So Hurt

531 75 8
                                    

Sang angkasa sedang tak bersahabat hari ini. Deras, seperti hati beberapa orang yang sedang berbela sungkawa ini.

"Hiks...hiks...kakak jangan tinggalkan Tern sendiri," tangis seorang gadis yang tak sanggup menahan bendung air matanya.

Ia secepatnya datang ke Korea saat mengetahui kakanya, Ten meninggal dunia. Ia pun tak bertanya banyak. Seperti halnya juga Taeyong, Jaehyun, dan Taeil mereka menangis tersedu - sedu. Suasana sungguh duka. Tangis mereka semakin dibuat saat mayat ditenggelam bumikan. Ia tak menyangka bahwa ajal mereka dekat sekali, meninggalkan orang yang disayang. Sebenarnya bukan ajal sendiri yang ingin mengambil mereka, tetapi suatu yang jahat.

Winwin dipenjara saat tertangkap di hotelnya, jelas - jelas ia terbukti telah membunuh Doyoung. Sedangkan Ten, tak ada yang tahu. Bukannya tidak tahu tetapi cukup sulit untuk menjelaskannya. Walaupun begitu, polisi terus saja mencari penyebab kematian Ten.




-

-

Ten dan Doyoung tersenyum saat melihat semua orang yang mereka sayang berkumpul. Bersama mereka, ya walaupun kini berbeda dunia. Mereka bisa melihat saat mayat mereka dikubur bersebelahan, tapi yang membuat mereka sedih adalah melihat orang yang disayang menjatuhkan air mata untuk mereka.

"Taeil hyung, kau jangan menangis seperti ini. Nanti aku juga ikut sedih lho....siapa yang dulu suka menyanyikanku dikala aku sedih? Hehe, mungkin sekarang akan berbeda menjadi nyanyian malaikat. Tapi kau tahu malaikat sebenarku ada di depanku, ya itu kau Moon Taeil. Aku mencintaimu, selamat tinggal," setelah mengucapkan kata perpisahan Taeil pergi ke langit terlebih dahulu setelah ada sosok besar bersayap yang menjemputnya.

"Kini giliranmu anak muda, sampaikan pesan terakhir untuk orang yang kau sayang," sosok besar bersayap yang berada disebelah Ten itu menyuara.

"Hmmm....Taeyong hyung, maafkan aku karena telah meninggalkanmu secepat ini. Bahkan kita belum sempat memiliki Simba junior, hehe mungkin nanti kau akan memilikinya dengan orang lain. Sejujurnya aku ingin selalu berada disampingmu, tapi itu mustahil sekali. Karena ya, aku sudah mati dan kau masih hidup. Aku akan selalu mencintaimu, walaupun nanti rasa cintamu padaku akan berganti pada orang lain. Aku akan selalu menyimpanmu di hatiku, hyung. Dan Jaehyunnie, tak terasa ya persahabatan kita sudah berjalan 10 tahun lebih, kau sangat baik. Bahkan kau sahabat terbaikku, walaupun aku selalu menyakitimu tapi kau tetap baik kepadaku. Aku tidak tahu seberapa sakitnya jika kenyataannya aku malah mencintaimu kakakmu sendiri, aku minta maaf Jaehyunnie. Jeongmal mianhae. Dan untuk adik tersayangku Tern, jaga dirimu ya. Jangan suka keluar malam, eh. Kau juga harus mandiri ya, jangan menyusahkan orang lain. Kakak akan selalu menyayangimu, Tern. Aku mencintai kalian semua, aku harus pergi sekarang. Selamat tinggal semua!"

"Waktunya kita pergi, anak muda,"

"Baiklah,"

Ten dan sosok itu semakin mencapai puncak hingga tak terlihat wujudnya lagi. Ya walaupun mereka disinipun lasti tidak akan terlihat, karena hanya roh. Roh yang kasat mata, tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tapi sesungguhnya mereka itu bisa dirasa, jika hati sepenuhnya untuk mereka maka akan terasa masih ada walaupun sudah tiada.

Seperti mereka yang merasa kalau Ten dan Doyoung masih ada disini. Berpijak di bumi yang indah ini, tapi seketika suram ketika dua insan itu tinggal bumi.

-

Jaehyun termenung diruangannya, tak pernah berhenti air matanya mengalir. Ia selalu saja berangan bahwa Ten masih ada. Ia bahkan menulis - nulis semuanya tentang Ten. Mulai dari dirinya yang mulai jatuh cinta pada Ten.

Tak beda jauh dengan Taeyong yang sudah merasa sangat gila. Ia hampir kehilangan jalan hidupnya.

"Ini semua salahku, aku membunuh orang yang kucintai. Aku ini memang brengsek dan tak berguna," Taeyong membanting dan melempar semua yang ada dihadapannya. Kecuali sebuah pigura berwarna pink cerah yang didalamnya terdapat kenangan yang teramat manis. Dimana ia dan Ten yang sedang berlibur di Disney Land.

"Arrrgghhh, Ten.....kenapa kau pergi secepat ini. Haruskah aku menyusulmu agar kita dapat bahagia," Taeyong melangkahkan kakinya menuju balkon. Ia berdiri di ujung pembatas balkon, rasanya ingin melompat saja dan menghilangkan semuanya.

Apalagi sekarang berita kematian Ten sedang menjadi top trending di dunia. Apalagi ia juga sudah terkenal sampai negeri Paman Sam itu. Semua prestasinya hanya tertinggal nama di batu nisan.

"Ten!!!! Aku ingin menyusulmu," Taeyong terisak dan merentangkan tangannya, bersiap untuk menerjunkan dirinya.

"Hyung, kumohon jangan berbuat nekat seperti itu. Aku disini kok, hehe. Aku ingin lihat hyung memotret model - model dikantormu,"

Taeyong berbalik dan mencari sosok yang tadi berbicara pada dirinya.

"Ten? Apakah kau itu?" hati Taeyong agak bergejolak mendapati suara orang yang ia cinta.

"Ne, hyung. Aku selalu disini mengawasimu, karena aku mencintaimu,"

"Noun eodikka?"

"Aku disini, dihatimu selalu. 'Aku akan kembali kok, ini belum berakhir',"

"Ten - ah......." isakan kembali keluar dari mulut Taeyong. Ia jatuh tersimpuh sambil terus menggenggamkan tangannya dan menangis. Lantai kayu apartemennya yang menjadi saksi kesedihan betul Taeyong. Terbukti dari air mata yang ia jatuhkan dan membasahinya.

"Ten....hiks hiks, aku sangat menyesal tak bisa mengendalikan diriku. Itu semua gara - gara makhluk sialan penghisap cahaya kehidupan!!!"

"Ten, aku ingin mengatakan, bahwa sebenarnya warna cahaya kehidupanmu itu rose gold silver, cukup indah bukan? Aku menyesal tidak mengatakan itu dari awal, hah aku bisa melihat seperti sejak makhluk sial itu mendiami tubuhku. Dan sekaramg? Aku tak bisa lagi, aku juga terkejut saat kau mengatakan bahwa warna cahayaku itu bisa berubah - ubah sesuai dengan perasaan. Hah, aneh sekali ya. Dan kenapa makhluk sialan itu mengincarmu bukan aku? Aku mau mati demimu Ten, demi cahayamu," Taeyong kembali terisak kencang.






-



"Hahahahha, sekarang aku menjadi lebih kuat. Itu semua karena cahaya manusia istimewa itu, aura cahayanya sangat kuat. Aku bisa menjadi yang terhebat dari semua penguasa cahaya kehidupan, hah bahkan aku bisa menentang dewa pemberi cahaya kehidupan manusia agar diberikan padaku,"








TBC!

Udah jelas sama ceritanya belom? Jadi gini makhluk itu ngincer cahaya Ten gara² dia itu istimewa, bisa liat cahaya kehidupan orang lain gitu. Jadi itu seperti kekuatan sendiri gitu buat dia. Jadi saat dia bisa dapetin cahayanya Ten dia tambah kuat dan bisa keluar dari tubuh Taeyong. Dia itu kek PARASIT, tapi setelah dapet cahaya Ten dia tambah kuat dan mulai berburu cahaya kehidupan orang lain.

Tapi tenang aja, cerita ni sebisa mungkin bakal happy ending. Walaupun nanti prosesnya tidak semulus kulit Ten ya, tapi tetep bakal happy ending. Ya, tapi tetep harus ada yang 'berkorban'. Kira - kira siapa ya yang bakal berkorban dan untuk siapa?
See ya next chapter, gomawo.

Vomentnya ya guys!❤


LIGHTS LIFE💥 •TAETEN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang