Matahari baru saja menampakan dirinya tetapi di dapur rumah milik keluarga Singto sudah terjadi sebuah kegaduhan yang di perbuat oleh Krist dan Gun.
Mereka berdua diam - diam mencoba untuk memasak tanpa sepengetahuan Singto, Nam dan New. Dengan memulainya dari matahari belum terbit tetapi sampai matahari sudah meninggi belum satu masakanpun yang bisa mereka selesaikan dengan benar.
Justru yang ada mereka berdua membuat dapur yang semula rapi dan bersih kini menjadi seperti terkena gempa bumi mendadak. Semua menjadi sangat berantakan dan kotor. Sayuran dan sampah berserakan di lantai dan di meja dapur.
Gun menyerngit heran dengan sesuatu yang tengah di aduk oleh Krist. Mata Gun memincing menatap hasil masakan mereka berdua sebelum membandingkannya dengan sebuah gambar pada sebuah buku resep masakan yang kini sedang di pegangnya.
"Kit apa ini sudah benar?" Tanya Gun merasa ada yang aneh dengan masakan mereka.
"Kita melakukannya persis seperti yang tertulis di buku itu" Jawab Krist penuh keyakinan.
"Aku merasa bentuknya tidak sama" Ujar Gun ragu.
"Itu karena kau salah memotong wortelnya tadi" Sahut Krist santai.
"Salah? Aku tidak salah. Di sana tertulis potong sesuai selera. Jadi aku potong sesuai seleraku" Sangkal Gun tidak mau di salahkan.
"Iya. Sesuai selera tetapi harusnya tidak kau potong jadi dua bagian saja bodoh. Memang kau itu marmut memakan wortel sebesar ini?" Ujar Krist sambil mengambil salah satu wortel itu dan menunjukannya pada Gun.
"Kenapa harus aku yang mencobanya? Tidak. Tidak. Kau yang harus memakan itu. Aku tidak mau sakit perut" Tolak Gun dengan ngeri tidak yakin dengan hasil masakan Krist.
"Enak saja. Aku tidak mau. Aku tidak suka sayur" Bantah Krist yang juga tidak ingin memakannya.
"Lalu kita apakan eksperimen ini?" Tanya Gun bingung.
"Entahlah. Sini biar aku saja yang memotong itu kau tidak bisa mengerjakannya dengan benar" Keluh Krist sambil mengambil pisau yang Gun pegang dan mulai memotong sayur. Membuat mereka bertukar pekerjaan.
Tidak mereka sadari di ambang pintu dapur ada Singto dan New yang mengelengkan kepalanya tidak percaya. Melihat keadaan dapur yang persis seperti kapal pecah. Bahkan sangat berantakan dan tidak beraturan sama sekali.
"Lihat istrimu itu. Dia tidak bisa berbuat apapun dengan benar" Cela New pada Singto.
"Tutup mulutmu jika Kit mendengar kau memanggilnya dengan sebutan istri dia akan marah. Lagipula bukan hanya Kit. Lihat saja tunaganmu itu? Dia bahkan lebih parah daripada Kit" Balas Singto tidak mau kalah.
Gun dan New sudah bertunangan satu bulan sebelum Krist dan Singto menikah dua minggu yang lalu.
"Gunku tidak begitu. Dia bodoh hanya jika dia bersama dengan Kit saja" Bela New pada Gun.
"Jadi maksudmu Kit itu bodoh" Sahut Singto yang menatap New kesal.
"Bukankah memang seperti itu kenyataannya?" Ujar New.
Singto yang tidak terima ingin memukul kepala New. Tetapi mengurungkan niatnya saat mendengar teriakan dari Krist. Reflek Singto berlari menghampiri Krist yang kini tengah mengibas - ngibaskan tanganya yang baru saja tidak sengaja teriris oleh pisau.
Dengan cepat Singto menarik tangan Krist langsung menyeret Krist menuju westafel. Setelah itu membuka kran airnya dan menaruh jemari Krist yang berdarah di bawah guyuran air.
Krist tidak berani menatap Singto yang kini ada tepat di sampingnya. Karena Krist yakin sebentar lagi ia pasti akan terkena omelan darinya. Singto selalu melarang Krist untuk memasak dan hal lain yang berhubungan dengan dapur. Dan dengan nekatnya Krist tidak mengidahkan larangan Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]. All The Time We Spend Together [ Sequel A World That Is You ]
Fanfiction[ Completed ] Ini tentang kisah rumah tangga Krist dan Singto yang baru saja di mulai. Dan juga masih ada sedikit cerita tentang New dan Gun. Ini Sekuel dari ffku sebelumnya yaitu A World That Is You (Tentang seorang adik laki - laki yang menyukai k...