"Papa anda memiliki serangan jantung. Saya harap anda bisa membuat beliau agar tidak stress atau shock."
Mondy mengacak rambutnya sembari menyandar ke dinding. Duduk di depan ruang papanya dirawat karena belum sadar. Mengingat kalimat dokter yang mengatakan jantung papanya sudah tidaklah normal.
Sedih. Mondy sedih papanya sakit parah. Sedih lagi, ini artinya Mondy diharuskan menuruti kemauan papanya agar papanya tidak naik darah dan kembali sakit. Bukan ingin jadi anak yang membangkang. Tapi keinginan papanya itu selalu bertolak belakang dengan kemauan Mondy.
Mondy menghela nafas berat.
"Astaga gue sampai lupa kabarin Raya." Ucapnya baru sadar. Segera ia mengeluarkan handphone dari sakunya bermaksud memberi kabar Raya. Namun Mondy tak sengaja memencet pesan terbaru dari nomor tak dikenal.
Kedua mata Mondy membulat melihat isi pesan itu. Sebuah foto Raya dipakaikan helm oleh seorang cowok yang terlihat senyum bahagia melihat wajah Raya.
Rahang Mondy mulai mengeras. Dadanya merasa panas. Moodnya sedang buruk usai mendengar kondisi papanya. Kini malah ia mendapatkan pesan menguras emosi foto Raya dengan cowok lain. Saking emosinya sampai Mondy enggan melihat pesan masuk dari Raya bahkan enggan untuk membalas. Mondy sampai mematikan ponselnya.
"Anda keluarga pasien? Ini resep obat ayah anda dari dokter sudah bisa ditebus di apotik." Ucap seorang suster tiba-tiba.
Mondy meraih kertas yang diberi suster. Kemudian beridiri dan jalan menuju apotik di rumah sakit ini. Ditengah jalannya, ia membelokkan diri ke kamar mandi untuk buang air kecil.
Di sisi lain, Raya dan Adam masih di dalam perjalanan menuju rumah sakit. Kini mereka sedang melewati jalanan sepi jalanan yang sisi-sisinya hanya pepohonan. Hanya butuh 5 km lagi untuk mencapai jalan Raya lagi.
Saat beberapa meter melaju, tiba-tiba Adam ngerem mendadak sebab ada seseorang naik motor menyalip dia dan berhenti di depannya. Tepat setelah itu, lalu terdengar deruan motor-motor lainnya menyusul. Bermunculan berhenti di depan motor Adam seperti orang pertama.
"Lo kenal mereka dam?" Tanya Raya agak panik.
"Mereka mantan temen gue. Gue dulu gabung di geng mereka." Jawab Adam. "Ayo turun ray."
Raya pun turun dari motor, Adam juga. "Biar gue urus. Lo tunggu disini." Ucap Adam yang lalu melangkah ke depan menghampiri orang-orang brandal yang menghadang jalannya itu.
Raya cemas, diapun berinisiatif menghubungi orang yang akan selalu melindunginya. Siapa lagi kalau bukan Mondy. Raya menelfon Mondy.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.
"Kok gak aktif sih." Ucap Raya lalu menelfon lagi.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.
"Astaga mon. Angkat dong."
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.
Tidak aktif juga. Akhirnya Raya pun mengetik pesan untuk Mondy. "Mondy tolongin gue." Kemudian sharelock.
Di sisi lain, Adam masih berbincang dengan orang-orang di depannya.
"Gue udah bilang gue gamau lagi gabung geng-gengan motor. Udahlah stop gangguin gue. Jalani hidup masing-masing." Ucap Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Pertama
Teen FictionJatuh cinta dengan cewek lain saat sudah mempunyai pacar itu rasanya.. Tanyakan pada Boy, dia mengalami itu. Jatuh cinta dengan cewek yang selalu membuatnya marah itu rasanya.. Tanyakan pada Mondy, dia mengalami itu. 💞 Kali pertama mengenal Cinta...