●●46●●

24 3 1
                                    

Bagian dari empat puluh enam

Bagian dari empat puluh enam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●Arsil Athana Darka●●

●●Arsil Athana Darka●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●Asila Arneta●●

🌹●●L I Q U I D●●🌹

MALAM ini, disaat jarum jam sudah tepat di angka 8 dengan semangat yang meletup-letup Sila kembali menatap pantulan dirinya di depan kaca.

"Rambut aku wangi!" Ujarnya kepada dirinya sendiri di pantulan cermin seraya mencium rambut panjangnya itu, "wangi stoberi!!"

Pandangan mata Sila jatuh kepada pantulan di belakangnya dimana ada Metro berdiri dengan senyuman manisnya, "mau kemana, Asila?"

Dengan riang Sila menghampiri Metro yang sedang bersandar dj tembok kamarnya, "Aku mau main ke rumah pacar, om."

"Kamu punya pacar?" Alis Metro terangkat sebelah, tangan sebelahnya membelai rambut sang keponakan dengan sayang.

Sila mengangguk cepat kemudian menempelkan jari telunjuk tepat di bibirnya, "sssst, om jangan bilang-bilang ya, nanti aku di kurung sama dua abang kalau mereka tahu."

Mendengar itu Metro tersenyum, "iyadeh, buat kamu apasih yang nggak."

"Oke." Sila mengacungkan jempolnya lalu mencium pipi om nya, "Sila sayang om!"

"Dih, cium-cium." Metro tertawa keras bikin Sila jadi malu sendiri. "Hehehe, sudah ya om aku mau berangkat dulu."

"Om antar ya, kamu nggak boleh nolak."

"Iya deh, daripada naik ojek online sayang uang jajan aku." Jawabnya sembari terkekeh geli membuat Metro semakin gemas.

Lalu keduanya keluar dari kamar Sila dengan tampang yang dibuat biasa saja. Disaat Sila dan Metro sudah menuruni tangga terlihat Arsil dan Arta tengah bersandar di sofa sambil memainkan ps.

LIQUIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang