidur pulas. Rumahnya sepi, sebab bundanya sedang pergi dan abangnya yang belum pulang dari kampus. Sunyi membuat tidur Abel lebih pulas.

Tiinn tinnn

Bunyi klakson motor membangunkan Abel dari tidurnya. Abel pun mengecek ke balkon kamarnya, melihat siapa yang datang.
Abel terkejut melihat Dimas yang sudah di depan rumahnya. Ia melihat jam dinding ternyata sudah menunjukan pukul 4. Ia merutuki dirinya sendiri karena ketiduran. Akhirnya ia pun memberanikan diri untuk memanggil Dimas dari balkon kamarnya dan memintanya untuk menunggu sebentar

"Dim, tunggu bentar yaa"
Dimas mengerutkan keningnya saat melihat Abel yang masih memakai seragam sekolah dengan keadaan rambut yang acak-acakan. Ia mengetahuinya, Abel baru bangun tidur. Dimas hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum

Abel yang terburu-buru pun sampai terjatuh karena tersandung kakinya sendiri. Begitulah Abel, sangat ceroboh.

Setelah siap, Abel langsung keluar rumah untuk menghampiri Dimas. Ia hanya mengenakan pakaian casual tapi tetap terlihat cantik.

"Kurang lama" ucap Dimas ketus
"Ya maaf, gue tadi ketiduran hehe" cengir Abel
"Naik" perintah Dimas. Abel pun menurutinya
Diperjalanan mereka masih terdiam, hingga akhirnya Abel tersadar ia bahkan belum tahu akan pergi kemana. Namun Dimas terus saja melajukan motornya yang entah akan membawa dirinya dan Abel kemana.

"Kita mau kemana?" tanya Abel
"Liat aja nanti" jawab Dimas

***

Tak lama kemudian mereka pun sampai ditempat yang Dimas maksud. Sebuah taman yang cukup luas, ramai oleh pengunjung dan penjual makanan ringan, barang-barang unik dan ada beberapa permainan.
Mereka berjalan pelan menyusuri taman tersebut tanpa pembicaraan. Mungkin keadaan ini bisa dibilang awkward. Abel berusaha memecah keheningan yang terjadi diantara mereka berdua.
"Kenapa lo ngajak gue kesini?" Tanya Abel
"Gapapa" jawabnya singkat
"Sebenernya ini yang ngajak jalan siapa sih lo atau gue?" Ucap Abel

Dimas hanya menggedikkan bahunya. Abel yang kesal dengan jawaban Dimas yang selalu singkat sehingga membuat dia kebingungan untuk mencari topik pembicaraan.
"Lo serius belum pernah pacaran Dim?" Tanya Abel yang masih penasaran dengan jawaban Dimas waktu itu
"Hm" entah itu sebuah dehaman atau jawaban
"Tapi kalo jalan sama cewe pernah kan?" Tanya Abel lagi
Dimas hanya menggelengkan kepalanya
"Ga pernah juga? Lo masih normal kan Dim?" Tanya Abel kaget
"Masihlah, lagian belum ada yang cocok" jawabnya
"Emang tipe cewe lo kaya gimana sih?" Tanya Abel sambil menoleh ke arah Dimas
"Yang pasti bukan kaya lo" balasnya menoleh ke Abel
"Ish, emang kenapa si sama diri gue? Sampe jiji banget gitu kayanya" ucap Abel sambil memanyunkan bibirnya
Dimas yang melihat itu pun mengulas senyumnya tanpa sepengetahuan Abel

"Lo itu ribet, bawel, petakilan"
Tapi lucu, batin Dimas
"Lo juga dingin kaya es batu, kadang suka sok misterius, jutek, kadang nyebelin, kadang baik" Abel menyebutkan sambil menghitung dengan jarinya. Dimas hanya tersenyum gemas melihat tingkah Abel
"Lo emang begitu ya dari lahir?" Tanya Abel
"Mungkin" jawab Dimas singkat
"Hm gitu" Abel menganggukan kepalanya

Setelah berjalan mengelilingi taman tersebut, Abel merasa haus. Ia pun mengajak Dimas membeli minuman. Kemudian mereka mencari tempat duduk untuk beristirahat.
Saat mereka sedang minum, lewatlah seorang ayah bersama anak perempuannya yang sedang memegang es krim. Melihat mereka, Abel kembali teringat kepada almarhum papa nya. Ia sangat merindukan sosok papa. Dimas yang bingung melihat Abel pun menyadarkan Abel dari lamunannya.
"Bel" ucap Dimas sambil menepuk pundak Abel
"Hm" mata Abel yang masih fokus memandang objek didepannya
"Kenapa?" Tanya Dimas sambil mengikuti arah pandang Abel
Dimas pun mengerti apa yang Abel maksud, dan dia melihat Abel yang tampak merindukan papa nya sehingga Abel hampir meneteskan air matanya. Dimas langsung bangkit dan menarik tangan Abel untuk pergi menjauh dari tempat itu.

Abel yang masih kebingungan karena Dimas masih saja menariknya yang entah akan membawanya kemana. Ternyata mereka berhenti di depan penjual ice cream
"Kenapa lo bawa gue kesini?" Tanya Abel dengan tatapan bingung
"Biar lo ga nangis" jawab Dimas
"Lo diem-diem perhatian juga ya" ucap Abel
"Gausah kepedean" ucap Dimas dingin
"Alah ngaku aja kali" ucap Abel

Setelah itu Abel mengajak Dimas membeli ice cream. Lalu kembali berjalan mengelilingi taman tersebut lagi. Sesekali mereka berhenti di penjual barang-barang unik untuk melihat-lihat, oh bukan mereka lebih tepatnya Abel.
Tiba-tiba Abel melihat sosok lelaki dari belakang yang menurutnya tidak asing. Lelaki itu sedang menggandeng seorang perempuan. Namun ia tidak terlalu memperdulikannya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8. Abel pun langsung mengajak Dimas pulang karena takut pulang kemalaman. Sepanjang perjalanan Abel bertanya-tanya kepada Dimas
"Dim" panggil Abel
"Hm" jawab Dimas yang masih fokus mengendarai motornya
"Lo kenapa sih kalo ngomong irit banget, trus kadang nada ngomong lo dingin banget begitu juga sama tatapan lo. Bikin orang takut tau." Celoteh Abel panjang
"Lo takut?" Tanya Dimas sambil melirik Abel lewat kaca spion
"Dikit sih hehe" jawab Abel
"Gue dingin juga ada sebabnya" ucap Dimas
"Apa?" Tanya Abel penasaran
"Gausah dibahas, ga penting" jawab Dimas
"Ternyata lo juga orangnya tertutup banget ya, kalo ada masalah pasti di pendem. Ya kan? Sekali-sekali terbuka dikit sama orang gapapa kali Dim, ga baik tau kalo dipendem terus. Kalo lo cerita sama orang kan pasti nantinya lo ngerasa lega, ya walaupun ga sepenuhnya" Ucap Abel panjang lebar
"Ga semua orang bisa dipercaya" jawab Dimas
"Lo bisa ko percaya sama gue. Gue juga siap jadi tempat lo curhat"
"Thanks"


Kalo ada typo harap dimaklumi ya hehe :d
Thanks yaa udah baca, maaf kalo ceritanya masih abal-abal
Jangan lupa vomments yaa

Ice PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang