●●46.2●●

23 2 0
                                    

Bagian dari empat puluh enam
Bagian dua

Bagian dari empat puluh enamBagian dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○●Haganta Gilhadi○●

🌹●●L I Q U I D●●🌹

DERUMAN suara motor sudah terdengar dari luar rumah besar milik kediaman Etan membuat seluruh penghuninya kepo dan melongok keluar terkecuali Sila yang malah sibuk mengeriting rambutnya di kasur.

Kling!

Bebep ganta : gue diluar! Jangan kelamaan dandan!

Bebep ganta : gece woy! Nanti dua jagoan kesiangan muncul bisa mati gue!!!

Sehabis membaca pesan, Sila segera memakai tasnya dan keluar dari kamar teruburu-buru. Matanya melebar ketika melihat Ganta berdiri di depan motornya dengan pandangan yang was-was.

"Semuanya, Sila berangkat!" Teriak Sila yang langsung nyelonong keluar dari rumah setelah turun ke lantai 1. Tapi Sila juga tidak lupa kok mencium tangan Etan dan Neta sebelum pergi.

"Sila, sarapan dulu sayang." Neta memanggil tetapi Sila keburu menghilang dan pergi keluar.

Dengan cepat Arsil dan Arta bangkit kemudian berlari keluar rumah, rahangnya terbuka ketika kedua bola matanya melihat Sila sedang menaiki motor ninja milik siluman badak. "WOY HANOMAN!"

"Waah, si cacing pita minta kita basmi bang." Ucap Arta dengan tatapan yang terus mengarah kepada motor Ganta.

"Mereka benar pacaran kah, nggak terima ni gue, nggak terima!" Karena kesal Arsil menggulung lengan almameternya hingga ke sikut, bersiap menghampiri motor Ganta, namun tarikan di jas almetnya membuat Arsil tidak bisa bergerak, "apaan nih --- lepasin gue, geseng!"

"Biarin! Lo berdua awas aja kalau larang-larang adik gue dekat-dekat pujaan hatinya." Ancam Metro galak.

"Dih, sejak kapan Sila jadi adik lo. Hellow, bang geseng mimpi lo terlalu tinggi. Yakali lo sama Sila kayak beauty and the blackil yang ada."

"Kampret, mulut gue rasanya sudah gatal kepengin menyumpah serapahin lo berdua supaya berubah jadi babi hutan."

"Songong banget dia mau kutuk kita bang, move on aja belum bisa." Ejek Arta terbahak keras bersama Arsil.

"Kutu kupret, enyah lo dari bumi!"

Sementara kini Sila menepuk pundak Ganta panik, "bep, jalan nanti kita bisa di kurung di dua benua yang berbeda."

LIQUIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang