Bab III: Kerajaan Panta (Part I)

254 32 5
                                    

Enam Kerajaan Utama, itulah julukan yang digunakan para penghuni Dunia Tengah dan Dunia Atas mengenai keenam kerajaan yang menguasai Dunia Tengah. Kerajaan Primum, kerajaan yang pertama kali terbentuk dan memiliki daerah yang paling luas dibandingkan enam kerajaan lainnya. Kerajaan Adversarii, kerajaan terbesar kedua yang mana raja mereka, Raja Verion, memiliki hubungan dekat dengan Raja Midas, pemimpin Kerajaan Primum. Akan tetapi, karena sebuah permasalahan yang terjadi sekitar delapan tahun yang lalu, hubungan keduanya berubah menjadi musuh.

Di antara kedua kerajaan itu adalah Kerajaan Eternalia, sebuah kerajaan yang memang lebih kecil dibandingkan dua kerajaan sebelumnya, tapi dengan kekayaan yang berlimpah dan kemakmuran tiada tara. Pemberkatan seorang Orakel membuat kerajaan itu begitu ditakuti dan dikagumi dalam waktu yang bersamaan.

Kerajaan keempat adalah Kerajaan Infita, kerajaan yang penuh dengan kekerasan dan pencinta perang. Bau darah bukanlah hal yang asing dalam kerajaan ini. Peraturan yang berlaku dalam kerajaan ini adalah 'ia yang kuat, ia yang berkuasa'. Oleh karena itu, tidak aneh kalau sering terjadi pergantian raja karena konflik intrinsik dalam kerajaan itu sendiri. Saat ini yang berkuasa atas Kerajaan Infita ialah Raja Leios, seorang raja yang sungguh menyukai bau darah, wanita, dan kekuasaan.

Dua kerajaan setelah itu adalah kerajaan kecil yang masih berusia muda, Kerajaan Panta dan Delaga. Dua kerajaan ini sungguh bertolak-belakang. Kerajaan Panta dengan rajanya, Raja Abasnon, terbentuk atas usaha sang Raja yang menjunjung tinggi kemakmuran rakyatnya sendiri. Sebaliknya, Kerajaan Delaga terbentuk akibat keponakan dari Raja Leios, Herstran, yang diberikan kekuasaan atas sebuah daerah tak bertuan. Karena terbiasa hidup dimanja, Raja Herstran tidak memiliki sikap seorang raja. Ia hanya menuruti perintah pamannya, Raja Leios, untuk memperluas wilayah sehingga mengakibatkan perang sering terjadi.

Tempat yang ketiga dewa-dewi kita kunjungi adalah Kerajaan Panta, sesuai dengan keinginan Zeus yang sungguh meyakini kalau kerajaan itu adalah kerajaan yang paling aman selagi sang Dewi mengumpulkan pengetahuan yang ia inginkan. Di malam hari, kerajaan ini terlihat sungguh ramai dengan para penduduk yang memenuhi rumah makan dan para prajurit yang sedang menghabiskan waktu mereka di kedai minuman. Sepanjang jalanan, Zeina bisa melihat begitu banyak stan yang menjual berbagai macam makanan dan barang yang baru pertama kali ia lihat.

Di saat yang bersamaan, pandangan Apollo menangkap keberadaan beberapa wanita dengan pakaian yang cukup terbuka sedang tersenyum kepadanya sembari melambaikan tangan. Pertama kalinya ia menatap wanita macam itu secara langsung, wajah Apollo langsung memerah dan ia hanya mengangguk dengan sopan.

Melihat hal ini, Zeina mencibir dan dengan sembunyi-sembunyi mencubit lengan Apollo dengan cukup keras. "Ow! Apa yang kau lakukan, Zeina?" protesnya sembari mengusap lengannya yang memerah.

Kecemburuan yang tidak bisa ia kuasai membuat Zeina tak lagi menahan ucapannya. "Aku iri kepadamu Dewa Apollo, kau diperhatikan para wanita cantik."

Ucapan Zeina membuat Apollo sadar akan hal yang membuat Zeina kesal, tapi ia sama sekali tidak merasa ia melakukan hal yang salah. "Aku hanya membalas lambaian tangan mereka! Tidak sopan mengabaikan mereka begitu saja." Apollo berusaha membenarkan tindakannya.

Ares yang sadar kalau perdebatan mereka mulai memanas mulai khawatir dengan beberapa pasang mata yang mulai memperhatikan mereka. Akhirnya, ia pun turun tangan dan menghentikan keduanya. "Kalian berdua, hentikan." Kemudian, ia menatap Zeina. "Jangan sebut nama asli kami di sini. Eksistensi kami telah diketahui oleh Dunia Tengah, nama kami sudah tak asing lagi, Zeina. Panggil dia Anon dan aku Nimus selama kita berada di Dunia Tengah."

Aphrozeina - Book I (remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang