Gadis itu menatapku sendu, tangan kanannya menggenggam rumput disekitarnya dengan kuat. Kemudian dicabut, lalu mulai menggali dengan ujung jarinya.
Dia aneh,
Rambutnya ungu, bola matanya berwarna torqouise berpijar. Bibirnya kecil padat, dan kulitnya sedikit merah muda. Kontras dengan langit kuning di belakangnya.
"Hei... apa yang kau cari?"
Sorakku dari kejauhan.Ia terdiam, tangannya berhenti menggaruk tanah. Tatapannya kosong.
Selama semenit ia tak kunjung merespon.Kemudian ia mengangkat tangan kanannya yang penuh tanah, seperti menyapaku. Tapi yang aneh, ia menggerakkan jemarinya. Jari-jarinya menari.
Disaat yang sama aku terbangun.
"Cuma mimpi toh!"
Aku menarik napas panjang, mencoba mengatur degup jantungku yang tak karuan.ini masih tengah malam, jadi aku memutuskan untuk kembali tidur. Kembali kutarik selimut kuning dari bagian bawah kasurku. Mencoba kembali terlelap.
Tapi, tiba-tiba mataku terbuka lebar. Aku kaget, ada sesuatu yang menggelitik pikiranku.
Selimutku seharusnya berwarna putih.
Seketika aku sadar,"Ini bukan rumahku"
"Dimana aku? Dimana?".
..
.TO BE CONTINUE.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONEIRA
FantasyOneira, bahasa Yunani yang berarti mimpi. Jika mimpi itu batas terdekatmu dengan mati, masihkah kau tertidur malam ini?