20

2.3K 80 2
                                    

Alex dan Jun saat ini sedang duduk berhadapan dan sibuk dengan pikirannya masing-masing, apalagi yang mereka pikirkan kalau bukan pesan dari Marco yang baru saja diterimanya beberapa menit lalu
"Jun, lo tau pentolan disini siapa?" Tanya Alex ke sahabatnya
"Kalau tahun lalu gua kenal, kak Louis soalnya tahun lalu juga pas kayak gini dia yang panglimanya tapi tahun ini gak tau gua" jawab Jun
"Kontak anak-anak yang biasa sama Louis atau nanganin ginian" perintah Alex " soal guru-guru ntar coba gua yang hendel yang penting anak-anak gak ada yang lolos" tutur Alex lagi dan langsung mendapat anggukan dari Jun. Tadi, anak-anak OSIS yang lain diperintahkan untuk membuat balikade di dalam gerbang dan memberi penjelasan anak-anak lain jika saat pulang sekolah telah tiba karena tidak pernah ada yang tahu apa yang akan terjadi tapi sebagai ketua OSIS, Alex merasa bertanggung jawab atas ini.
"Lex, kata Louis yang hendel tahun ini anak-anak yang biasa, panglimanya Marco dan yang Louis bilang sama kayak yang Marco bilang urusan penyerangan urusan mereka kita cuma suruh ngelindungin anak-anak" jelas Jun yang mendekat ke Alex setelah mendapat informasi dari informannya langsung
"Gila si Marco belum genep 1 bulan udah jadi panglima, bangga gini gua" ucap Jun yang langsung mendapat toyoran dari Alex
"Lo yang gila. Sahabat lo jenis kayak gini bangga" tutur Alex. Ia khawatir sahabatnya ini berulah dengan resiko dikeluarkan.
"Hahaha ya bangga lah gua, gak ada orang macem dia Lex. Yang lain nyari prestasi dia cari mati sama suster Levita" kata Jun sambil tertawa dan mengajak Alex untuk kembali ke kelas mengingat guru pelajaran terakhir sudah masuk 5menit yang lalu dan artinya mereka berdua sudah terlambat.

Bu Nat : Caroline, nanti ke ruangan saya
setelah bel renungan berbunyi ya
Setelah membaca pesan dari Bu Nat, Carol segera ijin ke pak Bruno selaku guru bahasa Inggris
Toktoktok
"Permisi bu" ucap Carol saat sudah memasuki ruang guru
"Masuk Carol" ucap Bu Nat
"Baik bu"
"Ini saya mau minta tolong kamu untuk fotokopiin buku kumpulan puisi ini sebanyak 10 rangkap untuk pertemuan kita nanti. Di fotokopian depan ya" ucap Bu Nat dan Carol hanya mengangguk menyetujui. Setelah itu Carol berjalan meninggalkan ruang Bu Nat membawa buku kumpulan puisi yang dimaksud. Sesampainya di tempat fotokopian yang ada di depan sekolah Carol langsung menyampaikan pesanan Bu Nat ke tukang fotokopi, sembari menunggu hasil fotokopian Carol duduk di kursi tunggu dan mengeluarkan HPnya dan menulis pesan untuk kedua sahabatnya

Cecan Receh (3)
Carol : ntar kalian balik duluan aja, jam 5 sore baru ke rumah ngerjain tugas tadi. Hari ini ada pertemuan buat persiapan lomba musikalisasi puisi. Jangan rindu
Tya : J.I.J.I.K
Dea : balik kelas woi renungan
Carol : lo jijik juga bakal kangen sama gua Ty, udah pernah De. Hahahaha. Bye

Setelah memberi kabar kepada dua sahabatnya, Carol segera menutup aplikasi percakapan tadi dan mulai berselancar di sosial medianya karena menunggu hasil fotokopian itu cukup lama dan pasti membosankan

"ALEX... ALEX.." teriak seorang cewek yang gak asing di telinga Alex saat dirinya sedang berdiri dekat gerbang sekolah bersama Jun dan beberapa anak OSIS mencegah agar anak-anak Xaverous tidak keluar dari gerbang saat ini
"Ngapa Ty?" Tanya Alex
"Caroline Lex Caroline" ucap Tya dengan nada panik
"Caroline kenapa?" kali ini Jun yang bertanya ke teman sekaligus sekretaris OSISnya ini
"Carol gak ada di kelas, belum balik ke kelas tepatnya dari tadi pas dipanggil sama Bu Nat setelah bel renungan" jelas Tya
"Udah lo periksa di aula atau ruang bu Nat?" Tanya Jun lagi, belum sempat Tya menjawab Alex sudah berlari menuju aula dan ruang guru, mencari gadisnya. Ntah apa yang ada dipikirannya tetapi saat ini pikirannya sedang tidak sehat, dari tadi pagi. Dia hanya tak ingin apa yang ada pikirannya benar-benar terjadi
"Lex, lo mau kemana?" Teriak Jun melihat Alex yang sudah melesat begitu saja
"Lo beneran soal tadi?" Tanya Jun ke Tya yang saad ini tanpa sadar sudah ada setitik bulir air mata diujung matanya
"Ngapain gua bercanda" ucap Tya dengan nada suara bergetar
"Udah lo periksa?"
"Dea lagi cek ke aula, tapi tadi di ruang Bu Nat gak ada karena gua ketemu beliau di koridor barusan" ucap Tya yang tanpa sadar sudah menangis
"Shit, udah lo jangan nangis" ucap Jun mencoba menenangkan Tya, ntah kenapa ia tidak suka melihat cewek di depannya ini menangis, tapi dipeluk juga gak mungkin. Tak beberapa lama Alex telah kembali dengan napas yang sudah memburu dan menepuk pundak Jun
"Jun, gua mau keluar lo jaga anak-anak jangan sampe ada yang lolos" ucap Alex yang sukses membuat Jun melotot, bukan hanya Jun, Tya yang saat ini masih di posisi tadi juga kaget. NEKAT itu satu kata untuk apa yang Alex ingin lakukan saat ini.
"Lex, gila ya lo? Gak lo gak boleh keluar. Lo tetep disini" ucap Jun yang juga disetujui oleh Tya
"Gua harus keluar Jun" ucap Alex yang sudah naik beberapa oktaf
"Lex. Please jangan gila. Ngapain lo keluar?" Tanya Jun yang tak kalah tinggi nadanya dengan Alex. Ia tahu Alex tak pandai dan tak pernah berkelahi apalagi tawuran, tetapi saat ini diluar gerbang sekolah SMA Xaverous sedang tawuran dengan SMA Bina Mulya perkara lomba basket kemarin Jumat. Alex yang mendengar pertanyaan Jun dengan nada yang cukup tinggi hanya dapat menatap tajam ke arah Jun tajam dan berkata "CAROL DILUAR BEGO" jawaban dari Alex itu sukses membuat Jun dan Tya kaget
"Darimana lo tau, lo salah kali" ucap Jun kali ini
"Lama kalo gua jelasin dulu ke lo" jelas Alex yang sudah beralih jalan ke arah Jerry
"Jer, buka gerbangnya. Gua mau keluar" ucap Alex tegas dan Jerry bingung karena disaat bersamaan Jun berkata untuk tidak membukakan gerbang
"JER, GUA BILANG BUKA GERBANGNYA" teriak Alex di depan muka Jerry seperti orang kesetanan dan itu membuat Jerry mau tak mau membuka gerbang membiarkan Alex berjalan keluar. Sebelum keluar tangannya di tahan oleh sahabatnya "lo gila keluar sendiri?mau mati lo?lo di belakang gua sama anak-anak ini" ucap Jun dingin yang sudah datang dengan beberapa anak-anak futsal yang biasa bermain dengannya dan tak jarang berantem setelah pertandingan. Jun hanya tak ingin sahabatnya ini terluka. Akhirnya Alex keluar dan dilindungi oleh anak-anak lain serta Jun.
"Makasih ya" ucap Alex dibalik bahu Jun
"Ntar minta maafnya kalo kita bertiga aman semua baliknya" kata Jun


Maaf buat kalian menunggu lama. Btw HAPPY NEW YEAR 2018 READERS semoga di tahun ini menjadi tahun yang lebih baik.
Sesungguhnya cerita bab ini ku buat di sela-sela waktuku jadi maafkan jika ceritanya aneh dan sedikit tidak nyambung. Nanti kalau ada waktu mungkin bakal di revisi tetapi nikamti saja cerita yang ini dulu. Semoga tidak baper dan membuat kalian semakin menunggu. Jangan lupa tetep di vote dan comment ya, comment kalian ku baca satu-satu walau bingung kadang mau dibales apa. Jangan cuma jadi silent riders karena ku suka sedih, banyak yang baca tapi sedikit yang vote dan comment😣.
Oiya soal Tya dan Dea, aku belum nemu visual orangnya. Kalau kalian mau ngasih saran ku terima dengan senang hati loh😘

Perfect Enemy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang