16

3.8K 513 4
                                    

kami berdua sudah berada di dalam mobil. setelah mengomel pada lelaki ini karena ia bilang kalau ia bawa mobil, taehyung langsung berlari menerobos hujan untuk mencari mobilnya dan menjemputku di depan gedung fakultas ekonomi.

dasar. ia suka sekali mencari kesempatan biar bisa dekat-dekat denganku sebelum pulang. padahal kalau dia menawariku pulang bersamanya tanpa basa-basi terlebih dahulu, sudah pasti aku akan menerimanya. siapa yang mau menunggu di depan gedung fakultas ekonomi sampai hujan berhenti?

selama di mobil, taehyung mengendarai mobilnya dengan santai. lelaki itu sesekali menggumamkan lagu jazz yang diputar di dalam mobilnya. aku bahkan tidak menyangka taehyung suka lagu macam ini. wajahnya terlihat seperti orang yang tidak mengerti lagu orang pintar seperti ini.

"kau sudah makan?" tanya taehyung tiba-tiba.

aku menoleh ke arah taehyung. dia juga menoleh ke arahku. kebetulan sedang lampu merah.

"kenapa? kau ingin mentraktirku?" ceplosku asal. kenapa dia ingin tahu sekali kalau aku sudah makan atau belum?

"ya. kau mau makan dimana?" tanya taehyung.

aku membulatkan mataku terkejut. serius? cih, kukira dia hanya menanyakanku karena sekedar basa-basi di dalam keheningan ini.

"kau serius ingin mentraktirku?" tanyaku meyakinkan.

"ya. kau tidak mau?"

"mau!" pekikku tanpa berpikir dua kali.

taehyung terkekeh mendengar jawabanku yang terdengar sangat semangat, sedangkan pipiku sudah memerah malu karena aku terdengar bodoh saat ini. tapi siapa peduli? food is life.

"jadi kau ingin makan dimana?" tanya taehyung lagi.

aku memutar bola mataku ke atas, bibirku mengulum, berpikir kemana kita seharusnya makan. kalau hujan-hujan begini enaknya makan yang hangat-hangat. tapi aku tidak tahu apa. aku tidak tahu restoran yang enak di sini.

terlalu lama berpikir, taehyung tiba-tiba saja menyarankan,"bagaimana kalau ramen? aku tahu tempat ramen yang enak di dekat sini."

mataku langsung bersinar. "ayo!" pekikku lagi.

taehyung tersenyum lebar lalu kembali fokus pada jalanan menuju restoran ramen yang dimaksudnya. restoran yang dimaksud taehyung memang tidak jauh dari tempat kami membicarakannya tadi. kira-kira hanya 5 menit.

setelah memakirkan mobil, kami berdua langsung berlari kecil masuk ke dalam kedai ramen agar tidak basah oleh hujan. sampai di depan pintu masuk, kami berdiri sebentar.

taehyung melihat ke arahku, kemudian tangannya terangkat untuk mengelus puncak kepalaku. "rambutmu agak basah," ucapnya. lelaki itu sibuk menghapus butiran air hujan yang hinggap di rambutku.

aku terdiam dibuatnya, menatap lelaki itu lekat-lekat. melihat bagaimana wajahnya sangat serius dan mulutnya sedikit terbuka membuatku terpaku. bajunya sedikit basah, rambutnya juga agak lepek. bagaimana pun juga, taehyung lebih banyak hujan-hujanan dari pada diriku. apalagi dia hanya memakai kemejanya saja. ia menyuruhku untuk tetap menggunakan jaket denim-nya.

terlalu fokus melihat setiap inci wajah taehyung, aku tidak sadar bahwa sedari tadi taehyung sudah menghentikan pergerakan tangannya, tetapi tangannya masih hinggap di rambutku. lelaki itu balas menatapku dengan sangat intens.
ibu jarinya kemudian beralih mengelus pipi di bawah mataku lembut. aku tidak menepis tangannya. entah kenapa aku tidak bisa. diriku terlalu terpaku menatap mata taehyung, seakan-akan terhipnotis.

lambat laun wajah taehyung mendekat. terus mendekat, semakin mendekat. detak jantungku sudah tidak beraturan sedari tadi. kalau dipasang alat electrocardiograf, pasti alatnya sudah rusak karena jantungku berdetak terlalu cepat.

wajah taehyung semakin mendekat. aku bisa mencium wangi maskulin mint milik taehyung. hembusan napas yang keluar dari kedua lubang hidung taehyung terasa sangat hangat, menyapu wajahku yang dingin.

dia semakin dekat, dan kedua mataku refleks menutup. kedua bilah bibirku terbuka sedikit.

"aku tahu aku tampan. kau bisa melihatnya setiap hari, tapi aku lapar sekarang." terdengar suara bisikan berat masuk ke dalam telingaku.

kedua mataku refleks terbuka. di sana aku bisa melihat taehyung yang sudah menegakkan badannya. kedua tangannya ia lipatkan di depan dada. mulutnya mengeluarkan seringaian menyebalkan.

aku yakin pipiku pasti sudah memerah. taehyung malah terlihat seperti akan menertawaiku, tapi ia menahannya.

"pipimu lucu saat memerah. tapi perutku lebih penting saat ini. ayo masuk," ucap taehyung lalu menggandeng tanganku masuk ke dalam kedai ramen.

Perks Of Knowing You; kth | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang