Wish Kim! [S.coups x Sowon]

621 52 2
                                    

Wish Kim bukanlah gadis biasa, orang-orang banyak menduga dan semuanya nyaris sepakat tentang hal itu. Aura, kecantikan juga pembawaan gadis itu seolah berasal dari dimensi lain, yang dengan mudah membuat orang-orang sanggup terpesona dan jatuh cinta berkali-kali.

Dan sayangnya, Seungcheol bukanlah golongan minoritas pada hal yang menyangkut gadis itu. Jadi, hari ini pun, untuk kesekian kalinya, lagi-lagi ia merasa terpesona di waktu yang tidak tepat.

Sebenarnya Wish Kim hanya sedang melengang santai di lahan parkir outdoor, tersenyum sembari bersenandung menggumamkan sesuatu seperti ‘nanana’ atau ‘lalala’ dengan langit mendung sebagai latar belakang.

Angin yang berhembus tenang kemudian berubah menjadi kencang, Wish lantas memegang topi lebar berwarna putihnya tanpa tenaga berlebih untuk menahannya agar tidak terbawa angin. Sementara sebelah tangannya ia jejalkan ke saku mantel hitamnya sembari masih bersenandung.

Mengherankan mengapa hal sekecil ini bisa terasa indah kalau gadis itu yang melakukannya.

Mendadak Seungcheol merasa pikirannya kosong. Lupa sama sekali pada hal yang sempat ia titipkan pada gadis itu lewat telepon beberapa menit lalu. Harusnya ia tidak sibuk terpesona, Seungcheol harusnya menyadari akan ada kekacauan yang terjadi sebentar lagi. Mungkin setelah ini ia hanya akan terkena serangan panik, berusaha mencegah Wish Kim mengayunkan tangannya di depan umum. Atau menahan diri untuk tidak menggerutu karena menerima perkamen bukannya berlembar-lembar dokumen seperti yang sudah-sudah. Barangkali yang paling parah, ia tetap akan mendapatkan lembaran dokumen asli, tetapi yang sudah terlipat kecil dalam surat yang disegel lilin cair berwarna merah.

Tak lama hujan turun, Wish Kim berhenti sebentar dan melakukan gerakkan membuka payung seperti yang dilakukan beberapa orang di sekitarnya. Angin masih berhembus kencang, membuat rambut merah apel milik gadis itu bergerak menyapu tiap inci wajahnya. Ujung gaun hijau aquatic yang dipakainya juga bergoyang-goyang, seolah angin sedang mengajaknya bermain.

Wish Kim hanya tersenyum seolah menerima tawaran bermain dari sejumput angin, dan tak membutuhkan waktu yang lama sampai senyum gadis itu berubah menjadi tawa pelan.

Sebelum semua orang mengernyit menyadari keanehan gadis itu yang tertawa seorang diri, Seungcheol merasa harus melakukan sesuatu.

“Wish-nim!” Seru Seungcheol kemudian.

Wish Kim menaikkan arah pandangnya ke depan. Ketika pandangannya dan Seungcheol bertemu, gadis itu melambaikan tangan dengan kelewat ceria dan tersenyum sumringah, membuat Seungcheol tiba-tiba mengkhawatirkan kesehatan jantungnya.

Aaahh, seandainya orang-orang tahu bahwa sekarang tidak benar-benar ada payung yang dipegang gadis itu, tidak ada payung berwarna transparan yang menaungi gadis itu dari hujan. Seandainya orang lain tahu, bahwa itu hanya ilusi. Kamuflase. Sesuatu yang tidak dimiliki makhluk bumi, tetapi dimiliki oleh gadis itu.

Dan seandainya gadis itu tidak bisa mengubah atau membuat sesuatu di dunia fana ini dalam sekejap. Juga memanipulasi ingatan dan pandangan orang lain, mungkin Seungcheol sudah membiarkan dirinya jatuh hati, bahkan dari jauh-jauh hari.

Tetapi Wish Kim bukan gadis biasa. Yeah, Seungcheol tahu itu dari awal, lebih dari siapa pun.

- fin –

3 = 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang