Dimulai dari suatu waktu,sebuah kereta yang berhenti di stasiun Jhaw,tiba tiba meledak seketika.Ledakan itu diduga dari bom yang letaknya belum diketahui.Ledakan pun menyebabkan keadaan di stasiun menjadi sangat panik.Banyak korban jiwa yang berjatuhan dalam insiden tersebut.Para ACP menganggap kalau ledakan itu adalah perbuatan dari sekelompok teroris.Kini para agen ACP mulai turun tangan menangani kasus ini.
Sidram Bhatra seorang penulis terkenal berada di stasiun itu saat insiden.Beruntungnya Sidram tak terluka.Sidram saat itu sedang memesan kopi susu di stasiun hingga dirinya jauh dari kereta yang meledak itu.Untuk mengenang insiden tragis itu,Sidram berencana untuk membuat sebuah novel yang berjudul”Train and Bomb”.Jadi setiap orang dapat mengenang kejadian itu dengan membaca novelnya.Kini Sidram mulai membuat novel itu.
Bulan demi bulan berlalu,kini Sidram sudah selesai membuat novel Train and Bomb.Namun malam harinya,rumah Sidram diserang oleh beberapa orang asing yang menggunakan topeng hitam.Mereka mengancam Sidram dengan menodongkan pistol ke arah kepala Sidram.Sidram yang saat itu tak bisa berbuat banyak harus kehilangan novel yang baru selesai dibuatnya.Setelah mengambil novel Sidram,sekelompok orang itu pergi dari rumah Sidram.Beruntungnya kejadian itu terekam oleh cctv sehingga Sidram dapat barang bukti untuk lapor ke polisis .Sidram mulai curiga kalau sekelompok orang itu adalah suruhan Bahar Shyamaluddin yang merupakan seorang penulis seperti Sidram.Bahar dulunya adalah seorang penulis paling top diantara semua penulis namun saat Sidram muncul posisinya mulai tersaingi oleh Sidram.
Flash Back,dahulu sebelum Sidram menjadi seorang penulis Sidram hanya seorang mahasisiwa yang bekerja sebagai pekerja paruh waktu.Waktu luang adalah sesuatu yang jarang ia dapatkan.Meskipun dia mendapatkan waktu luang,Sidram menggunakannya untuk menulis novelnya sendiri.Hingga saat novelnya itu sudah beres dia pun mengirim novelnya ke suatu penerbit.Dan tak disangka novelnya itu menjadi novel terbaik.Tadinya penulis terbaik hanya Bahar namun kini Sidram pun ada di posisinya.Semenjak saat itu Bahar seperti ingin menghancurkan Sidram suatu saat.
Kembali ke sekarang,dimana setelah kejadian malam itu,paginya Sidram melaporkan kejadian itu kepada polisi dan mengatakan kalau firasatnya Bahar dibalik kejadian malam itu.
Sementara itu,ACP masih terus menyelidiki ledakan kereta itu.Mereka khawatir kalau kelompok teroris itu membahayakan keselamatan umum.Shaghram Dutta seorang anggota ACP harus kembali mencari barang untuk informasi.
Kembali ke Sidram,sidang mulai dibuka.Bahar yang membantah pernyataan Sidram mulai meluapkan emosinya.Sidram pun mulai menunujukan rekaman cctv rumahnya mengenai kejadian malam itu.Namun Bahar tetap membantah ikut.Hakim pun memutuskan kalau Bahar belum bisa dijadikan terdakwa karena rekaman cctv Sidram tidak cukup kuat untuk membuktikan Bahar salah.Bahar yang setelah menyelesaikan sidang mulai tersenyum sembunyi kepada Sidram.Dari situ Sidram semakin yakin kalau Bahar adalah pelaku dibalik semua ini.
Dutta yang masih menjalankan tugas tidak menemukan barang lain lagi.Dia sudah menyelidiki semua bagian tempat itu namun tak menemukan barang yang bersangkutan dengan insiden kereta itu.Dia pun memutuskan untuk kembali.Saat dia kembali di perjalanan dia berhenti di sebuah cafe dan bertemu dengan Sidram.Dutta mulai berkenalan pada Sidram dan mengatakan kalau Dutta sangat suka dengan novel pertama Sidram.Dutta lalu mengatakan pada Sidram untuk membuat novel barunya namun Sidram menceritakan pada Dutta kalau novelnya telah dirampas oleh sekelompok orang asing dan dia masih mencari pencuri novelnya itu.Tadinya Dutta mau mengatakan kalau dia mau membantu Sidram namun dia pun harus menjalani tugas yang diberikan ACP padanya.
Malam harinya,Sidram menelepon Dutta untuk meminta bantuan.Dutta yang menerima telepon dari Sidram ragu untuk membantu Sidram menemukan novelnya.Namun sesudah itu Dutta mulai mengatakan “iya”pada Sidram.
Besok paginya,Sidram dan Dutta bertemu di cafe yang sama seperti kemarin.Dutta mulai membantu Sidram untuk menemukan novelnya yang hilang.Sementara dia juga harus menyelidiki teroris yang bertanggung jawab atas insiden kereta itu.Sidram menjelaskan pada Dutta kalau novelnya berisi tentang insiden kereta itu.Sidram berniat menjadikan novel itu untuk mengenang peristiwa itu.Akhirnya Dutta berpikir kalau orang yang mencuri novel Sidram ada kaitannya dengan teroris itu.Sehingga kalau dia membantu Sidram mungkin dia bisa menemukan petunjuk.Akhirnya Dutta dan Sidram memutuskan untuk masuk kedalam rumah Bahar malam nanti.
Malam pun tiba.Kini Sidram dan Dutta memulai aksi mereka melalui pintu belakang.Keadaan yang gelap dan sepi membuat mereka mudah melakukan aksi mereka.Selama 3 jam lebih mereka mencari novel Sidram namun mereka belum menemukan apapun.Mereka pun bergegas kembali.
Dutta masih bertanya tanya mungkin sesorang itu mencuri novel itu untuk dijual.Dutta pun segera menayarankan Sidram untuk pergi ke perusahaan penerbit buku dan mencari novelnya yang hilang.Kemungkinan novelnya itu sudah diterbitkan.Mereka pun segera menyusiri setiap penerbit buku namun tak ada novel milik Sidram.Ketika mereka akan ke satu perusahaan penerbit buku tiba tiba mereka melihat Bahar.Bahar membawa tas hitam yang dia pegang sangat erat.Saat Bahar masuk,Dutta mengikutinya diam diam sementara Sidram menunggunya diluar.Ketika itu Bahar melakukan perbincangan yang sangat tertutup sehingga Dutta tak dapat mengetahui apapun.Dutta pun kembali menemui Sidram.Mereka pun bergegas pergi.Mereka terus berusaha menemukan novel itu.
Pada akhirnya Sidram memutuskan untuk menyiarkan berita ini di televisi agar semua orang tahu.Sidram mengatakan kalau ada yang berusaha menerbitkan buku yang berjudul”Train and Bomb”maka setiap perusahaan penerbit buku dilarang menerbitkan buku itu kecuali Sidram sendiri.Hal ini pun mendapatkan respon yang banyak dari masyarakat.
ACP yang mengetahui kalau Dutta membantu Sidram tanpa izin memecat Dutta.Namun Dutta tak pantang menyerah akan mencari teroris itu.Dia dan Sidram terus melakukan pencarian novel mereka.
Malam harinya,rumah Bahar diserang oleh seseorang dengan menembakya hingga tewas.Penjaga rumahnya yang waktu itu sedang di gudang tiba tiba terkejut mendengar suara tembakan.Dia langsung merasa sedih dan melaporkan hal ini pada polisi.
Besok paginya,Sidram ditangkap karena dicurigai sebagai pembunuh Bahar malam itu.Masyarakat yang tahu kalau Sidram ditangkap polisi mulai melakukan unjuk rasa terhadap polisi.Dutta yang mengetahui hal ini langsung pergi ke kantor polisi.Namun keadaan disana sangatlah tidak baik.Polisi dan warga saling beradu.Hal itu membuat kerusuhan semakin bertambah saat ada warga yang membakar ban bekas dan melemparnya ke arah polisi.Masyarakat ingin kalau Sidram dibebaskan.Dari kerusuhan ini banyak korban jiwa yang berjatuhan
Demi kebaikan semuanya Sidram dibebaskan dari tersangka namun dia harus melapor seminggu sekali kepada polisi setiap minggunya.
Kini Dutta dan Sidram akan menghentikan rencana ini dan meminta Sidram merelakan novel itu.Namun Sidram tetap ingin menemukan novel itu.
Malam harinya di atas gedung,Sidram terlihat akan melompat dari gedung.Dia ingin bunuh diri karena kehilangan novel yang dibuatnya selama 3 bulan.Tapi akhirnya setelah polisi dan Dutta datang aksi bunuh dirinya gagal.Sidram ditahan polisi dan harus segera menjalani masa rehabilitasi untuk memulihkan keadaannya.
Beralih ke ACP,mereka masih belum menemukan teroris yang menjadi pelaku insiden itu.Dikhawatirkan kalau kelompok teroris itu akan membahayakan umum lagi.Jadi kali ini setiap anggota ACP akan memeriksa setiap kereta di stasiun Jhaw.
Sementara itu,Sidram yang menjadi putus asa berencana untuk pergi ke Tokyo.Sidram lalu berpidato di sebuah saluran tv kalau dia berhenti menjadi seorang penulis.Dia lalu berkemas untuk siap pergi.Dia menaiki sebuah kereta di stasiun Jhaw.
Ketika di stasiun Jhaw,buku harian milik Sidram jatuh.Namun karena Sidram telah menaiki kereta akhirnya buku itu lepas dari Sidram.Tapi tiba tiba buku itu meledak dan menghancurkan stasiun kereta.Hampir seluruh masyarakat yang ada di stasiun tewas.Ledakan ini lebih parah daripada ledakan sebelumnya.Polisi danACP segera pergi kesana untuk menyelidiki stasiun.
Akhirnya ACP menemukan fakta kalau ledakan ini dan sebelumnya berasal dari bom yang dibawa oleh Sidram.Bom itu tak dapat diketahui karena berbentuk sebuah novel.Sidram ternyata yang menjadi pelaku teror dibalik semua ini.Itulah mengapa alasan Sidram menjauh dari kereta saat ledakan sebelumnya.Dan juga setelah penyelidikan lebih lanjut novel Sidram dirampas oleh kawan kawannya.Rekaman dan aksi todong pistol itu hanyalah sebagai bukti Sidram untuk menghancurkan Bahar.Dan yang paling mengejutkan adalah kalau Sidram merupakan orang yang telah menembak Bahar saat malam itu.Sidram ternyata pintar dalam merakit bom.
Tak lama berselang,Sidram menelpon Dutta sambil tertawa jahat.Berkat Dutta kini Sidram dan teman teman terorisnya berhasil menjalani misi teror.Dutta berusaha menghentikan penerbangan Sidram namun usahanya sia sia.Kini Dutta menyalahkan dirinya sendiri atas semua insiden ledakan yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Jhaw
Mystery / ThrillerBercerita dari Sidram Bhatra seorang penulis terkenal yang membuat novel dari sebuah tragedi ledakan kereta.Namun saat ia kehilangan bukunya masalah muncul dimana mana.Siapa orang yang harus bertanggung jawab atas semua masalah ini?