PROLOG

7 0 0
                                    

Trian menatap putrinya cemas, namun kecemasannya ia tutupi dengan senyuman yang begitu indah. Putrinya sudah tumbuh menjadi perempuan dewasa berumur 21 tahun. Mungkin tawaran Wiratama untuk menjodohkan kedua anaknya adalah pilihan yang tepat bagi Trian, walaupun ia yakin putrinya ini belum siap untuk menjadi seorang istri.

"Yah, please. Stop memikirkan perjodohan ini. Keeana belum siap." Tangan hangatnya mengeratkan membungkus seluruh permukaan tangan Triano, ayahnya. air matanya mengalir menatap ayahnya yang terbaring lemah di rumah sakit.

"Kamu akan hidup enak, nak."

Keeana menggeleng tidak setuju. Menurutnya hidup berdua bersama ayahnya sudah merupakan anugerah bagi perempuan bernama Keeana. Keeana tahu betul siapa Wiratama walaupun ia belum tahu siapa anak yang akan dijodohkan kepadanya. Wiratama adalah sahabat ayahnya sejak kecil, ayahnya selalu menceritakan begitu baiknya pria itu dan ada bunda yang setia mendengar cerita-cerita itu, namun semua itu berakhir setelah kecelakaan yang menimpa bunda dan kakaknya delapan tahun silam hingga mereka menghela napas terakirnya. Air mata Keeana menetes tanpa izin meluncur cepat di kedua pipinya, ia rindu keluarga utuhnya yang hidup sederhana namun memiliki kebahagiaan yang luar biasa. Ia rindu semuanya. Ia rindu masa-masa utuh keluarganya.

Kini, ayahnya sedang di rawat di-rumah sakit karena penyakit stroke. Keeana tahu biaya rumah sakit dengan kelas VIP ini dibayar temannya yang bernama Wiratama Harlin itu. Pria yang berhati baik dan selalu mengirimkan Keeana kebutuhan sekolah setiap semester awal. Pria yang sesekali pernah menjemputnya dari sekolah karena ayahnya jatuh dari kamar mandi hingga harus di rawat di rumah sakit.

Keeana menyeka air matanya yang terjun begitu saja. "Yah, Keeana bisa hidup sendiri. Keeana juga gak enak hati sama anak om Tama yang belum bertemu sama Keeana."

Trian tersenyum kecil, "Ares pria baik. nak."

Walaupun sebenarnya Keeana yakin bahwa anak om Tama adalah pria baik melihat betapa baiknya ayahnya. Tapi Keeana belum yakin bahwa ia akan menerima wanita seperti Keeana.

"Ayah hanya ingin melihat kamu dinikahkan oleh pria baik nak. selagi ayah masih hidup, kamu harus sudah berkeluarga, jadi kalau ayah sudah tidak-"

"Yah! Bicara apa! Keeana belum siap kalau harus kehilangan semuanya." Keeana merengkuh memeluk tubuh lemas ayahnya diatas kasur rumah sakit.

"Ares Abhian Harlin, namanya. wajahnya tampan seperti ayahnya."

Keaana menggeleng. Bila suatu saat ia menikah dengan pria bernama Ares itu, Keeana hanya ingin satu hal,

Aku tidak peduli seperti apa rupamu tapi aku ingin...
mencintaimu
begitupun sebaliknya.
karena engkaulah pilihan ayahku.

•••

The True FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang