"Laila.. jaga cinta ini untukku. Aku akan hadir di saat lamunanmu menyatu dalam satu pikiranmu"
"Oh mimpi yang sama lagi ya.." Laila bergumam setelah sadar dari alam mimpinya.
Suara adzan Shubuh yang berkumandang membuat laila semakin memasukin kesadarannya. Dengan cepat ia bergegas bangun dan mengambil air wudhu yang cukup menyegarkan wajahnya. Di pakainya sebuah rukuh dengan semangat ia bergegas sholat bersama ibundanya.
@@@@@
Sang surya mulai menampakan wajahnya di sambut hangat oleh sang jago dengan suara khasnya. Nyanyian burung yang merdu memperindah suasana di pagi hari. Suara gemircik air kran yang mulai padam dan aroma wangi khas sabun menutup ritual mandi si laila. Dengan sigap laila mengambil sang putih abu untuk di kenakannya. Rambutnya yang indah ia rapikannya dengan penuh kelembutan. Bagi Laila, rambut adalah mahkota yang tidak sembarang orang tau. Hanya Laila dan sang ibundanyalah yang boleh melihat mahkota itu. Dengan pelan dan penuh kelembutan, di bungkusnya mahkota itu dengan jilbab putih khas siswi SMA. Dengan senyum percaya diri ia siap melaksanakan kewajibannya belajar
"Ting Tong.."
Suara khas yang menandakan sang ayah tlah pulang dari kegiatan masjidnya. Bergegas Laila membukakan pintu dengan senyum manisnya.
"Ayah.. Laila sudah siap berangkat" semangat belajar Laila membuat hati sang ayah bangga terhadap anak kesayangnnya.
"Sudah sarapan dulu, Ayah kan juga belum sarapan. Habis sarapan baru berangkat sayang" ucapan halus dari bunda
"Sudah ayok sarapan dulu". Dengan memegang halus kepala Laila, Sarapan pagi akan segera berlangsung.
Suara alat makan yang khas menghiasi suasana makan bersama. Begitu khitmat sarapan pagi yang cukup dikatakan istimewa ini. Tak terasa sarapan yang nikmat ini tlah usai, giliran sang ayah mengantar sang anak kesayangannya dan kebanggaannya, yaitu Laila.
Dengan mobil inova hitam yang di kendarai sang Ayah, membuat nyaman perjalanan Laila menuju sekolahnya. Curhatan curhatan kecil dan candaan candaan membuat suasana di mobil terasa nyaman.
Tak terasa mobil sudah sampai di tempat yang tlah di tuju. Laila turun dengan pesona indah nan anggunnya dengan sopan berpamitan dengan Ayahnya."Yah, Laila sekolah dulu ya.. ntar klo Laila sudah pulang, laila WA.."
"Iya nakk sekolah yang rajin ya.."Laila mengakhiri obrolan dengan cium tangan khas dari anak ke Ayah. Dengan semangat Laila menuju ke kelas.
@@@@@
"Hak adalah sesuatu yang harus kita dapatkan, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib kita lakukan"
Guru PKn yang sedang memberikan penjelasan membuat beberapa siswa siswi di kelas menjadi bosan. Tertidur, termenung, dan tanpa suara membuat suasana di kelas semakin membosankan. Tetapi tidak bagi Laila. Laila dengan semangat memperhatikan dan menulis secara ringkas semua ilmu yang di terangkan sang guru.
Tetapi hari ini Laila merasa gelisah, walaupun ia terlihat sangat rajin menulis dan memperhatikan, hatinya terdalam merasakan kegelisahan yang mendalam. Tempo tangan untuk menulis secara tidak iya sadari menjadi cepat. Tulisan rapi nan indah perlahan berubah tidak seperti biasanya. Dalam sekejab pensil yang iya pakai patah dan terjatuh. Dengan cepat Laila mengambil pensil itu dengan kegelisahan yang masih menghantuinya. Dan akhirnya "bruaakkkkk!" Kursi yang ia gunakan tidak seimbang dan akhirnya Laila terjatuh. Laila menjadi sorotan para siswa dan siswi karena kecelakaan kecil yang ia alami.
" Laila tidak apa apa?" Tanya seorang guru tua yang mengajarkan mapel PKn
"Tidak apa bu saya hanya...."
Belum selesai menjawab, datang guru piket dengan memasuki ruang kelas Laila."Assalamualaikum Bu.. misi Lailanya ada?" Seorang guru piket yang masih muda menanyakan keberadaan sang Laila.
Bu may yang terkenal sebagai guru PKn ini menuju ke guru piket tadi. Dengan cukup lama 2 guru ini membicarakan sesuatu dengan suara yang amat pelan.
"Laila, kesini sebentar. Ada yang harus ibu katakan" kata bu may
"Iya bu..." dengan berjalan menuju luar kelas.
Setelah berdiskusi lama dengan 2 guru tadi, si Laila termenung diam. Perlahan air matanya mulai keluar dan tubuh Laila menjadi kaku. Mulut tak dapat berucap dan hampanya pandangan mulai menyampurinya setelah tau bahwa ibunda tercintanya mengalami kecelakaan parah.
Dari belakang ada seseorang yanh memeluk lembut si Laila. Laila terkejut dan membalikan badan. Ternyata sang ayah sudah menjemputnya.
"Ayah.. ini berita palsukan yah, ayah bercanda kan?"
"Maaf nak kita harus segera ke rumah sakit"Laila merasa dirinya terhanyut kedalam samudra kesedihan dan tak bisa melakukan apapun. Menangisnya dia sambil memeluk ayahnya.
"Bu mohon izin ya, terimakasih atas bantuannya"
"Iya pak, sama sama. Semoga ibunda laila cepat sembuh."
"Aamiin.. terimakasih ya bu"
Dengan bergegas cepat Ayah dan Laila menuju ke rumah sakit yang merawat sang ibunda. Dengan penuh tangisan kesedihan menjadikan suasana yang tak seperti biasanya. Dengan cepat mereka tlah sampai di Rumah Sakit yang tlah di tuju."Ayah, bunda ruang mana?"
"Sabar nak, bunda masuk ICU. Kita sedang menuju ke ruang itu"
"Seberapa parahnya bunda yah?"
"Bunda kecelakaan parah hingga organ organ vitalnya sebagian terkena dan tidak bisa berfungsi dengan baik"
"Ya Allah.. Tolong lindungilah aku dan keluargaku. Aku masih ingin bersamanya" dengan berdoa dan menangisSampailah ke ruang ICU. Laila hanya terdiam melihat ibundanya di tempat tidur di penuhi alat2 medis yang cukup banyak. Dengan cepat Laila mendekati ibundanya. Ia menangis takut akan hilangnya seorang bunda.
Dengan nada rendah dan tangisan yang belum reda, Laila hanya berbicara lirih di samping ibundanya yang belum siuman.
"Bunda.. bertahanlah.. aku mencintaimu bunda.. ku masih ingin bersamamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terbaik
Teen FictionLaila adalah seorang gadis yang cantik, baik, dan islami. Kehidupan yang penuh tentang islami membuat Laila semakin menjaga dirinya. Selalu terbayang oleh janjinya bersama seorang teman kecilnya selalu menghiasi hidupnya. Walau ia lupa siapa pria it...