"Yeoboseyo, appa?"
"Oh, Minseo. Ada hal penting yang harus appa bicarakan padamu."
"Apa itu?"
"Polisi sudah menemukan siapa pembunuh Mingyu yang sebenarnya."
Raut wajah tidak bisa Minseo tutupi dan secara spontan ia berdiri dari duduknya dan menggenggam salah satu tangan Bibi Kim, membuat wanita itu kini hanya bisa menatap Minseo dengan penasaran.
"Benarkah, appa? Syukurlah."
"Ada apa, Minseo?"
Minseo menatap pada Bibi Kim masih dengan raut wajah bahagianya.
"Pembunuh Mingyu Oppa sudah ditemukan."
"Benarkah? Hah, syukurlah kalau begitu."
"Lalu appa, bagaimana sekarang?"
"Polisi akan menuju arah dimana pembunuh itu melarikan diri sekarang. Appa akan menelpon lagi jika ada kabar kelanjutannya."
"Baiklah, appa. Aku akan menunggu telpon dari appa lagi nanti."
Minseo mematikan lebih dulu panggilannya masih dengan raut wajah bahagianya. Ia dengan cepat memeluk Bibi Kim dengan airmata haru yang sudah ia keluarkan.
"Bibi, akhirnya. Akhirnya mereka menemukannya. Mingyu Oppa, aku tidak membuatnya kecewa karena tidak menemukan pembunuhnya."
Bibi Kim hanya menanggapinya dengan senyumannya dan membalas pelukan Minseo.
.
.
"Tidak. Kau harus makan bubur ini dulu baru bisa makan makanan yang lain."
"Tapi Oppa, aku tidak ingin makan makanan ini."
"Lisa, ayolah. Kau juga harus pikirkan bayimu."
"Tapi tidak memakan bubur itu."
Lisa masih menatap kesal dan menutup mulutnya. Ia memilih kembali berbaring dan menyelimuti dirinya hingga setengah wajahnya dan berusaha untuk terlelap.
"Jangan tidur dulu. Kau harus makan sarapanmu."
Lisa menggelengkan kepalanya dengan cepat menjawab Namjoon.
"Kau tetap tidak mau makan?"
Lisa diam, tidak menjawab. Namjoon yang melihatnya hanya bisa menghela nafasnya lalu meletakkan kembali mangkuk bubur yang ia pegang sebelumnya.
"Baiklah, aku menyerah. Kau ingin makan apa, hmm?"
Lisa masih belum menjawab dan mengalihkan pandangannya pada jendela kamar inapnya. Senyuman langsung terpancar di wajahnya dan dirinya yang dengan cepat bangun dari berbaringnya.
"Aku mau ke taman."
Namjoon hanya menurutinya saja dan mulai membantu Lisa untuk turun dari ranjangnya. Untung saja Lisa sudah tidak menggunakan infusnya lagi, memudahkan gadis itu untuk merangkul lengan Namjoon.
Namjoon menuntun Lisa hingga mereka berdua kini sampai di taman rumah sakit yang memang ada di rumah sakit tersebut. Beberapa pasien rumah sakit juga datang kesana hanya untuk sekedar menghirup udara segar dengan ditemani kerabat dekat mereka. Sama seperti Lisa saat ini.
Keduanya kini sudah duduk di salah satu bangku taman yang ada disana. Lisa menyandarkan dirinya pada bahu pria itu sementara Namjoon membiarkannya dan memilih untuk mengedarkan pandangannya pada sekeliling taman.
"Oppa.."
"Hmm?"
"Bibi pernah bilang padaku bahwa kau pernah kabur dari rumah saat usiamu 9 tahun untuk pergi ke Seoul. Di usia sekecil itu, apa yang kau lakukan di Seoul sana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
two sides ❌ namlice
Фанфик[18+] ✔ Kim Namjoon, Siapa yang tidak kenal dengan pria ini. Senyum dimplenya yang bisa membuat para wanita luluh karenanya. Belum lagi julukan sexy brain melekat dalam dirinya. Sifatnya yang ramah pada semua orang juga menjadi nilai plus bagi wanit...