apakah aku depresi?

33 0 0
                                    

hari-hari ini rasanya begitu suram. terutama pada malam hari. aku benci malam. malam selalu membuatku merasa kesepian. tidak terkecuali malam ini. dadaku terasa sesak, padahal aku tidak mengidap asma. kepalaku terasa berat dan penuh, tapi aku tidak pusing. terlalu banyak hal di dalam otakku, kalau digambarkan sepertinya layaknya benang kusut. rasa pesimis menghantui benakku. aku terus memikirkan bagaimana jika, aku terus merasa gugur sebelum berperang.

aku terus berkata kepada diriku, aku pasti bisa melalui semua ini. aku bahkan bisa-bisanya menyemangati orang lain, ini semua akan berakhir bahkan sebelum kita menyadarinya. aku tersenyum, aku membohongi diriku sendiri. sampai detik ini bahkan aku belum juga menyelesaikan apa yang harusnya aku selesaikan dengan sungguh-sungguh. aku sudah memikirkannya, hanya memikirkannya. apa yang harus aku kerjakan, tapi aku berakhir termangu di depan laptop. aku tau apa yang harus aku kerjakan, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya. serta bagaimana untuk memulainya. sekali lagi, rasa pesimis menggerogotiku, kali ini ia ditemani rasa takut.

seharusnya apa yang sudah diselesaikan orang lain membuatku terdorong untuk menyelesaikan milikku. tapi sayangnya, itu malah membuatku terpuruk. semakin sedih dan semakin takut, itu yang kurasakan. ada hal lain yang berjalan bersamaan dengan hal ini, yang tentunya sangat mempengaruhi. kerabat dekatku mendoakanku, aku senang dan bersyukur. tetapi, tetap saja aku merasa terus berdiri di satu titik. apa yang selama ini aku kerjakan? bagaimana bisa seperti ini? kenapa aku berakhir untuk mengerjakan ini?

tentunya bukan hal ini saja yang menggerogoti kepalaku. ada hal lain yang harus kuurus demi bertahan hidup di masa depan. aku tahu, orangtuaku masih bisa menghidupiku. tapi aku juga adalah seorang pemerhati dan diam-diam, sangat perasa. aku tahu aku tidak boleh terus bergantung, aku harus mulai meniti karir dan mencari pintu awal untuk jalan karirku, untuk mengukir ceritaku. aku diam-diam berusaha untuk itu. hingga pada suatu saat aku merasa pintuku sudah terlihat. aku berlari dan berdoa agar bisa cepat tiba disana dan membukanya. tapi, belum sampai aku disana, pintunya sudah hilang. orang yang kusayang sendiri yang menghilangkannya.

pernahkah kamu merasa, disaat dirimu yakin dan semangat untuk mengejar sesuatu, tapi bahkan kamu belum mulai berlari, sesuatu itu sudah hilang. pahitnya, orang terdekatmu yang menghilangkannya. di satu sisi aku sangat kecewa. aku kecewa dengan dia, aku kecewa dengan diriku, aku kecewa dengan kenyataan. di sisi lain aku tetap berserah kepada Yang Maha Kuasa yang memberiku jalan, tapi juga mengambilnya, aku percaya Ia memiliki jalan yang lebih indah untukku. aku menunggu 'pintu'ku yang sesungguhnya.

belakangan ini aku merasa suram. apalagi ketika aku melihat diriku setahun yang lalu. diriku yang juga sedang meratapi kesulitan, tapi tetap bahagia dan dikelilingi teman-teman yang supportif. diriku yang kesulitan, tapi tetap bisa meraih segenggam pengalaman baru. diriku yang kesulitan, tapi tak pernah berhenti bertualang. aku sedih, karena tidak mengalami hal-hal itu lagi saat ini. tahun lalu aku merasa tenggelam, tapi tahun ini ternyata dasar lautannya makin dalam. tahun lalu aku tenggelam, tetapi masih bisa melihat gurita raksasa, dan berbagai makhluk laut langka lainnya. tapi tahun ini, aku tenggelam dan sejauh ini hanya melihat kegelapan.

malam ini aku meneteskan air mata. mungkin air mata adalah wujud fisik rasa sesak di dada dan beban di kepalaku. aku bahkan tidak tahu air mata ini mewakili rasa sakit yang mana? terlalu banyak pemikiran di otakku, dan semuanya membuatku sakit. aku mencoba menghubungi teman, tapi tidak ada yang merespon. aku mencoba berkomunikasi dengan orang terdekatku, tapi aku tidak bisa. dan ia tidak peka terhadap rasa sakitku. mungkin aku yang terlalu bodoh tidak bisa mengekspresikannya. sudahlah, aku juga tidak mau menambah beban pikiran untuknya. maka yang kulakukan ialah mencari wadah untuk menyalurkan pemikiranku, kesedihanku, kekecewaanku, kesulitanku, melalui jari-jariku ini.

aku terus mengetik dalam sunyi. tengah malam. mentransfer kata demi kata dari otakku. sejauh ini ada 602 kata. ada sedikit kebanggaan dalam hatiku ketika aku berhasil menulis. aku suka menulis. aku bisa menulis ketika banyak pemikiran dalam benakku. tapi sepertinya, menjadi penulis bukan profesi yang cocok untukku. karena tidak setiap saat benakku dipenuhi dengan banyak pemikiran. tapi aku masih punya mimpi. satu dari sejuta mimpiku: suatu saat tulisanku ditransform menjadi film! semoga saja.

aku suka menulis. menulis membuatku lega. terkadang aku merasa moodku berubah dengan cepat, aku takut aku mengidap bipolar. tetapi sekalipun seperti itu, aku pikir aku akan baik-baik saja. halsey adalah seorang bipolar, dan dia keren bagiku. sepertinya kepribadianku bisa dilihat dari tulisanku. aku kesulitan membuat kalimat penutup. aku tidak mau tulisan ini jadi semakin meluas.

apakah aku depresi? dari luar sepertinya aku terlihat baik-baik saja. tapi kebenarannya adalah aku sakit. dan aku benci malam. aku lelah merasakan kesepian setiap malam. dan aku tidak jarang mengalami mimpi aneh. pagi, cepatlah datang.

apakah aku depresi?Where stories live. Discover now