Happy reading😊...***
Hembusan angin serasa di kulit ku. Mengedar kan pandangan pada Hiruk pikuk kota tempatku tinggal tak berubah, semuanya masih sama, indah. Tapi ada satu yang berbeda, yaitu hidup ku.
Aku tinggal sendiri dalam kota besar dan pada negara yang berbeda dengan keluarga ku.
University of cambridge, tempatku berkuliah dan belajar mengenai segala hal yang bersangkutan dengan seni.
Aku tinggal di apartemen, tepatnya di london. Setiap hari nya ku jalani hidup ini dengan sebaik mungkin walau sesakit apa pun itu yang sedang ku rasakan, aku tak pernah mengubar kesedihan ku, cukup untuk diriku saja. Kadang ku berfikir, jika ku pendam rasa yang menjanggal di hati apa akan berbahaya? Mungkin bisa saja mengganggu psikis ku. Tapi aku tak punya pilihan lain karena aku rasa, aku bisa mengurus semua itu.
Aku juga bukan orang yang sangat suci, kadang aku jahat, bahkan sangat jahat. Aku jahat pun ketika keadaan tertentu saja, seperti saat aku marah. Marah ku akan meledak jika itu benar benar menyakiti ku, aku tak segan nya untuk melukai atau menghancurkan siapa saja yang sudah benar benar melewati batas.
Aku akan sangat baik jika kau baik, dan aku akan sangat jahat jika kau jahat.
Itu pun jika aku ingin, tapi jika aku tak ingin melukai atau menghancurkan, akan aku pendam sendiri hingga menjadi sebuah ego.
"Excuse me sir, I want to buy a sandwich one." (Permisi pak, saya ingin membeli sandwich satu), ucap ku pada penjual sandwich pinggir jalan.
Setelah membayar harga sandwich, aku memilih duduk di kursi yang tersedia bagi pengunjung, aku berada di tepi sungai Thames, dari sini aku bisa melihat Jembatan menara (Tower bridge).
Memakan sandwich tadi yang ku beli seraya menikmati aliran sungai, dan kendaraan yang berlalu lalang di Tower bridge. Ku ambil air mineral di tas ku dan meminumnya.
Setelah ku rasa cukup untuk hari ini keluar apartemen walaupun hanya sekedar makan sandwich di tepi sungai Thames tapi sudah cukup bagi ku.
Pulang ke apartemen dengan jalan kaki seperti biasa, aku tak naik kendaraan umum karena ingin saja menikmati kota london dengan hiruk pikuk tapi masih indah dan udara pun segar seperti biasa.
Lekas ku masuk ke apartemen ku saat sudah sampai. Menutup pintu dan mengunci nya.
Masuk ke dalam kamar. Kamar ku tak begitu mewah, tapi cukup membuat ku nyaman walaupun kamar ini sedikit berbeda dengan style ku.
Setelah menaruh tas di meja, ku duduk di tepi ranjang menghadap ke jendela yang terpampang dengan indah nya kota london seraya membaca buku yang sudah ku ambil tadi di atas nakas.Buku tentang Runtuh nya peradaban-peradaban dunia. Aku suka atau bisa dikatakan hobi membaca buku sejarah, psikologi, dan novel. Selain itu pun mendengarkan musik adalah hobi ku.
Saat ada masalah, aku selalu mendengarkan musik. Karena bagiku, musik bisa mengalihkan rasa sedih dan sesak di dada.
Ku ambil HP di tas ku dan kembali duduk seperti semula. Ku buka layar dan membuka galeri, ku sentuh foto yang sangat membuat hati ku meringis.
Foto seorang pria yang hingga kini sangat jauh dari ku tapi masih ada dalam benakku.
Mungkin ini konyol. Tapi sungguh, saat usia ku 14 tahun aku sudah menyukai nya hingga kini pun rasa itu semakin kuat dan seakan selalu menyiksa ku selama 6 tahun belakangan ini, tapi ku tak tau akan sampai kapan rasa yang tajam ini akan hilang entah akan ada untuk selamanya.
Ku usap foto itu, terbesit kerinduan pada diri ku untuk nya.
Ia lebih tua dari ku, tepat nya 10 tahun lebih tua dariku. Konyol memang, gadis belia berumur 14 tahun menyukai pria berumur 24 tahun. Dan sangat konyol, gadis itu masih menyukai pria itu hingga umur gadis itu sudah 20 tahun.
Dulu, yang ku tau ia akan menikah di usianya yang Ke-24. Tapi aku tidak tau itu benar atau tidak karena saat itu aku di pindah kan di kota ini, di negara ini.
Menghela nafas pasrah dan menaruh Hp ku di atas nakas. Ku putus kan untuk mandi, ini sudah sore menjelang malam. Besok ada kuliah pagi, jadi aku tak akan tidur malam lagi, tapi itu untuk hari hari yang terdapat kesibukan di hari esok pagi.
***
Thanks for reading 😊
-A/N
KAMU SEDANG MEMBACA
Me
ChickLitNama ku Nadya, umurku 20 tahun. Rasa sakit serta sesak selalu merelungi batin dan hati ku, semua itu karena dirimu. 'Seseorang yang terlihat bahagia belum tentu ia bahagia, bisa saja ia menyembunyikan luka' Ini kisah ku, kisah tentang hidupku. . .