Mentari pagi telah terbit dan cahayanya masuk lewat jendelah di kamar Seokjin membuatnya memicingkan mata karena matanya belum terbiasa.
"Emng, Udah pagi," meregangkan otot-ototnya dengan mengangkat kedua tangannya keatas.
Menolehkan wajahnya ke samping di lihatnya malaikatnya masih tertidur pulas.Mengusap kepalah malaikatnya tersebut dengan lembut. Merasa terganggu sang pemilikpun terbangun.
"owh jin hyung, biarkan aku tidur sebentar lagi".
"ini sudah pagi Tae bangunlah. Taehyung bangunlah."
Dengan mengerjap-ngerjapkan matanya malaikat kecil Seokjin yang ternyata bernama Taehyung itu pun bangun. Sebenarnya mereka hanya terpaut tiga tahun saja. Namun Seokjin masih tetap menganggap Taehyung layaknya bocah. Seokjin dan Taehyung bersahabat sejak kecil namun karena sebuah insiden besar Taehyung kehilangan orang tuanya. Karena tidak tegah melihat Taehyung sebatangkara orang tua Seokjin mengangkat Taehyung sebagai putra mereka.
"Cepatlah mandi Tae hyung akan menyiapkan sarapan."
"Hem, baiklah hyung."
"Jangan tidur lagi Tae."
"Hem"
Seokjin pergi ke dapur menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Mereka hanya tinggal berdua karena ayah mereka dinas di luar kota dan tentu eomma mereka ikut. Eomma mereka adalah tipe pencemburu jadi karena takut suaminya di ambil orang mangkanya dia ikut.
.
."Makanlah sarapanmu Tae," menyuapkan sesendok makanan ke mulut Taehyung.
"Aku bisa makan sendiri hyung,"
Taehyung merasa risih dengan sikap Seokjin yang selalu menyuapinya saat makan. Bukan karna apa tapi kan dia udah besar masak masih di suapin.
"Udah kamu nurut ajah sama hyung, cepat buka mulutmu Tae".
Seokjin kembali menyodorkan sesendok makanan ke mulut Taehyung. Taehyung mengalah dan makan sesuai perintah Seokjin yaitu dengan disuapi.
.
.
.Taehyung asyik memainkan ponselnya dan Seokjin fokus pada jalanan karena sekarang dia sedang menyetir.
"Pulangnya seperti biasa kan Tae."
"Ne"
"Taruh ponselmu Tae, jangan terlalu sering main game aku gak mau nilaimu jelek karena kau selalu main geme."
"Aku gak main game kok Jin hyung. Aku lagi chatting sama teman."
"Udahlah entar juga ketemu di sekolah."
Taehyung mengeryitkan alisnya menatap Seokjin lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku seragamnya. Seokjin yang melihatnya mengacak rambut Taehyung gemas.
"Anak pintar." Taehyung hanya memandang malas pada Seokjin.
.
.
.Mobil Seokjin sudah terparkir di halaman sekolah.
"Nanti aku akan menjemputmu jadi tunggu aku Tae," ujar Seokjin."Aku mengerti Jin hyung"
"Tunggu Tae".
Seokjin menghentikan langka Taehyung hanya untuk membenarkan seragam Taehyung yang menurutnya kurang rapih.
"Kalau pakai dasi yang benar Tae dan ini, rambutmu acak-acakan,"
Tangannya merapikan dasi dan rambut Taehyung tidak lupa memberikan kecupan di dahi Taehyung."Aah~tidak perlu seperti ini Jin hyung".
Seokjin tertawa "Sekolah yang rajin Tae" lalu melambaikan tangannya pergi. Setiap siswa memandang Taehyung aneh setelah itu mereka tertawa. Taehyung mengerti karena sekarang pasti dia sedang terlihat cupuh. Segerah dia mengatur style yang dia sukai.
.
.Sahabatnya Jimin sudah menunggunya di dalam kelas.
"Tae entar ikut aku ya", ujar Jimin."Kemana".
"Ke tempat balap motor, aku dengar disana banyak namja ganteng".
"Aku harus minta ijin Jin hyung dulu".
"Aku yakin gak akan diberi ijin Tae, jadi kita pergi diam-diam aja". Taehyung mengangguk setuju.
pulang sekolah Taehyung dan Jimin langsung pergi ke tempat balapan motor. Seokjin yang sebelumnya mendapatkan pesan dari Taehyung percaya saja saat Taehyung bilang ada jam tambahan dan melarangnya utuk menjemput.
.
.
.Taehyung dan Jimin duduk di bangku penonton paling depan menyaksikan para pembalap yang bersiap-siap sebelum melakukan balapan.
"Whoaahh....Taehyung-ah lihatlah mereka, semuanya gantengkan," ujar Jimin.
"Semua namja kau bilang tampan, mana bisa begitu."
"Heheheh, kayaknya yang itu paling tampan," menunjuk salah satu pembalap. Penonton bersorak saat pembalap yang di maksud Jimin melambaikan tangan pada penonton.
"Aakkh...Sugaa...Aakhh," begitulah teriakan penonton.
"Suga namanya Jimin-ah."
"Dia tampan kan Tae?."
"Lumayan, tapi menurutku yang itu lebih keren," menunjuk salah satu pembalap.
"Itu namanya Jhope Tae. Lihat saja motor yang dia pakai."
"Aku rasa dia lebih cocok menjadi seorang pembalap dari pada Suga," nyengir ke arah Jimin.
"Huh, itu kan menurutmu. kita punya idola masing-masing sekarang."
"Ne, bagaimana kalau kita taruhan siapa diantara mereka yang menang kita akan menyatakan cinta padanya."
"Okay, siapa takut."
Mereka menyaksikan balapan sampai selesai. Persaingain ketat antara Jhope dan Suga terlihat jelas sampai Jhope keluar sebagai pemenang. Sekarang Taehyung harus mengatakan cinta pada Jhope.
"Jhope menang ayo nyatakan cinta padanya," ujar Jimin.
Taehyung menghampiri Jhope yang ada diantara penggemarnya.
"Jhope-ssi jadilah pacarku, aku menyukaimu," ujar Taehyung seraya menggenggam tangan Jhope.
Jhope yang terkejut menatap Taehyung yang tiba-tiba mengatakan suka. Melihat wajah Taehyung yang manis Jhope terpesona.
"Kamu ini siapa?," ujar Jhope.
"Aku Kim Taehyung yang menyukaimu, jadilah kekasihku," tersenyum pada Jhope.
"Taehyung-ah aku mau menjadi kekasihmu."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dongsaeng My Love
FanfictionKim Seokjin memperlakukan dongsaengnya layaknya seorang kekasih. "Hyung sangat mencintaimu," Adakah seseorang yang mengetahui perasaan Seokjin. Mungkinkah dongsaengnya atau justru orang lain?. Kim Seokjin x Kim Taehyung