●●45.2●●

36 3 0
                                    

Bagian dari empat puluh lima
Bagian dua

●●Haganta Gilhadi●●

●●Asila Arneta●●

●●Arta Nethana Dakta●●

🌹●●L I Q U I D●●🌹

SILA terus berjalan cepat di koridor dan tak terasa kini kakinya sudah sampai di koridor bagian kelas 11. Matanya menatap lurus ke depan tanpa menoleh ke arah kanan dan kirinya, tapi tangannya tetap menarik lengan Ganta.

"Apaan sih lo, tarik-tarik aja!" Berkali-kali Ganta mengomel yang hanya di hiraukan oleh Sila.

"E e e eeeh!" Arta muncul tiba-tiba, "lo nggak usah pegang-pegang Sila ya Hanoman!" Ketus cowok itu sambil mencubit lengan Ganta cukup kencang.

"Adadadah --- sakit njirr!" Ganta meringis kesakitan sesaat cubitan maut dari salah satu malaikat pencabut nyawa itu menyentuh kulitnya.

"Makanya nggak usah pegang-pegang Sila, jaga jarak minimal 5 meter!" Segera Arta menarik Sila, "kamu jangan dekat-dekat manusia Hanoman Cila, bahaya. Kutunya banyak."

Sila mendengus, malas melihat tingkah alay dari salah satu abangnya, "jangan alay deh, aku pusing nih."

"Kamu pusing Cila?!"

"Iya!" Seru cewek itu lantang membuat siswa dan siswi lainnya menatap ke arah mereka berdua, "karena abang! Abang bikin kepala aku sakit tahu nggak!"

Sesaat Sila berkata seperti itu suara bisik-bisik pun terdengar. Mata Arta kini sudah melebar sempurna, "Cila, kok kamu manggil abang."

"Lah anjir, ternyata dia adeknya Arta"

"Buhee, ternyata oh ternyata."

"Berarti dia adeknya kak Arsil juga dong."

"Iya! SILA ADIK GUE SAMA ARSIL, APA LO?!" Teriaknya, Kuping Arta yang sudah panas mendengar ocehan-ocehan dari teman seangkatannya.

Semua siswa-siswi kini berbisikan lalu perlahan pergi menonton mereka karena wajah Arta sudah berubah menyeramkan seperti manusia yang ingin berubah menjadi serigala.

Kini tinggalah Arta, Sila, dan Ganta yang berdiri di depan kelas 11 IPS 2. Mata Arta kini sudah seperti mengeluarkan laser yang mampu menghanguskan Ganta dalam sekejap, "lo Hanoman! jangan dekat-dekat adik gue!"

"Dih, gue sama Sila sudah pacaran." Celetuk Ganta geregetan akhirnya.

"APA?!" Teriak Arta super duper histeris, "tidak mungkin!"

"Alay banget sih abang." Cibir Sila menatap abangnya yang satu itu kemudian beralih menatap Ganta, "Ganta, kamu sosweet banget sih berani bilang kita pacaran di depan abang aku." Ucapnya dengan penuh kekaguman sambil memeluk lengan Ganta.

Ganta hanya menarik nafasnya dalam-dalam. Membiasakan diri berdekatan dengan Virus seperti Sila yang bikin jantungnya kayak lari marathon ini.

LIQUIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang